Senin, 16 September 2013

Home » » [review] Splinter Cell : Blacklist

[review] Splinter Cell : Blacklist

August 29, 2013   ·   
 
Sulit dan mustahil untuk diselesaikan, kesan pertama inilah yang mungkin menghampiri benak para gamer yang sempat mencicipi Splinter Cell di masa awal kelahirannya. Franchise yang berputar pada kisah agen spionase – Sam Fisher ini memang membawa sebuah sensasi game stealth action murni, dimana ketepatan berpikir, strategi, dan analisa lingkungan memainkan peranan yang lebih penting daripada sekedar berjalan dan beraksi membabi buta. Sayangnya, seiring dengan perkembangan zaman, Splinter Cell justru jatuh pada pusaran tren mainstream dengan beberapa penambahan fitur yang membuat sisi aksinya terasa lebih kentara. Seperti yang terjadi dengan seri Conviction.

Tidak berlebihan rasanya jika ada sedikit rasa skeptis bagaimana Ubisoft akan mempresentasikan sang seri terbaru – Splinter Cell: Blacklist. Beberapa demo awal yang dirilis justru memperlihatkan Sam Fisher yang tidak segan untuk berperang terbuka, bahkan dengan dukungan misil untuk menjatuhkan korban secara masif sekaligus. Untungnya, Ubisoft tidak cukup “gila” untuk mengubah identitas Splinter Cell di versi final rilisnya. Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah memiliki sedikit gambaran kasar akan Splinter Cell: Blacklist ini.

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh petualangan terbaru dari Sam Fisher ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai seri yang memenuhi antisipasi fans? Review ini akan mengupasnya lebih dalam.

Plot

Si jagoan tua - Sam Fisher kembali beraksi lewat Splinter Cell: Blacklist.
Si jagoan tua – Sam Fisher kembali beraksi lewat Splinter Cell: Blacklist.

Tiga tahun setelah pertarungan beratnya di Conviction, usia Sam Fisher yang kian menua tidak menghalangi fakta bahwa ia merupakan salah satu agen terbaik Amerika Serikat. Di bawah pimpinan sang Presiden sendiri, Fisher ditunjuk sebagai pemimpin dari sebuah unit counter-terrorism terbaru – Fourth Echelon yang memang dibentuk untuk menangkal semua ancaman bagi eksistensi Amerika Serikat sendiri. Tidak perlu menunggu lama, tantangan terbesar bagi Fourth Echelon sudah berada di depan mata.

Terorganisir rapi dengan jaringan dan informasi yang luas, serangan teroris baru dalam format baru menghantui Amerika Serikat. Sebuah kelompok yang menamakan dirinya sebagai “The Engineer” menggelar serangkaian rencana serangan yang mereka sebut sebagai “The Blacklist”, yang ditujukan untuk melumpuhkan beberapa sektor kehidupan Amerika. Tuntutan mereka tidak main-main, meminta Amerika untuk menarik semua pasukan militer mereka dari dua pertiga negara di seluruh dunia. Jika tidak dipenuhi? Berbagai serangan dengan ragam tema siap untuk menerjang dalam siklus waktu tertentu. Serangan terhadap pangkalan militer udara AS di Guam menjadi bukti keseriusan The Engineer.

Tiga tahun setelah event di Conviction, Fisher kini menjadi kepala Fourth Echelon - unit khusus baru.
Tiga tahun setelah event di Conviction, Fisher kini menjadi kepala Fourth Echelon – unit khusus baru.

Tidak perlu menunggu waktu lama untuk mengetest kepemimpinan Sam Fisher, Sebuah serangan teroris berhasil meluluhlantakkan markas militer AS di Guam.
Tidak perlu menunggu waktu lama untuk mengetest kepemimpinan Sam Fisher, Sebuah serangan teroris berhasil meluluhlantakkan markas militer AS di Guam.


Fisher kembali terpanggil untuk mencegah hal ini terjadi.
Fisher kembali terpanggil untuk mencegah hal ini terjadi.

Sam Fisher pun terpanggil untuk kembali mengemban tugas patriotik yang tentu saja tidak akan mudah. Dengan markas mobile Fourth Echelon – sebuah pesawat raksasa bernama Paladin, Sam Fisher mulai mencari siapa saja yang bertanggung jawab atas eksistensi The Engineer dan tentu saja mencegah mimpi buruk The Blacklist tercapai.
Mampukah Sam Fisher melakukan hal ini? Siapa sebenarnya aktor di belakang The Engineer? Konspirasi seperti apa yang tengah terjadi? Semua pertanyaan ini dapat Anda jawab dengan memainkan Splinter Cell: Blacklist ini.

Mekanik gameplay yang ditawarkan oleh Splinter Cell sebagai sebuah franchise memang mengalami transformasi yang cukup signifikan dibandingkan kelahiran seri-seri awalnya di masa lalu. Tingkat kesulitan yang mungkin terhitung tidak manusiawi untuk mereka yang tidak terlalu senang dengan gaya gameplay stealth yang menjadi fokus mungkin akan segera menyerah dan angkat kaki dari franchise yang satu ini. Untuk menjaring massa yang lebih besar, Ubisoft memutuskan untuk merombak mekanik tersebut di Splinter Cell: Conviction. Bukan untuk mengubah intisari dan identitas franchise ini, tetapi memberikan lebih banyak kebebasan bagi gamer untuk menentukan gaya gameplay mereka sendiri. Kekuatan inilah yang juga ditawarkan oleh Splinter Cell: Blacklist.

Kemiripan mekanisme gameplay yang ditawarkan oleh Blacklist memang merepresentasikan gaya yang begitu serupa dengan Conviction. Kita tidak hanya sekedar membicarakan sudut pandang kamera atau animasi gerak dari Fisher, tetapi juga sisi aksi yang ada. Anda masih bisa melakukan mark dan execution secara langsung jika memang mengandalkan senjata ber-silencer Anda sebagai kekuatan utama. Kebebasan untuk menaklukkan setiap ancaman dengan takedown, lethal maupun non-lethal, secara fisik juga terbuka lebar, apalagi jika Anda memang mencari sensasi yang lebih klasik. Serupa bukan berarti sama, ada beberapa perubahan mekanik yang juga pantas untuk dicatat.




Tidak hanya bisa menundukkan musuh dari cover terdekat Anda, Fisher kini juga akan secara otomatis menyembunyikan mayat tersebut di area cover Anda. Mengecilkan resiko terekspos oleh pasukan musuh.
Tidak hanya bisa menundukkan musuh dari cover terdekat Anda, Fisher kini juga akan secara otomatis menyembunyikan mayat tersebut di area cover Anda. Mengecilkan resiko terekspos oleh pasukan musuh.

Tidak ada lagi indikator untuk memperlihatkan status stealth Anda. Anda harus mengira-ngira sendiri apakah kegelapan yang Anda gunakan memang membuat Anda tidak terlihat atau justru menjadi celah mimpi buruk.
Tidak ada lagi indikator untuk memperlihatkan status stealth Anda. Anda harus mengira-ngira sendiri apakah kegelapan yang Anda gunakan memang membuat Anda tidak terlihat atau justru menjadi celah mimpi buruk.

Selain segudang senjata baru untuk membantu Anda menyelesaikan setiap misi yang ada, Blacklist juga menyuntikkan beberapa mekanik baru yang terhitung cukup signifikan. Pertama adalah hadirnya sistem takedown from cover, yang tidak lagi menuntut Anda untuk keluar dari cover dengan resiko terekspos untuk menundukkan setiap ancaman yang ada. Fisher akan secara otomatis menundukkan ancaman ini dan menyembunyikan sang mayat dari pandangan musuh ke tempat berlindung terdekat Anda. Mengkombinasikannya dengan siul untuk menarik perhatian, ini akan menjamin gaya permainan stealth Anda terus berlangsung. Perubahan mekanik lain yang cukup signifikan? Fakta bahwa Anda kini tidak lagi disuguhi dengan indikator apapun terkait kondisi stealth Anda dalam kegelapan. Anda harus mengira sendiri dan menempuh resiko apakah kegelapan yang tengah Anda gunakan cukup untuk membuat Anda tersembunyi atau tidak.

Jalinan plot utama yang ditawarkan mungkin mepreresentasikan mekanik Conviction yang kentara. Namun ada beberapa side mission yang akan memuaskan para pencinta seri klasiknya.
Jalinan plot utama yang ditawarkan mungkin mepreresentasikan mekanik Conviction yang kentara. Namun ada beberapa side mission yang akan memuaskan para pencinta seri klasiknya.

Beberapa side mission menuntut dan memaksa Anda untuk bermain secara stealth ala seri klasik Splinter Cell.
Beberapa side mission menuntut dan memaksa Anda untuk bermain secara stealth ala seri klasik Splinter Cell.

Jika mirip dengan Conviction, mengapa kami menyebut Blacklist sebagai seri yang mampu memfasilitasi kebutuhan fans lawas franchise ini, yang memang lebih mengagungkan gaya bermain stealth? Jawabannya ada pada sistem side-mission yang kini juga diterapkan oleh Ubisoft. Alih-alih hanya bergerak dalam benang merah cerita utama, Ubisoft memungkinkan Anda untuk memilih dan menyelesaikan segudang misi tambahan untuk keuntungan tersendiri di luar tambahan cerita untuk melengkapi plot utama yang ada. Di sinilah sensasi klasik Blacklist terasa lebih kentara. Beberapa misi benar-benar menuntut Anda untuk menyelesaikan setiap objektif secara tersembunyi, bahkan tanpa boleh menimbulkan kecurigaan musuh sama sekali. Di misi-misi seperti ini, kebutuhan untuk berpikir strategis, mengenali lingkungan dengan lebih baik, dipadukan dengan tingkat kesulitan yang menantang akan membuat fans klasik Splinter Cell terpuaskan. Jika masih tidak cukup puas? Anda selalu punya opsi untuk mengubah tingkat kesulitan menjadi “Perfectionist” untuk ekstra tantangan.

Dengan cita rasa Conviction yang kentara di mode solo campaign, alternatif tingkat kesulitan yang lebih beragam, dan sensasi klasik di beberapa side mission yang ditawarkan, Blacklist menjadi sebuah paket lengkap untuk memfasilitasi kebutuhan fans baru dan klasik dari franchise Splinter Cell sendiri.

Kini Hadir dengan Fitur Kustomisasi

Salah satu fitur yang membuat Blacklist berbeda dengan seri Splinter Cell sebelumnya? Anda kini dapat melakukan kustomisasi pada perangkat yang digunakan oleh Fisher.
Salah satu fitur yang membuat Blacklist berbeda dengan seri Splinter Cell sebelumnya? Anda kini dapat melakukan kustomisasi pada perangkat yang digunakan oleh Fisher.

Salah satu hal yang membuat Splinter Cell: Blacklist tampil unik dan berbeda dibandingkan dengan seri-seri Splinter Cell sebelumnya adalah fitur kustomisasi yang ia tawarkan. Tidak lagi harus terjebak dengan sosok Sam Fisher yang ditawarkan oleh Ubisoft begitu saja, Anda kini memiliki opsi untuk memperkuatnya dan menjadikannya agen yang jauh lebih dapat diandalkan. Dengan mengumpulkan uang yang bisa didapatkan dari menyelesaikan misi samping atau objektif-objektif kecil di dalam misi utama, Anda dapat membeli equipment dan perlengkapan yang lebih kuat untuk memastikan aksi Sam Fisher yang lebih mudah. Dari pakaian, senjata, hingga segudang teknologi yang bisa dibuka, kustomisasi ini menjadi faktor pendorong ekstra untuk menyelesaikan setiap ekstra misi yang ditawarkan. Kustomisasi ini juga menghasilkan perubahan di sisi kosmetik.

Dengan uang yang dikumpulkan sepanjang misi, Anda dapat membeli dan menggunakan equipment spesifik yang lebih kuat.
Dengan uang yang dikumpulkan sepanjang misi, Anda dapat membeli dan menggunakan equipment spesifik yang lebih kuat.

Anda juga memperkuat Paladin untuk menghasilkan buff permanen tertentu.
Anda juga memperkuat Paladin untuk menghasilkan buff permanen tertentu.

Kustomisasi tidak hanya mempengaruhi performa, Fisher juga akan terlihat berbeda.
Kustomisasi tidak hanya mempengaruhi performa, Fisher juga akan terlihat berbeda.

Tidak hanya sekedar pakaian dan senjata, uang yang Anda dapatkan juga dapat digunakan untuk  memperbaiki dan mengembangkan Paladin – basis Fourth Echelon lebih jauh. Setiap upgrade yang Anda beli akan menghasilkan buff permanen tertentu, baik di solo campaign maupun co-op, dari mempercepat proses regenerasi health hingga membuka radar untuk mengetahui tata letak musuh dalam jarak tertentu. Sama seperti item dan equipment yang bisa dikustomisasi, upgrade Paladin ini juga menjadi bagian esensial yang tidak bisa diganggu gugat. Management uang sangat dibutuhkan untuk menyaring teknologi dan kemampuan apa saja yang terpenting bagi gaya bermain Anda sendiri. Anda punya kesempatan untuk membangun Sam Fisher pribadi Anda.

Mode Multiplayer yang Esensial

Multiplayer menjadi bagian yang penting untuk mendapakan pengalaman Blacklist yang lebih optimal.
Multiplayer menjadi bagian yang penting untuk mendapakan pengalaman Blacklist yang lebih optimal.


Popularitas yang berhasil dibangun oleh Splinter Cell sebagai franchise memang berakar pada kemampuannya untuk menawarkan mode solo campaign dengan jalinan plot sinematik ala Hollywood yang luar biasa. Walaupun Splinter Cell: Blacklist tetap menawarkan pesona tersebut, namun optimalisasi pengalaman justru terletak pada mode multiplayer online yang ia tawarkan, terutama di sisi kooperatif.

Kembalinya mode Spy VS Mercs menjadi pembuka yang manis untuk Splinter Cell: Blacklist. Mode klasik ini memang menawarkan pengalaman multiplayer yang kompetitif, namun di sisi yang lain, tetap meminta Anda untuk berpikir strategis dan membangun kerjasama yang erat dengan teman satu tim Anda. Ketika berperan sebagai Spy, misi Anda terhitung sederhana.

Bergerak cepat dan tersembunyi, menjadi seorang Spy memang membutuhkan tantangan tersendiri.
Bergerak cepat dan tersembunyi, menjadi seorang Spy memang membutuhkan tantangan tersendiri.

Sudut pandang akan langsung berganti begitu Anda menjadi Merc.
Sudut pandang akan langsung berganti begitu Anda menjadi Merc.

Meretas setiap objektif yang ada dan kemudian mencari tempat bersembunyi terbaik agar tidak dapat terlihat oleh para Mercs yang memburu Anda. Kegelapan akan menjadi teman terbaik Anda, sekaligus juga kebutuhan untuk menguasai medan pertarungan. Ketika berperan sebagai Mercs, Anda akan langsung disuguhi dengan sudut pandang first person dengan satu misi utama: mencegah Spy meretas objektif yang ada. Gameplay yang ditawarkan terhitung seimbang. Spy yang memang tidak memiliki senjata berat sama sekali akan disuguhkan dengan medan penuh area gelap untuk bertahan hidup dan melemparkan serangan balik.

Namun bukan mode kompetitif yang menarik dari fitur online multiplayer yang ditawarkan oleh Blacklist, melainkan mode kooperatifnya. Menyelesaikan sebuah misi bersama dengan gamer lain tentu menghasilkan pengalaman yang jauh lebih berbeda: tidak hanya membuatnya lebih mudah, tetapi juga membuat Anda dapat mengakses beberapa area yang tidak bisa dicapai dengan hanya bermain secara solo. Beberapa side mission, seperti milik Briggs bahkan hanya bisa diakses dengan mode multiplayer kooperatif. Diceritakan dalam bentuk plot berkesinambungan dan melengkapi celah cerita yang ditawarkan solo campaign, side mission Briggs ini terhitung esensial. Menariknya lagi, pengalaman gameplay yang ia tawarkan bahkan lebih beragam, kaya, dan lebih baik daripada mode solo campaign-nya sendiri. Setidaknya cukup untuk menyita waktu kami lebih banyak.

Salah satu pesona dari multiplayer Blacklist justru terletak pada mode kooperatifnya, terutama side mission dari Briggs. Tidak hanya melengkapi cerita, ada pengalaman unik yang tidak didapatkan di mode single player.
Salah satu pesona dari multiplayer Blacklist justru terletak pada mode kooperatifnya, terutama side mission dari Briggs. Tidak hanya melengkapi cerita, ada pengalaman unik yang tidak didapatkan di mode single player.

Semua juga terjadi secara real-time. Ketika Anda menggunakan Briggs di salah satu misi, Anda diminta untuk menembakkan misil dari Drone.
Semua juga terjadi secara real-time. Ketika Anda menggunakan Briggs di salah satu misi, Anda diminta untuk menembakkan misil dari Drone.

Ketika Anda memainkan misi co-op ini dari kacamata  Sam Fisher, BOOM! Ledakan yang dipicu oleh Briggs (user lain) terjadi secara real-time di layar Anda.
Ketika Anda memainkan misi co-op ini dari kacamata Sam Fisher, BOOM! Ledakan yang dipicu oleh Briggs (user lain) terjadi secara real-time di layar Anda.

Sayangnya mode ini masih memuat beberapa bug fatal yang bahkan mencegah Anda bergerak ke area selanjutnya.
Sayangnya mode ini masih memuat beberapa bug fatal yang bahkan mencegah Anda bergerak ke area selanjutnya.

Walaupun demikian ada beberapa catatan, atau boleh terbilang kekurangan yang pantas untuk diperhatikan dari mode kooperatif online ini. Fakta bahwa Anda akan menempuh misi bersama dengan user misterius lain yang tidak Anda kenal tentu saja mengharuskan Anda untuk membangun komunikasi yang tepat, setidaknya memastikan diri Anda dapat bekerja sama dengan baik. Sayangnya, Ubisoft menawarkan media komunikasi yang sangat terbatas untuk menunjang hal ini. Hanya ada dua cara untuk berkomunikasi dengan teman Anda: text-based atau mic. Text-based tentu saja bukan formula yang tepat untuk memutuskan aksi bersama dengan cepat, dan mic bukanlah peripheral wajib  seorang gamer. Hasilnya? Anda akan lebih sering bertemu dengan gamer lain yang cenderung “bisu” tanpa bisa mengkoordinasikan langkah yang Anda inginkan.

Beberapa kekurangan lain? Fakta bahwa pengalaman Anda akan sangat ditentukan oleh seberapa baik teammate yang dipilihkah Ubisoft secara random mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Akan menjadi sia-sia jika Anda berusaha bermain stealth secara konsisten jika gamer lain yang Anda temui ternyata melihat Blacklist tak ubahnya seri Call of Duty yang lain. Hasilnya? Anda akan secara konsisten menjalani perang terbuka. Kami juga sempat menemukan beberapa bug fatal yang membuat Anda tidak bisa melanjutkan side mission yang ada.

Kesimpulan

Splinter Cell Blacklist PART 2 (61)
Splinter Cell: Blacklist mampu memosisikan dirinya sebagai sebuah seri yang pantas untuk dijajal, baik bagi Anda yang mencintai seri Conviction atau seri awalyang lebih menantang. Ada cita rasa yang lebih sempurna lewat serangkaian fitur baru yang ia tawarkan, termasuk mode multiplayer yang ada.

Memenuhi kebutuhan para fans inti maupun baru Splinter Cell tampaknya menjadi kalimat yang tepat untuk menggambarkan keseluruhan pengalaman yang ditawarkan oleh Blacklist ini. Di satu sisi, ia menawarkan mekanik gameplay ala Conviction yang cukup kentara untuk membuka lebih banyak alternatif gaya permainan. Sementara di sisi yang lain, suntikan side mission yang memaksa Anda untuk bermain secara stealth seolah menjadi obat rindu bagi para pencinta seri lawas Splinter Cell yang mungkin melihat franchise kian melenceng dari identitas utamanya. Visualisasi sinematik yang apik, kehadiran side mission dan kustomisasi, serta mode multiplayer kooperatif yang luar biasa menjadi alasan ekstra untuk menjajal seri yang satu ini.

Walaupun demikian ada beberapa catatan kekurangan yang pantas untuk diperhatikan. Kami pribadi sendiri tidak terlalu berkeberatan dengan fakta bahwa voice acts ikonik Sam Fisher kini telah berganti. Voice acts yang ditawarkan masih tetap sama baiknya. Namun fakta bahwa pengalaman side mission jauh lebih menantang dan mengguggah daripada mode singleplayer-nya tentu saja menjadi pukulan tersendiri. Plot klise ala Hollywood juga menjadi kekurangan tersendiri. Splinter Cell sebenarnya memuat potensi untuk kembali dilahirkan dalam sebuah alunan cerita yang lebih dalam, tidak hanya sekedar menjual aksi patriotik yang membuat Amerika terlihat kian imbalance. 

Namun terlepas dari semua kekurangan tersebut, Splinter Cell: Blacklist mampu memosisikan dirinya sebagai sebuah seri yang pantas untuk dijajal, baik bagi Anda yang mencintai seri Conviction atau seri awalyang lebih menantang. Ada cita rasa yang lebih sempurna lewat serangkaian fitur baru yang ia tawarkan, termasuk mode multiplayer yang ada.

Kelebihan

Walaupun setting di Blacklist lebih "terang", namun detail yang ia tawarkan memang pantas untuk diacungi jempol.
Walaupun setting di Blacklist lebih “terang”, namun detail yang ia tawarkan memang pantas untuk diacungi jempol.

  • Desain setting penuh detail
  • Fitur kustomisasi
  • Mode multiplayer kooperatif dan kompetitif yang kaya
  • Visualisasi sinematik
  • Kebebasan gaya gameplay

Kekurangan

'MURICA!!
‘MURICA!!
  • Beberapa bug yang fatal
  • Media komunikasi mode multiplayer yang terbatas
  • Plot super klise
Cocok untuk gamer: pencinta seri baru dan klasik Splinter Cell, penggemar stealth action.
Tidak cocok untuk gamer: pencinta game action yang lebih terbuka, tidak sabaran.

0 komentar :

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys