Minggu, 22 September 2013

Home » » [review] Dead Space 3

[review] Dead Space 3

By Pladidus Santoso
February 13, 2013   ·   
 
Siapa yang bisa menyangkal kuallitas dan prestasi yang sudah ditunjukkan oleh franchise andalan Visceral Games – Dead Space? Terlepas dari usianya yang masih “muda”, game yang satu ini berhasil tampil memukau lewat kemampuannya untuk meramu berbagai elemen survival horror dalam bentuk yang unik, dimana luar angkasa, gelap, dan kesunyian memainkan peranan yang sangat penting. Menjelajahi luasnya kapal-kapal penjelajah dan melawan para Necromorph yang selalu mengintai dari kegelapan memang menawarkan sensasi ketakutan tersendiri. Berhasil dengan dua seri sebelumnya, Visceral kembali dengan seri ketiga – Dead Space 3 yang baru dirilis ke pasaran. Sebuah seri yang sama sekali tidak mengendurkan diri dan tampil begitu maksimal.

Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya mungkin sudah mendapatkan sedikit gambaran tentang apa yang ditawarkan oleh seri terbaru ini. Kami menyebutnya sedikit berbeda, terutama dari penerapan beberapa elemen baru nan segar yang belum pernah ada sebelumnya. Sisi cerita yang baru dengan varian musuh yang lebih beragam memang akan membuat para fans setia merasa kagok dan “asing” di awal permainan, namun pengalaman ini sendiri perlahan namun pasti, akan membaik seiring dengan berjalannya progress permainan. Terlepas dari alur ceritanya yang lambat, Visceral berhasil membuktikan kualitas yang membuatnya mudah dicintai. Tetap bertahan dengan identitas survival-horrornya, namun dengan cita rasa action yang lebih kental, Dead Space 3 menjadi perwujudan sebuah konsep yang tidak hanya akan mampu menarik fans baru, tetapi juga mempertahankan kecintaan para fans lama.

Lantas apa yang membuat kami menyebutnya sebagai pompa adrenalin yang jauh lebih intens? Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dead Space 3 ini? Review ini akan mengupasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Anda kembali akan berperan sebagai karakter utama dari dua seri sebelumnya – Isaac Clarke di seri ketiga ini.
Melanjutkan cerita dari Dead Space 2, seri ketiga ini masih berputar pada sosok sang karakter utama – Isaac Clarke dan hubungan dekatnya dengan teknologi alien yang misterius – The Marker. Setelah bersinggungan secara langsung di dua seri terakhir dan menyerap beragam pengetahuan, informasi, dan akhirnya terlibat menghancurkannya, Isaac terpaksa harus bersembunyi dari kejaran pemerintah – EarthGov yang menginginkan teknologi The Markers sebagai sumber energi dan kekuatan. Selama tiga tahun, mengakhiri fase romantisnya bersama tokoh protagonis wanita yang ia temui di seri kedua – Ellie Langford, sebuah takdir penuh ancaman kini kembali mendekati Isaac: Unitologis.

Para Unitologis – mereka yang percaya The Markers sebagai “Tuhan” dan kunci untuk evolusi yang selama ini dibutuhkan oleh manusia kini bertindak lebih radikal. Dengan pasukan khusus di bawah kendali sang pemimpin – Jacob Danik, para Unitologis berusaha membunuh Isaac, yang selama ini dianggap sebagai penghambat rencana mereka untuk menggunakan The Markers. Untungnya, ia berhasil diselamatkan oleh pasukan EarthGov yang masih tersisa – Robert Norton dan John Carver. Danik yang berhasil menghancurkan beberapa test lab Marker di seluruh planet koloni dan melepaskan signal Marker, memaksa Isaac, Norton, dan Carver untuk lari ke kapal USM Eudora dan berusaha bertemu kembali dengan Ellie. Tentu saja, sebuah misi yang lebih besar menanti mereka.

Tidak hanya para Necromorph, Isaac kini harus berhadapan dengan golongan Unitologis radikal – Inner Circle yang melihat The Markers sebagai “penyelamat” umat manusia. Di bawah kepemimpinan Jacob Danik, perang kepentingan pun dimulai.
Berhasil kabur dari sergapan Unitologis yang berusaha membunuhnya, pertemuan Isaac dengan sang mantan kekasih membuka misteri baru tentang The Markers. Sebuah pesan terenkripsi mengindikasikan bahwa satu-satunya cara untuk mengetahui dan menghentikan The Markers terletak pada sebuah objek yang disebut “The Machine” yang dapat dikendalikan dengan kunci bernama Codex.
Tidak lagi bekerja sendiri, Isaac kini didampingi oleh sebuah tim dengan misi yang sama: menghentikan Markers.
Adalah Tau Volantis – sebuah planet penuh salju yang dipercaya sebagai rumah “The Markers” dan menyimpan kunci untuk menghentikan semua kegilaan yang tercipta dari teknologi Alien tersebut.
Bersama dengan timnya, Ellie menemukan bahwa semua sinyal Markers yang telah aktif tersebut berakhir di sebuah planet es – Tau Volantis, yang diyakini merupakan rumah yang sebenarnya bagi “The Markers”. Sebuah tulisan terdeskripsi yang berhasil ditranslasi oleh Isaac mengindikasikan bahwa Tou Volantis menyimpan sebuah mesin yang dapat mematikan semua The Markers yang tersebar di seluruh alam semesta dan karenanya menjadi objektif utama Isaac dan teman-temannya. Perjalanan mereka ke Volantis membawa sebuah pencerahan, jawaban atas beragam pertanyaan yang selama ini menjadi misteri untuk dua seri Dead Space sebelumnya. “Kesimpulan” Ellie bahwa Volantis merupakan rumah bagi The Markers akhirnya terbantahkan setelah mereka berhasil mendapatkan dan mengumpulkan memori dari sebuah alien asing yang dijadikan sebagai bahan eksperimen – Rosetta. Memori Rosetta seolah memutarbalikkan semua hal yang selama ini dicurigai oleh Isaac dan Ellie.

Lewat memori sebuah alien asing bernama “Rosetta”, Isaac dibawa masuk ke dalam misteri yang lebih dalam tentang The Markers.
Keindahan Tau Volantis!
Apa sebenarnya “The Markers”? Apa tujuan teknologi yang satu ini? Rahasia apa yang disimpan oleh planet yang sempat dicurigai sebagai markas The Markers – Tau Volantis ini? Kenyataan apa yang tersembunyi dalam memori Rosetta yang akan memutarbalikkan semua hal yang Anda ketahui tentang Dead Space?
Tidak hanya sekedar usaha untuk mencari sumber masalah yang muncul dari para Necromorph dan Unitologis di bawah kepemimpinan Danik yang menyebalkan, Isaac juga harus terjebak dalam cerita “romantis” yang tidak berujung. Siapa yang menyangka bahwa Ellie yang sudah meninggalkan Isaac ternyata menjalin hubungan dekat dengan Norton, bagian EarthGov yang terlibat dalam misi penyelamatan Isaac di awal  permainan. Rasa cemburu Norton pada sosok Isaac yang ia curigai berusaha mendekatkan diri kembali pada sosok Ellie menjadi bumbu tersendiri pada plot yang ada, menjadi dasar untuk berbagai intrik yang melengkapi cerita Dead Space 3 ini.

Apa sebenarnya “The Markers”? Apa tujuan teknologi yang satu ini? Rahasia apa yang disimpan oleh planet yang sempat dicurigai sebagai markas The Markers – Tau Volantis ini? Kenyataan apa yang tersembunyi dalam memori Rosetta yang akan memutarbalikkan semua hal yang Anda ketahui tentang Dead Space? Semua jawaban dari pertanyaan ini, sekaligus sebuah konklusi akan Anda temukan ketika menjajal Dead Space 3 ini.

Penuh Aksi – Lebih Intens!

Mekanisme dasar Dead Space 3 juga tetap serupa dengan dua seri sebelumnya. Alih-alih menembak membabi buta, berusaha memutilasi Necromorph akan jadi strategi yang lebih efektif. Tidak lupa untuk menginjak setiap mayat dengan brutal untuk mendapatkan loot ekstra.
Hampir semua gamer yang sekedar mengenal ataupun pernah mencicipi seri Dead Space sebelumnya tentu tidak lagi asing dengan sisi action yang ditawarkan oleh game yang satu ini. Berbeda dengan game survival horror yang mampu membuat Anda menang dengan sekedar melemparkan peluru secara membabi buta, Dead Space selalu menuntut Anda untuk bertindak lebih strategis, apalagi ketika Anda harus berhadapan dengan sang ras alien – Necromorph. Mutilasi untuk memperlambat gerakan dan meminimalisir ancaman yang ada tetap menjadi strategi yang paling mumpuni. Bagian terbaik? Anda tetap harus menghancurkan setiap mayat yang ada dengan injakan brutal, baik untuk mendapatkan loot ekstra, atau sekedar mencegah setiap mayat ini hidup kembali karena jenis Necromorph yang lain.

Walaupun demikian, Dead Space 3 tetap menawarkan sesuatu yang baru, desain ancaman yang berbeda dibandingkan seri-seri sebelumnya. Tidak hanya harus berhadapan dengan para Necromorph, Anda kini juga harus berhadapan dengan Inner Circle – sebuah kelompok radikal bersenjata dari Unitologis. Dengan menggunakan senjata api dan bomb statis yang mampu memperlambat gerak Anda secara drastis, Inner Circle memang menjadi ancaman tersendiri. Untungnya, damage yang mereka timbulkan tidaklah cukup signifikan untuk membuat Anda panik. Anda juga hanya tinggal “memutuskan” kaki mereka untuk dapat mengalahkannya.

Tidak lagi hanya berhadapan dengan para Necromorph, Isaac kini juga harus bertempur melawan pasukan khusus Inner Circle, yang notabene manusia dengan senjata api. Walaupun tergolong “pintar”, mereka tidak sulit untuk ditaklukkan. Anda hanya butuh memutilasi kepala atau kaki mereka.
Para Necromorph kini juga tampil lebih berbahaya. Mereka kini mampu bergerak lebih cepat dengan jumlah yang lebih masif. Sedikit saja lengah, maka tidak tertutup kemungkinan Anda akan terperangkap dan tewas.
EAT THAT!
Dari semua varian baru Necromorph yang ada, The Creeper boleh jadi yang paling menyebalkan. Walaupun mudah dibunuh, The Creeper datang dengan jumlah masif, dari segala arah, dan cepat. Butuh menjaga jarak untuk memastikan Anda tidak menerima damage yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Lantas bagaimana dengan sisi Necromorph sendiri? Selain menghadirkan varian dengan kemampuan serang  dan sifat yang berbeda-beda, para Necromorph kini juga hadir dengan kecepatan gerak yang jauh lebih tinggi, menjadikannya sebagai ancaman yang lebih fatal. Tidak bergerak normal, mereka kini bisa “berlari” dalam waktu yang singkat. Sedikit saja lengah, maka Anda harus berkutat dengan kerumuman para alien pemakan daging yang siap untuk memangsa diri Anda secepat mungkin, apalagi ketika Anda harus berhadapan dengan varian baru yang cepat dan masif – The Creeper. Tidak hanya lebih cepat dan banyak, para Necromorph di Dead Space 3 juga akan menyerang Anda dari berbagai posisi dan tempat, bahkan dari blind spot yang tidak pernah Anda perkirakan sebelumnya. Untuk memimalisir ancaman, kewaspadaan penuh memang dibutuhkan. Tidak perlu diragukan lagi, ancaman terbaru ini akan membuat adrenalin Anda terpompa secara konstan selama menjajaki peran sebagai Isaac Clarke ini.

Ada beberapa perubahan mekanisme kecil yang juga disuntikkan untuk seri ketiga ini, antara lain konsep Ammo Clip yang kini bisa digunakan secara universal. Berbeda dengan dua seri sebelumnya yang membedakan jenis ammo untuk setiap senjata yang ada, Dead Space 3 memadatkannya hanya dalam satu jenis – Ammo Clip. Terlepas dari paket yang Anda dapatkan, setiap penggunaan jenis senjata akan mengkonsumsi jumlah ammo dalam jumlah yang unik pula. Konsep seperti ini tentu saja akan membuat stok ammo yang Anda dapatkan sepanjang permainan akan cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda untuk bertahan hidup. Tentu saja jika Anda memanfaatkannya secara efektif, memutilasi dengan efektif dan efisien. Bagaimana jika ammo Anda habis ketika sedang terdesak? Tenang saja, Anda masih dapat menggunakan Statis untuk memberhentikan musuh dan melarikan diri, atau sekedar menggunakan Kinesis untuk mengambil benda-benda berbahaya dan melemparkannya sebagai senjata.

Berbeda dengan seri sebelumnya yang memuat ammo khusus untuk setiap senjata, Dead Space 3 mengusung konsep ammo yang lebih universal. Ammo Clip dapat digunakan untuk semua senjata, tentu dengan tingkat konsumsi yang berbeda pula.
Visceral harus diakui berhasil membangun dunia yang luar biasa untuk Dead Space 3, menghasilkan landscape yang tidak pernah gagal memukau mata. Lihat saja setting yang Anda temukan ketika bertemu dengan misi eksplorasi luar angkasa di awal-awal permainan.
Apa yang membuat Dead Space begitu menyeramkan di masa lalu? Kegelapan, kesunyian, dan berbagai kejutan yang mungkin akan membuat penderita sakit jantung berakhir di rumah sakit. Sebuah apresiasi tinggi untuk tetap mempertahankannya di seri ketiga ini.
Tidak hanya tampil memesona di sisi action, Dead Space 3 juga tampil luar biasa lewat sisi eksplorasi yang ada. Memang ada sedikit rasa pesimis di awal ketika Visceral dan EA mengumumkan bahwa Tau Volantis, sebuah planet es akan menjadi setting utama untuk seri ketiga ini. Kekhawatiran tidak akan mendapatkan sensasi luar angkasa yang sama seperti dua seri sebelumnya seolah sirna begitu saja ketika progress permainan mulai berjalan. Dalam perjalanan mencari Ellie, Anda masih akan disuguhkan dengan setting Dead Space yang selama ini kita kenal, bahkan dengan built yang jauh lebih memanjakan mata. Terbang di luar angkasa, bergerak dari satu kapal luar angkasa ke yang lainnya dalam reruntuhan yang masif menghasilkan pengalaman yang luar biasa. Setting Machine yang selama ini diasosiasikan dengan The Marker juga dibangun dengan detail yang luar biasa, kelam, gelap, dan mencekam. Sementara Volantis memperlihatkan lingkungan dingin yang juga tidak kalah brutal, dengan badai salju yang terus menerpa. Ini menjadi salah satu elemen yang kian memperkuat atmosfer yang ada.

Untuk kesekian kalinya pulalah, tim yang bertanggung jawab atas sound effect dan background music franchise Dead Space, terutama seri ketiga ini pantas untuk mendapatkan apresiasi tertinggi. Ketepatan untuk menyuntikkan suara,  meninggalkan kesunyian, dan mengejutkan Anda di momen-momen tertentu berhasil dieksekusi dengan sangat baik. Mempertahankan unsur horror dalam lingkup action yang juga kental.

Lebih Sempurna Dengan Multiplayer Co-Op

Visceral mengadaptasikan mode multiplayer kooperatif untuk pertama kalinya di Dead Space 3. Berperan sebagai Carver, mode ini tidak hanya memungkinkan Anda untuk bekerja sama, tetapi juga menyelami konflik yang lebih dalam di sisi Carver.
Mode co-op juga memuat beberapa konten eksklusif, termasuk side mission yang hanya bisa diakses lewat mode tersebut.
Well, it takes two to tango, but you can always dance like crazy on your own..
Salah satu nilai jual yang tidak mungkin dilepaskan dari Dead Space 3 adalah keputusan Visceral Games untuk menyuntikkan mode multiplayer kooperatif ke dalamnya. Mendatangkan karakter baru – Carver sebagai karakter kedua dengan konflik personalnya sendiri, Visceral harus diakui berhasil mengadaptasikan mode kooperatif yang pantas untuk diacungi jempol. Tidak hanya sekedar bertarung bersama, kerjasama ini menghadirkan perspektif lain terhadap konflik utama yang sedang dihadapi oleh Isaac, menciptakan cut-scene baru untuk beberapa event yang ada, serta memberikan kesempatan untuk menjajal beragam misi yang memang didesain khusus untuknya. Untuk menjajalnya, Anda tentu saja harus memiliki Dead Space 3 versi original. Apakah ini kehadiran mode yang satu ini menjadi malapetaka fatal bagi gamer bajakan? Mode multiplayer ini memang menawarkan pengalaman Dead Space 3 yang lebih sempurna, namun tidak esensial. Anda masih dapat menikmati game ini dengan sangat baik, hanya dari single playernya sendiri.


Racik dan Bangun Senjata Anda Sendiri!

Prepare for your doom, Necromorph!
Masih ingatkah Anda dengan konsep Power Nodes yang menghiasi dua seri Dead Space sebelumnya? Item kecil super penting yang satu ini memang memungkinkan Anda untuk memperkuat senjata dan armor dengan mekanisme yang super sederhana, seperti layaknya sebuah sistem skil di game-game RPG. Anda hanya tinggal memilih atribut, mengikuti jalur, dan memperkuat semua hal yang Anda inginkan. Sementara untuk item, peluru, dan beberapa item penting lainnya, Anda bisa menggunakan credit yang Anda dapatkan untuk dibelanjakan secara langsung. Sebuah sistem yang akhirnya dirombak besar-besaran oleh Visceral untuk Dead Space 3, menghasilkan sebuah mekanisme baru yang lebih kompleks dan menarik. Selamat datang di dunia Crafting!

Tidak lagi sekedar memilih dan membeli, Anda kini harus membangun senjata dan upgrade armor yang Anda gunakan. Seperti layaknya sistem crafting yang biasa Anda temukan di game RPG, setiap senjata dan upgrade armor kini akan membutuhkan komponen spesifik tertentu untuk dapat dibangun dan dieksekusi. Komponen-komponen ini dapat Anda temukan dengan beberapa cara: mendapatkannya sebagai loot dari Necromorph maupun Inner Circle yang berhasil Anda tundukkan, sebagai bayaran dari menjual item tertentu, hingga dari mekanisme scavenger bots yang dapat Anda tugaskan di titik-titik khusus untuk mengumpulkan resource dalam waktu terbatas. Semua tindakan ini akan membantu Anda mengumpulkan komponen yang Anda perlukan untuk meracik dan membangun semua hal yang Anda butuhkan, dari sekedar senjata, item, hingga penguatan armor.

Tidak lagi mengusung mekanisme sederhana dengan Power Node, Anda kini harus mengumpulkan serangkaian komponen spesifik sebelum mampu memperkuat senjata dan armor, atau bahkan menciptakan item tertentu. Sistem shop dinihilkan dari seri ketiga ini.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan loot komponen, dari membunuh musuh, menjual item, hingga menugaskan scavenger bot Anda untuk mencarinya di tempat-tempat khusus.
Butuh memperkuat armor? Pastikan Anda memiliki komponen dalam kuantitas yang dibutuhkan.
Namun salah satu elemen yang mendapatkan konsekuensi paling ekstrim dari sistem crafting ini tentu saja adalah benching senjata yang dulunya tampil sangat sederhana. Hilangnya sistem shop yang memungkinkan Anda untuk sekedar membeli kini digantikan dengan sistem membangun. Dengan komponen dasar yang ada, Anda bisa membangun sebuah senjata dari dasar, baik berdasarkan kreasi sendiri maupun didasarkan pada blue print yang ada. Menetapkan frame, upper tool, lower tool, core, hingga ujung senjata akan menghadirkan efek yang berbeda-beda satu sama lain. Pada dasarnya, Anda bisa menciptakan sebuah senjata dengan dua ujung dan efek yang berbeda-beda kali ini. Sebuah Contact Beam dengan Plasma Cutter di bawah atau sebuah Javelin Gun dengan Rifle? Why not!

Salah satu implikasi paling krusial dari sistem crafting ini adalah kebebasan untuk menciptakan senjata dalam bentuk yang Anda inginkan. Dipecah ke dalam part, Anda bisa membangun senjata beradasarkan kreativitas ataupun blueprint yang ada.
Tidak hanya sekedar membangun, Anda juga dapat memperkuat senjata racikan Anda dengan buff-buff permanen tertentu, baik menggunakan circuit yang akan memperkuat status maupun beberapa aksesoris yang akan menghasilkan efek tertentu.
Sudah membangun senjata yang Anda inginkan? It’s time to test it on Necromorph! Pastikan Anda menggunakan senjata yang memang cocok dengan gaya bermain Anda.
Tidak hanya sekedar membangun, Anda juga dapat memperkuat senjata yang sudah Anda bangun dengan dua cara: Anda bisa menyuntikkan beragam circuit yang Anda dapatkan di sepanjang permainan untuk memberikan buff-buff spesifik secara permanen, atau Anda dapat menyuntikkan dua aksesoris tambahan yang dapat memberikan efek tertentu kepada senjata yang Anda gunakan. Salah satu favorit kami? Menyuntikkan teknologi statis-coating yang memungkinkan senjata Anda untuk menimbulkan sedikit efek Statis pada target yang sedang Anda buru. Memaksimalkannya dengan upgrade armor yang memungkinkan efek statis berlangsung lebih lama dan efektif? You just got yourself the deadliest weapon in the game, apalagi jika Anda berfokus untuk memaksimalkan damage Plasma Cutter Anda hingga batas sejajar dengan sebuah Contact Beam.

Kini Dengan Side Mission

Tidak lagi berjalan linear, Isaac akan menemui beberapa side mission di bar “Optional Mission” yang sayang untuk dilewatkan. Misi sampingan ini biasanya menawarkan reward krusial, dari sekedar komponen crafting hingga part senjata yang langka.
Bingung harus bagaimana menyelesaikan side mission ini? Anda hanya tinggal memilihnya dari opsi dan tracker Anda akan secara otomatis mengarahkan Anda pada objektif yang perlu dilakukan.
Perjalanan Isaac untuk mencari dan membongkar misteri yang menyelimuti kehadiran The Markers kini jauh lebih kompleks dari sebelumnya. Usaha untuk memecahkan kebuntuan dari pemanfaatan teknologi alien yang satu ini tidak lagi berfokus pada sebuah jalan cerita linear yang seperti dua seri sebelumnya, tetapi juga memuat beragam side mission yang terlalu sayang untuk dilewatkan. Pada beberapa titik dalam permainan, sebuah UI akan muncul dan mengindikasikan kehadiran side mission yang dapat Anda pilih. Dengan memilihnya dari menu yang ada, tracker Anda secara otomatis akan mengarahkan Anda pada misi tersebut dan hal apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Mengapa setiap side mission ini begitu berharga? Selain menawarkan kesempatan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap terhadap semesta Dead Space, ia juga akan memberikan reward berharga di ujungnya, dari sekedar komponen hingga blue print ynag terlalu sayang untuk dilewatkan.

Kesimpulan

Dead Space 3 tetap harus diakui sebagai sebuah seri sekuel yang pantas untuk diacungi jempol. Menggabungkan beberapa mekanisme baru dan lama dalam porsi yang proporsional, menciptakan sebuah game action yang akan mampu memompa adrenalin Anda secara konstan lewat pengalaman intens yang terus mengemuka. Dead Space 3 menawarkan sensasi sebuah game action-thriller yang sudah lama tidak mampu ditawarkan oleh game-game lain di industri ini. Super awesome!

Luar biasa, dengan pengalaman yang senantiasa memaksa adrenalin Anda untuk berpacu kencang dan tak kenal lelah lewat serangkaian sisi aksi yang kian intens, tampaknya menjadi kesimpulan yang pantas untuk disandangkan pada seri terbaru Dead Space 3 ini. Terlepas dari pergerakan plotnya yang mungkin terasa lambat dan beberapa perubahan yang mungkin akan membuat beberapa fans setia merasa sedikit canggung di awal permainan, pengalaman Dead Space 3 akan membaik seiring progress permainan yang Anda lewati. Perlahan namun pasti, Anda akan menemukan sebuah seri yang tetap bertahan pada identitas awal yang membuatnya begitu dicintai di masa lalu, tetapi juga mampu “disegarkan” dengan penambahan elemen yang menghasilkan pengalaman yang lebih baik. Walaupun harus diakui bahwa kesan horror Dead Space 3 sedikit tergerus karena sisi aksinya, namun sinergi beberapa elemen kecil seperti sound effect dan music masih cukup kuat untuk membuat Anda terus tegang dan terkejut selama menjajalnya. Apalagi dengan varian dan kecepatan Necromorph yang kian mengancam.

Apakah berarti Dead Space 3 ini datang tanpa kekurangan? Sayangnya, ada beberapa hal yang cukup untuk diperhatikan dan sayangnya, cukup mempengaruhi sensasi yang ada. Salah satu yang mengecewakan adalah keputusan Visceral untuk mengadaptasikan bumbu cerita cinta romantis ala remaja di sisi Isaac – Ellie – Norton yang tengah sibuk menyelamatkan semesta dan menguak misteri The Markers. Ini tentu saja berbeda dengan kisah cinta kelam Isaac dan halusinasinya yang menyeramkan di kedua seri sebelumnya, yang memang meninggalkan kesan horror tersendiri. Elemen lain yang juga disayangkan adalah minimnya kreativitas Visceral untuk menciptakan dramatisasi di sisi cerita sehingga meninggalkan kesan repititif yang begitu kentara. Anda akan bertemu dengan skenario yang sama berulang-ulang: Isaac yang tengah bertempur, bertemu dengan anggota tim lain, terjadi ledakan besar / kehadiran monster besar, Isaac terpisah, mencari cara untuk kembali bertemu, bertemu kembali, bertempur bersama, terpisah kembali, mencari jalan kembali, dan begitu seterusnya. Minimnya kreativitas untuk menciptakan dramatisasi yang tepat membuatnya mudah untuk diprediksi, terlepas dari sisi plot yang memang pantas untuk diacungi jempol.

Namun terlepas dari kekurangan yang ada, Dead Space 3 tetap harus diakui sebagai sebuah seri sekuel yang pantas untuk diacungi jempol. Menggabungkan beberapa mekanisme baru dan lama dalam porsi yang proporsional, menciptakan sebuah game action yang akan mampu memompa adrenalin Anda secara konstan lewat pengalaman intens yang terus mengemuka. Dead Space 3 menawarkan sensasi sebuah game action-thriller yang sudah lama tidak mampu ditawarkan oleh game-game lain di industri ini. Super awesome!

Kelebihan

Desain lingkungan dan visualisasi yang jauh lebih baik menyempurnakan keseluruhan pengalaman yang ditawarkan oleh Dead Space 3.
  • Visualisasi yang lebih baik
  • Desain lingkungan yang mampu memperkuat atmosfer yang ada
  • Mekanisme crafting yang inovatif
  • Kesempatan untuk menjalani side mission
  • Mode multiplayer co-op jempolan
  • Sound effect dan music yang baik
  • Plot
  • Variasi suit yang ditawarkan

Kelemahan

Unnecessary romance, seriously!
  • Kisah cinta ala remaja antara Isaac – Ellie – Norton
  • Dramatisasi yang kurang variatif dan mudah untuk ditebak
Cocok untuk gamer: penggemar survival-horror, fans setia Dead Space 3, pencinta game action intens
Tidak cocok untuk gamer: penakut dan penderita sakit jantung



sumber : http://jagatplay.com/2013/02/xbox/review-dead-space-3-pompa-adrenalin-yang-jauh-lebih-intens/

3 komentar :

Priyadi mengatakan...

Masih bingung cara upgrade senjatanya biar max..?? Lebih mudah upgrade senjata seri 1-2

Planter mengatakan...

Mesti tamatin 4x lebih dapet senjata paling mematikan free

Planter mengatakan...

Mesti tamatin game 4x lebih biar dapet senjata mematikan free

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys