Rabu, 08 Februari 2012

Home » » [review] Devil May Cry 4

[review] Devil May Cry 4

Bersiap-siaplah karena game action hardcore telah datang di tengah-tengah kita. Well, jujur saja, saya termasuk orang yang paling menanti-nantikan munculnya sekuel Devil May Cry pada era next-gen. Rasanya sulit membayangkan evolusi grafis yang akan terjadi pada episode ini, mengingat game ini merupakan serial pertama Devil May Cry yang merupakan sekuel langsung dari Devil May Cry 2. Sekedar mengingatkan, Devil May Cry 3 merupakan episode prekuel dari serial Devil May Cry 1 hal ini pastinya menambah penasaran kamu untuk mengikuti kelanjutan petualangan Dante setelah akhir dari episode Devil May Cry 2. Jadi, langsung aja kita simak kenapa Devil May Cry 4 masuk ke jajaran game yang harus kamu miliki dan mainkan.



Dalam game ini Capcom tahu kamu pasti tidak akan merasa cukup kalau Dante hanya seorang diri melawan demon-demon yang bertebaran di sepanjang permainan. Capcom biasanya memberikan kita karakter kedua atau ketiga, yang jelas kali ini Dante tidak hanya ditemanin bidadari cantik nan sexy seperti pada serial terdahulunya. Dante kali ini memiliki seorang rival, Vergil? Bukan, kali ini saudara kembar Dante tidak mengisi posisi rival. Kedudukan seorang rival dalam Devil May Cry 4, diserahkan kepada seorang anak muda yang mempunyai sedikit darah iblis dan memiliki gaya bertarung yang mirip dengan Dante pada Devil May Cry orisinil.



Nama pemuda tersebut adalah Nero, berbeda dengan Dante yang memang anak dari Sparda, Nero hanya memiliki tangan kanan yang berbentuk seperti tangan demon. Dengan tangannya, Nero dapat menarik sebuah target dari jarak yang cukup jauh kemudian menyerang dengan kombo-kombo dahsyat atau langsung menghempaskan musuh yang terpegang ke atas tanah. Secara garis besar, Nero memiliki gaya bertarung yang menyerupai Dante pada Devil May Cry 1 sedangkan Dante masih bertahan dengan bermacam-macam gaya bertarung yang dia miliki pada Devil May Cry 3. Cerita Devil May Cry 4 berseting sebuah kota yang memiliki kepercayaan bawah Sparda adalah seorang Tuhan sekaligus penyelamat. Dalam sebuah upacara Nero sebagai seorang prajurit muda melihat dante datang melalui atap dan melakukan penembakan terhadap pemimpin dari Order of the Sword. Nero yang tidak mengetahui siapa Dante menjadi geram, dia ingin membalas perlakuan Dante kepada pemipin Orde dan teman-temannya. Hal ini membawa Nero ke dalam dua puluh misi yang penuh dengan balas dendam dan penghiantan, semuanya dilalui demi memburu Dante anak sang Sparda. Nero sebagai anak muda yang dilukiskan ceroboh dan sedikit kikuk bila menghadapi wanita, selain itu dia juga sangat mudah marah dibandingkan dengan Dante. Sedangkan Dante lebih terlihat bijaksana walaupun sedikit lebih crewet dibanding Dante pada Devil May Cry 1. Selain itu cara bertarung keduanya sangat berbeda satu sama lain Nero sangat diuntungkan dengan adanya tangan demon yang dapat menjangkau musuh dari jarak jauh. Sedangkan Dante walau sedikit kerepotan bila menghadapi musuh yang berada diluar jangkauannya, gaya bertarung Dante lebih efektif dibandingkan Nero.

Seperti semua serial Devil May Cry, setiap berakhirnya sebuah misi perolehan poin akan dievaluasi dan terlihat hasilnya belakangan. Seberapa cepat kamu menyelesaikan misi, berapa banyak kamu mendapatkan orb dan seberapa keren kamu membantai musuhmu. Tentunya bagian yang terpenting adalah seberapa banyak kombinasi serangan yang kamu keluarkan sepanjang misi, hal ini dapat diukur dari peringkat D sampai dengan SSS. Selain gaya yang dipakai, seberapa sering kamu terpukul musuh mempengaruhi peringkat akhir yang diperoleh dalam sebuah misi. Ada dua buah fitur yang cukup membantu selama memainkan game Devil May Cry 4


Pertama, kini kita dapat langsung keluar dari sebuah misi dan tetap mendapatkan segala orb dan proud soul yang diperoleh sebelum kamu memutuskan keluar dari sebuah misi. Hal ini memudahkan kita untuk mengumpulkan orb dibandingkan mengulangi sebuah level secara terus menerus. Yang kedua, kini kemampuan yang sudah dibeli dapat dikembalikan dan orb yang dipakai untuk membeli kemampuan tadi, dapat digunakan untuk membeli kemampuan yang lainnya. Tentunya kamu ingin memiliki semua kemampuan Dante dan Nero, kedua fitur baru di atas tentunya sangat membantu kamu. Devil May Cry 4 adalah Devil May Cry pertama yang tidak memaksimalkan peran Dante. Di dalam game, Dante hanya berperan sebagai pengisi plot cerita yang kosong selama permainan. Tokoh utama Devil May Cry 4 diperankan oleh Nero, tetapi dari segi kemampuan bertarung Nero terlihat kedodoran dibandingkan Dante. Untuk serangan jarak jauh, pistol Nero “Blue Rose” kalah cepat dibandingkan milik Dante “Ebony & Ivory”. Untuk menambah kekuatan serangan Dante bisa berganti-ganti senjata, sedangkan Nero harus puas dengan satu buah tipe senjata. Untuk serangan combo, Dante bisa berganti-ganti gaya serangan kapan saja dan dimana saja. Nero harus puas dengan serangan monoton yang dia lakukan dengan pedang konyol yang entah kenapa mengingatkan saya pada motor bebek.



Desain stage kali ini terasa kurang menggigit, sementara Nero maju kedepan melalui jalur-jalur yang cukup menantang pada awalnya. Dante malah mundur kebelakang melewati jalur yang sama dengan Nero, tetapi kali ini prosesnya dibalik. Benar-benar cukup membosankan untuk sebuah game sekelas Devil May Cry. Jujur saja bahkan Devil May Cry 2 yang selalu dihujat sebagai Devil May Cry terburuk, masih memiliki desain stage yang lebih baik dibandingkan Devil May Cry 4. Secara pribadi saya merasakan stage yang ada di dalam game Devil May Cry 4 jauh lebih mudah dibandingkan seri terdahulunya. Tetapi hal ini cukup berubah setelah saya merasakan tingkat kesulitan Dante Must Die. Dalam mode Dante Must Die, tingkat kesulitan yang saya alami melebihi tingkat kesulitan Dante Must Die pada Devil May Cry 3. Mungkin ketika memainkannya akan ada kontroler yang rusak terbanting, diselingi tawa sinis penuh rasa putus asa.



Grafis dalam game Devil May Cry 4 sangat indah. Penuh dengan monster? Sudah pasti! Semua detail yang ditampilkan dalam game merupakan buah kerja keras Capcom, dalam mengembangkan engine MT Framework. Selain itu kini perhitungan physic yang ditambahkan dalam engine tersebut membuat tiap gerakan karakter terlihat makin realistis. Contohnya, jubah Dante kini bergerak-gerak indah dan mengikuti gerakan dante secara natural. Masalah kamera masih ditemui dalam Devil May Cry kali ini. Walaupun masalah ini dapat diselesaikan secara manual melalui penyetelan kamera dengan menggunakan tombol analog kanan. Tetapi beberapa adegan terlihat buruk dan sedikit menyusahkan, karena kesalahan pengambilan sudut pandang. Kedua versi Devil May Cry cukup berimbang, pada versi PS3 grafis yang ditawarkan pada cutscene sedikit lebih halus dibandingkan versi Xbox 360. sedangkan tingkat gelap terang pada kedua versi sama-sama tidak setabil. Dari segi sound, game ini memiliki semua kelebihan yang dapat ditawarkan oleh sebuah game dengan tata suara dahsyat. Semua terdengar jernih dan tidak bertabrakan. Bahkan saya sangat menganjurkan penggunaan home theater agar suara yang dihasilkan memiliki kualitas sesuai aslinya.


http://www.kotakgame.com/review/detail_review.php?page2=2&g=9&dt=21&c=0#contenta

0 komentar :

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys