Senin, 23 Maret 2015

Home » » [review] Evolve

[review] Evolve

By Pladidus Santoso
February 23, 2015   ·   
 
Evolve jagatplay (2)
Nama besar Turtle Rock Studios sebagai salah satu developer kawakan untuk game-game yang berfokus di sisi multiplayer memang tidak perlu diragukan lagi.  Lewat tangan dingin mereka, game zombie yang memungkinkan Anda untuk bertempur secara kooperatif ataupun kompetitif – Left 4 Dead diracik. Sebuah konsep yang ternyata berhasil merebut hati jutaan gamer di seluruh dunia karena pengalaman memacu adrenalin yang secara konsisten ia hadirkan. Gamer mana yang tidak akan ketakutan ketika mendengar suara tangis Witch menggema di kejauhan, seolah membawa atmosfer kematian yang terasa lebih kentara. Dengan popularitas yang sudah begitu tinggi, tidak mengherankan jika banyak gamer yang menantikan kehadiran proyek teranyar mereka – Evolve. Game yang akan membawa level kompetitif yang ada ke tingkat yang berbeda. Setidaknya itulah yang diklaim oleh Turtle Rock Studios sendiri.

Untung menjamin rilis yang tidak bermasalah, Turtle Rock Studios bahkan membuktikan komitmen mereka lewat masa alpha dan beta yang mereka selenggarakan jauh-jauh hari sebelumnya. Dengan membagi konten yang sedikit, Anda yang cukup mengikuti artikel JagatPlay tentu saja sudah cukup memahami impresi pertama seperti apa yang mereka tawarkan. Terlepas dari gameplay yang memang seru, kami sempat menuliskan beberapa hal yang sempat menjadi perhatian utama – seperti betapa bergantungnya game ini pada gamer yang memainkan si Monster atau konten yang terhitung minim. Kini setelah penantian yang cukup lama, kesempatan untuk mencicipi pengalaman penuh sebuah “Evolve” akhirnya tiba!

Lantas, bagaimana dengan performa Evolve di versi finalnya ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game dengan konten yang rapuh? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Gameplay yang Tidak Berbeda

Anda yang sudah mencicipi versi alpha atau beta sebelumnya tidak ada kesulitan menguasai permainan di versi retail ini karena minimnya perubahan di sisi gameplay.
Anda yang sudah mencicipi versi alpha atau beta sebelumnya tidak ada kesulitan menguasai permainan di versi retail ini karena minimnya perubahan di sisi gameplay.
Terlepas dari statusnya sebagai sebuah versi retail, Evolve yang Anda bayar dengan harga penuh ini sebenarnya tidak banyak berbeda dengan versi demo yang mungkin sudah pernah Anda cicipi sebelumnya. Secara garis besar, ia tetap mengusung inti mekanik gameplay yang sama, hanya saja kini “dipermak” dengan ekstra mode, map, dan tentu saja – Monster dan Hunters yang bisa digunakan. Berangkat dari fakta inilah, impresi yang kami dapatkan di masa beta yang lalu sebenarnya masih bisa diaplikasikan di sini.

Anda masih akan berhadapan dengan konsep pertempuran 4 vs 1 yang diterapkan hampir di semua mode yang ada, terlepas dari nama yang berbeda. 4 orang akan berperan sebagai Hunters melawan 1 user lain yang berperan sebagai Monster – sebuah entitas raksasa yang terlihat tidak akan berkeberatan untuk menghancurkan tulang Anda hingga berkeping-keping.

Pertempuran 4 vs 1. 4 orang gamer akan berperan sebagai Hunters, sementara 1-nya lagi berperan sebagai monster.
Pertempuran 4 vs 1. 4 orang gamer akan berperan sebagai Hunters, sementara 1-nya lagi berperan sebagai monster.
Hunters dibagi menjadi empat kelas berbeda: Assault, Support, Trapper, dan Medic.
Hunters dibagi menjadi empat kelas berbeda: Assault, Support, Trapper, dan Medic.
Melawan satu monster yang tampaknya tidak akan punya kesulitan untuk meremukkan tulang para Hunters dengan mudah.
Melawan satu monster yang tampaknya tidak akan punya kesulitan untuk meremukkan tulang para Hunters dengan mudah.
Hunters sendiri diwakili dengan empat kelas berbeda: Assault – sang damager, Support – damager yang juga punya skill untuk mendukung tim, Trapper – yang berfokus melacak dan mengunci gerakan Monster, serta Medic – yang tentu saja, sesuai namanya akan terus menjaga Anda untuk terus hidup. Setiap kelas ini punya tiga varian karakter yang masing-masing juga hadir dengan senjata dan skill yang berbeda. Mengkombinasikan karakter dan skill yang ada adalah kunci kemenangan esensial bagi Hunters. Sementara bagi Monster? Fokusnya adalah memperkuat diri dengan mengkonsumsi binatang di sekitar, berevolusi, membangun kombinasi skill dari empat varian yang ada, dan tentu saja – bersenang-senang. Pada dasarnya, itulah yang ditawarkan Evolve. Berburu atau diburu adalah tagline yang bisa disematkan untuk masing-masing pihak ini. Monster tidak harus selalu berperan sebagai pihak yang diburu. Ada kalanya, ia akan bisa balik menjadi sumber kematian yang menakutkan, tanpa ada solusi untuk ditundukkan.

Kudos untuk mempertahankan sistem berbasis prioritas yang tidak hanya inovatif, tetapi juga efektif!
Kudos untuk mempertahankan sistem berbasis prioritas yang tidak hanya inovatif, tetapi juga efektif!
Sistem ini berhasil menyediakan kepada kami peran yang diinginkan di sebagian besar pertempuran yang ada.
Sistem ini berhasil menyediakan kepada kami peran yang diinginkan di sebagian besar pertempuran yang ada.
Salah satu mekanisme terbaik yang kami dapatkan di versi demo tetap dipertahankan di versi retail ini. Benar sekali, kita tengah membicarakan sistem skala prioritas peran yang berfungsi dengan sangat baik untuk memastikan semua gamer mendapatkan peran yang ingin mereka dapatkan. Gamer dapat memilih peran yang paling ingin mereka mainkan – hingga yang paling ingin mereka hindari, dan sistem matchmaking akan berjuang untuk mencari pertempuran dimana Anda berkemungkinan besar mengisi peran tersebut. Sejauh kami menjajalnya, sistem ini bekerja dengan sangat baik. Dengan prioritas utama berperan sebagai Support di posisi pertama dan Monster di posisi kedua, hampir 75% pertempuran menyediakan peran tersebut untuk kami. Beberapa pertarungan memang memaksa kami untuk menjajal peran lain, namun sebagian besar terjadi ketika kami bergabung untuk mengisi kekosongan di match yang sudah berlangsung.

Terdengar sederhana memang, namun sistem ini begitu revolusioner untuk sebuah game yang berfokus pada pertempuran 4 vs 1. Membayangkan bagaimana jutaan gamer yang bergabung di dalam room yang sama harus berebut memainkan peran tertentu sendiri sudah terdengar seperti sebuah mimpi buruk yang tidak pernah ingin kita temui. Sistem seperti ini menyelesaikan masalah tersebut. Untuk urusan yang satu ini, Evolve pantas untuk mendapatkan acungan jempol.

Jika ia tidak menawarkan banyak perubahan di sisi gameplay, lantas apa yang membuat versi retail ini tampil menggoda?
Jika ia tidak menawarkan banyak perubahan di sisi gameplay, lantas apa yang membuat versi retail ini tampil menggoda?
Dari masa alpha dan beta yang sempat mereka rilis sebelumnya, Turtle Rock Studios memang tidak menawarkan perubahan gameplay yang cukup signifikan. Ia tetep menawarkan mekanik gameplay yang sama dengan ekstra konten semata. Ia tetap seimbang, tetap menyenangkan terlepas dari apakah Anda berperan sebagai sang Hunter atau Monster. Namun tetap saja, pengalaman bermain Anda akan sangat bergantung pada seberapa baik sang player yang berperan sebagai Monster bermain. Apakah ia menawarkan tantangan yang cukup untuk membuat adrenalin Anda terpompa kencang? Ataukah ia seorang monster cupu yang ternyata sudah bisa ditaklukkan di 5 menit permainan? Terlepas dari fakta rilis final yang ada, “masalah” yang satu ini tetap menghantui.

Monster Baru, Hunter Baru

Anda kini bisa menggunakan varian Monster dan Hunters yang lebih banyak!
Anda kini bisa menggunakan varian Monster dan Hunters yang lebih banyak!
Tentu saja, Turtle Rock Studios harus menawarkan sesuatu yang berbeda di versi retail ini, untuk setidaknya membuat gamer yang sudah menjajal versi alpha maupun beta yang ada tetap tertarik untuk membayar harga penuh dan menikmatinya. Dari sisi gameplay, perubahan yang ditawarkan memang tidak terlihat signifikan. Beberapa balancing gameplay memang disematkan di sana-sini untuk memastikan baik Hunter maupun Monster, punya chance yang sama untuk menang. Sejauh ini, dari statistik yang mereka rilis sendiri, kesempatan untuk menang memang masih berimbang di masing-masing pihak. Salah satu balancing yang kami rasakan adalah waktu cooldown ability Monster yang kini terasa lebih lambat, memberikan kesempatan bagi Hunters untuk melakukan perlawanan yang lebih seimbang.

Jika tidak ada perubahan yang signifikan dari sisi mekanik gameplay dengan versi beta dan alpha, lantas apa yang membuat versi retail ini tampil menggoda? Turtle Rock Studios menjawab hal tersebut dengan ekstra konten yang diharapkan mampu menawarkan pengalaman bermain lebih. Ada map, mode, karakter Hunter dan Monster yang baru untuk digunakan. Dengan variasi konten yang lebih banyak, ada harapan begitu besar bahwa Anda akan berhadapan dengan skenario pertempuran yang berbeda setiap kali Anda menekan tombol matchmaking. Berhasil atau tidak kah strategi seperti ini? Kita akan bahas nanti.

Kombinasi lebih banyak karakter ini diharapkan bisa menghasilkan pengalaman bermain yang senantiasa berbeda.
Kombinasi lebih banyak karakter ini diharapkan bisa menghasilkan pengalaman bermain yang senantiasa berbeda.
Dibuka dengan berjenjang, karakter yang Anda buka lebih akhir tidak lantas lebih baik dari karakter yang Anda dapatkan di awal.
Dibuka dengan berjenjang, karakter yang Anda buka lebih akhir tidak lantas lebih baik dari karakter yang Anda dapatkan di awal.
Evolve menawarkan 12 jenis Hunters untuk digunakan, 3 dari masing-masing kelas. Setiap karakter memiliki kepribadiannya sendiri-sendiri, di luar senjata dan skill yang ada tentu saja. Walaupun dibuka secara berjenjang, bergantung pada aksi Anda di dalam permainan, karakter yang dibuka terakhir tidak lantas tampil lebih sempurna dibandingkan dengan karakter yang sudah tersedia sejak awal. Sebagai contoh? Support, misalnya. Jenjang membuka karakter bergerak dari Hank – Bucket – Cabot, yang bisa Anda capai dengan menyentuh satu level Mastery di tiap karakter. Walaupun berada di posisi terakhir, Cabot tidak otomatis diposisikan sebagai karakter yang lebih baik. Ketiganya berada di tingkat yang seimbang.

Diferensiasi fungsi dan skill yang ada akan mendorong Anda untuk  membangun ikatan dengan karakter tertentu dan menguasainya, sembari berusaha beradaptasi dengan situasi pertempuran yang ada. Kami sendiri jatuh hati pada Bucket – sang robot yang  dipersenjatai dengan Guided Missile. Walaupun tidak bisa melemparkan damage besar secara instan, ia bisa melemparkan lima Drone untuk mengusik para monster secara konsisten dan mencabut kepalanya sebagai UAV untuk membantu tugas Trapper mencari sang monster dengan tingkat mobilitas yang lebih tinggi. Berbagi dengan dua karakter Support yang lain, Bucket juga dipersenjatai dengan Invisibility Cloak untuk menyembunyikan semua anggota tim dalam range terbatas.

Our personal favorite - Bucket!
Our personal favorite – Bucket!
Memaksa Anda untuk menggunakan skill yang sebenarnya bertentangan dengan gaya Anda bermain? Grinding untuk karakter baru seperti layaknya pedang bermata dua.
Memaksa Anda untuk menggunakan skill yang sebenarnya bertentangan dengan gaya Anda bermain? Grinding untuk karakter baru seperti layaknya pedang bermata dua.
Sistem unlock yang memaksa Anda untuk setidaknya mencapai setidaknya satu level Mastery untuk semua skill di setiap karakter memang terasa cukup grindy. Dua sisi mata pedang, karena di satu sisi ia memaksa Anda untuk senantiasa menggunakan semua skill yang ada, butuh atau tidak butuh, di setiap pertempuran yang ada hanya untuk membuka karakter baru. Sementara di sisi lain, ia mengacaukan ritme gameplay Anda sendiri karena sekarang, mau tidak mau, untuk membuka lebih banyak karakter, Anda harus menerapkan gaya gameplay yang sebenarnya tidak terlalu nyaman bagi Anda. Kasus Bucket kami saja, misalnya. Tidak terlalu senang dengan skill UAV miliknya karena tidak terlalu efektif, kami tetap dipaksa untuk terus menggunakannya hingga jumlah tertentu untuk membuka Cabot. Agak sedikit terasa grindy.

Hal yang sama tidak hanya terjadi di Hunters, tetapi juga Monsters yang ada. Untuk versi retail ini, Evolve menawarkan tiga varian monster: Goliath – sang bongsor standar dengan kekuatan fisik yang bisa melenyapkan Anda dalam waktu singkat, Kraken – sang monster terbang dengan kemampuan proyektil berbasis listrik yang mematikan, serta Wraith – yang bisa Anda kategorikan sebagai “Assassin” di dunia monster, cepat dan mematikan walaupun harus berhadapan dengan jumlah HP yang lebih kecil. Setiap monster akan dibekali dengan empat kategori skill berbeda, yang masing-masing darinya, menyandang ekstra 3 slot skill. Setiap kenaikan jenjang evolusi akan memberikan Anda ekstra tiga poin untuk didistribusikan ke semua skill ini, tentu saja, bebas menurut gaya bermain Anda. Semakin tinggi tingkat skill yang ada, semakin kuat pula damage yang ia hasilkan. Seperti pula Hunter, Anda juga dipaksa untuk meningkatkan tingkat Mastery setiap skill yang ada sebelum bisa mengakses Monster baru selanjutnya. Tugas yang lebih grindy tentu saja, mengingat Anda kini harus meningkatkan empat kategori skill yang ada.

Hal yang sama juga harus Anda lalui jika ingin mencicipi varian Monster yang baru.
Hal yang sama juga harus Anda lalui jika ingin mencicipi varian Monster yang baru.
Sama seperti Hunter, Anda dituntut untuk menggunakan skill yang sebenarnya tidak cocok dengan gaya bermain Anda. Sistem Grinding yang cukup menyebalkan.
Sama seperti Hunter, Anda dituntut untuk menggunakan skill yang sebenarnya tidak cocok dengan gaya bermain Anda. Sistem Grinding yang cukup menyebalkan.
Dan untuk kesekian kalinya, posisi dilematis bahkan terasa lebih kuat ketika Anda memerankan sang monster. Apa pasal? Di satu sisi, Anda tahu Anda harus mengakses semua skill yang ada untuk mencapai level Mastery yang baru dan membuka karakter Monster selanjutnya, dan namun di sisi lain – ia akan mengkhianati gaya bermain yang Anda tahu, sudah dipastikan akan membawa kemenangan. Sebagai contoh, kasus Goliath kami. Kami sendiri selalu memilih kombinasi Firebreath level 3 di awal permainan untuk berburu lebih cepat. Melewati evolusi ke level 2, tiga ekstra skill point langsung kami lemparkan ke Leap Smash level 3 untuk mobilitas dan serangan damage besar yang sulit diantisipasi. Kombinasi kedua serangan ini selalu efektif. Namun untuk membuka Kraken? Kami “dipaksa” untuk menggunakan dua skill lain – Charge dan Rock Throw hingga level Mastery, yang otomatis – mengacaukan gaya gameplay yang sebenarnya sudah ada. Mendorong Anda untuk mengeksplorasi lebih banyak kemungkinan? Kami melihat sistem grinding seperti ini lebih ke sesuatu yang menjengkelkan.

Evacuation – Sang Rivalitas yang Sebenarnya!

Selain memperkuat basis permainan dengan lebih banyak Hunter dan Monster, Evolve juga membuka lebih banyak variasi mode untuk menghasilkan pengalaman permainan yang berbeda. Selain Hunt – dimana Anda berburu monster dengan gameplay yang begitu mainstream, ada beberapa mode lain yang kini menyematkan mekanik berbeda.

Selain mode klasik "Hunt", Evolve menawarkan mode baru.
Selain mode klasik “Hunt”, Evolve menawarkan mode baru.
Ada Nest – dimana fokus permainan ini berganti pada lima buah telur yang tersebar di dalam peta. Monster harus melindungi telur ini dalam waktu tertentu, atau menetaskan mereka untuk menghasilkan ekstra monster kecil yang dikendalikan oleh AI. Monster-monster ekstra ini akan membantu sang Monster utama untuk menyerang Hunter yang ada, namun dengan pengorbanan tentu saja, bahwa Anda harus menghancurkan telur yang seharusnya Anda lindungi. Sementara di sisi lain, Hunter didorong untuk menghancurkan semua telur ini dalam waktu yang sangat terbatas. Haruskah Anda berpencar dan mulai menghancurkan mereka secara terpisah, dengan resiko Anda lebih rentan terhadap monster utama? Atau haruskah Anda terus bersama-sama untuk lebih aman, namun mengorbankan kecepatan? Apa yang harus Anda lakukan? Nest cukup untuk memicu dilema seperti ini, membuat Anda harus beradaptasi lebih. Sementara dua ekstra mode yang lain – Rescue dan Defend terasa lebih generic.

Nest menjadi mode baru yang cukup seru. Tidak lagi bertarung frontal, Hunters kini hanya diminta menghancurkan sejumlah telur di map dalam waktu terbatas. Monster bisa melindungi telur-telur tersebut, atau mengorbankannya untuk menciptakan minion baru yang dikendalikan oleh AI.
Nest menjadi mode baru yang cukup seru. Tidak lagi bertarung frontal, Hunters kini hanya diminta menghancurkan sejumlah telur di map dalam waktu terbatas. Monster bisa melindungi telur-telur tersebut, atau mengorbankannya untuk menciptakan minion baru yang dikendalikan oleh AI.
Namun primadonanya terletak di Evacuation Mode - pertempuran 5 ronde dengan sedikit bumbu cerita di dalamnya.
Namun primadonanya terletak di Evacuation Mode – pertempuran 5 ronde dengan sedikit bumbu cerita di dalamnya.
Namun primadona dari semua mode yang ada jatuh pada satu nama – Evacuation Mode. Berbeda dengan tipikal pertempuran Skirmish yang selesai dalam satu pertarungan saja, Evacuation akan mendorong rivalitas Hunters dan Monsters ke level yang baru – 5 pertempuran yang akan terjadi berturut-turut, yang akan terbagi dalam beberapa mode. Di Evacuation, yang dibumbuhi dengan sedikit elemen cerita di dalamnya, Anda akan saling berhadapan dalam perang 5 hari untuk menentukan nasib manusia, yang menawarkan Hunt, Nest, Rescue, dan Defend secara acak. Lantas apa yang membuatnya istimewa? Bukan hanya karena faktor 5 harinya saja, tetapi juga dari mekanik unik yang akan membuat setiap pertempuran akan mempengaruhi medan selanjutnya.

Pihak yang meraih kemenangan akan mendapatkan buff tertentu di pertempuran selanjutnya.
Pihak yang meraih kemenangan akan mendapatkan buff tertentu di pertempuran selanjutnya.
Untuk membuat pertempuran berjalan lebih menarik, sistem handicap juga diperkenalkan untuk membantu pihak yang kalah.
Untuk membuat pertempuran berjalan lebih menarik, sistem handicap juga diperkenalkan untuk membantu pihak yang kalah.
Medan pertempuran kini akan melahirkan buff menguntungkan tertentu untuk pihak yang menang, yang akan diimplementasikan di hari selanjutnya. Sebagai contoh? Jika Hunter lah yang memenangkan pertempuran pertama, medan pertarungan di hari kedua kini akan dipenuhi dengan Turret kecil yang tentu saja akan kian memberatkan aksi si Monster. Atau sebaliknya, jika Monster yang menang, maka dunia di hari kedua kini akan dipenuhi dengan tanaman raksasa karnivora yang siap memerangkap semua Hunter yang gagal waspada secara instan. Buff seperti apa yang akan muncul di hari selanjutnya sangat bergantung pada map apa yang Anda dapatkan, yang tentu saja, muncul secara acak. Evacuation Mode menawarkan pengalaman penuh bagaimana seharusnya sebuah Evolve dinikmati. Bagian terbaiknya? Untuk memastikan pertarungan tetap seimbang terlepas dari buff yang didapatkan, ada sistem handicap pula yang akan diterapkan ke pihak yang kalah, untuk membuat segala sesuatunya menarik.

Kehidupan atau  kematian, siapa yang akan akhirnya menang?
Kehidupan atau kematian, siapa yang akan akhirnya menang?
Adrenalin yang mengalir kencang menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan ketika Anda mencicipi mode Evacuation ini. Ada dorongan kecemasan dan rasa khawatir serta motif yang lebih kuat ketika menemukan fakta bahwa Anda berada di pihak yang kalah, dan otomatis, mendorong keinginan Anda untuk mencicipi kemenangan. Apalagi dengan ekstra kosmetik dimana Anda bisa melihat jumlah manusia yang berhasil Anda selamatkan atau bunuh dari pertempuran 5 hari ini.

Sayangnya, Rapuh!

Sayangnya, rapuh!
Sayangnya, rapuh!
Terlepas dari konsep multiplayer yang seharusnya pantas untuk mendapatkan acungan dua jempol, Evolve bukanlah game yang sempurna, atau bahkan harus dikatakan, rapuh. Salah satu yang cukup mengkhawatirkan adalah tetap absennya jenis hukuman apapun untuk gamer yang memutuskan untuk keluar dari tengah permainan dan tidak lagi melanjutkan.

Memang, ketika  mereka keluar, posisi yang kosong ini akan secara otomatis digantikan oleh AI secara instan. Namun mampukah AI mensimulasikan kompleksitas strategi, kesalahan, dan kombinasi serangan yang dilakukan manusia? Sayangnya, tidak. Turtle Rock Studios punya pekerjaan berat untuk memastikan ada konsekuensi dari meninggalkan permainan, yang tak ubahnya kanker untuk sebuah game berbasis multiplayer. Begitu tahu bahwa anggota tim Anda tiba-tiba tidak lagi melanjutkan dan AI berjuang menggantikan peran tersebut, level kenyamanan bermain Anda sudah turun cukup drastis. Solusi untuk masalah ini hanya dengan membentuk tim bersama dengan teman-teman yang Anda kenal, untuk ekstra konsistensi dan keseruan, tentu saja.

Player bisa saja meninggalkan pertempuran tanpa konsekuensi berarti.
Player bisa saja meninggalkan pertempuran tanpa konsekuensi berarti.
Masalah terbesar adalah konten yang sangat terbatas.
Masalah terbesar adalah konten yang sangat terbatas.
Kerapuhan lain, seperti yang sempat kami bahas di impresi versi alpha kami, juga meluncur dari minimnya konten yang ia tawarkan. 12 Hunters dan 3 Monster, dengan 4 Mode berbeda benar-benar tidak cukup untuk memastikan game ini bisa dicicipi untuk waktu yang lama. Bahkan, jujur saja, sejak 1,5 jam kami memainkan game ini, hampir semua pengalaman yang ingin ditawarkan oleh Evolve sudah kami cicipi, minus karakter yang harus dibuka dengan grinding. Kami sudah merasakan betapa sulitnya bertempur melawan user lain yang memainkan Wraith yang cerdik, atau bagaimana bertarung melawan para Hunters yang memiliki koordinasi peran sangat baik, atau mencicipi sulitnya mode Defend di Mode Evacuation, atau sekedar melihat aksi Cobat sebelum memastikan apakah usaha untuk membukanya pantas untuk dijajal atau tidak. Semuanya kami rasakan hanya dalam waktu 1,5 jam saja! Lantas, apa lagi yang akan mendorong Anda untuk terus mencicipi game hingga belasan jam ke depan? Sejauh mata kami memandang, kami sendiri tidak melihat alasan yang cukup kuat. Tidak ada alasan untuk bertahan, serapuh itulah Evolve.

Tapi bukankah game multiplayer dengan satu map seperti DOTA 2 bisa terus dimainkan tanpa rasa bosan? Tapi bukankah ia tidak rapuh dan justru berhasil menyedot perhatian jutaan gamer yang secara konsisten kembali? Memang DOTA 2 hanya memuat satu map saja dan gameplay yang itu-itu saja, namun kombinasi yang muncul dari 112 karakter hero – 5 vs 5 memunculkan skenario pertempuran yang tidak pernah sama. Dikombinasikan dengan item yang bisa diracik dan skill pemain yang ada, setiap pertarungan DOTA 2 adalah unik. Lantas, bagaimana dengan Evolve? 12 Karakter dan 3 Monster, yang masing-masing sudah punya skill yang fixed, di map yang tidak terlalu signifikan perbedaannya, dan mode yang sebenarnya punya konsep serupa satu sama lain, Evolve punya pekerjaan yang berat.

Pay us more!!
Pay us more!!
Apalagi di tengah minimnya konten tersebut, ia juga terus dicerca oleh komunitas gamer yang menyayangkan keputusan Turtle Rock Studios untuk menyematkan konten DLC berbayar di sebuah game yang sudah dibeli dengan harga penuh. Anda masih harus membayar ekstra dana untuk membuka skin karakter Hunters dan Monsters, dan juga senjata. DLC juga dibutuhkan untuk membuka varian monster yang terakhir – Behemoth. Dengan konten yang sudah begitu terbatas, dan Turtle Rock Studios cukup gila untuk “mengunci” konten lain di balik brankas yang hanya bisa dibuka dengan uang? Menyedihkan.

Kesimpulan

Evolve jagatplay (6)
Lantas, apakah Evolve pantas untuk dijajal? Menurut hemat kami, untuk Anda yang mencintai game-game berbasis multiplayer, tentu saja iya. Ia menawarkan salah satu pengalaman multiplayer paling inovatif dan seru selama beberapa tahun terakhir ini. Namun apakah ia pantas untuk dibayar mahal – sekelas game AAA yang lain? Untuk yang satu ini, kami ragu.

Agak sulit sebenarnya untuk menyimpulkan Evolve. Dari sisi gameplay, ia mengeksekusi identitasnya sebagai sebuah game 4 vs 1 hampir sempurna. Memuat user di dalam satu arena, memerankan dua peran dengan tuntutan bermain yang berbeda, sembari memastikan semuanya berjalan cukup seimbang, Evolve akan senantiasa mendorong adrenalin Anda secara maksimal. Dipadukan dengan implementasi CryEngine yang maksimal, pertempuran berjalan begitu memanjakan mata, terutama dari efek serangan hingga detail senjata yang ada. Baik bermain sebagai Hunter ataupun Monster akan menawarkan pengalaman bermain yang cukup epik. Namun di sisi lain, Evolve harus “bertarung” dengan keterbatasan dirinya sendiri.

Agak sedikit mengecewakan memang, bahwa di balik semua konsep gameplay yang sudah tereksekusi dengan baik, konten menjadi tantangan terberat untuk Evolve. Memuat jumlah karakter Hunter dan Monster yang menurut kami, terlewat sedikit, Turtle Rock Studios juga gagal memuat ekstra alasan mengapa Anda harus  memainkan game ini terus-menerus, apalagi dengan kesempatan besar bahwa Anda akan bertemu dengan skenario pertempuran yang serupa. Tidak adanya hukuman untuk gamer yang keluar dari pertempuran begitu saja dan sistem DLC yang ada juga tidak menghasilkan kontribusi positif apapun.

Lantas, apakah Evolve pantas untuk dijajal? Menurut hemat kami, untuk Anda yang mencintai game-game berbasis multiplayer, tentu saja iya. Ia menawarkan salah satu pengalaman multiplayer paling inovatif dan seru selama beberapa tahun terakhir ini. Namun apakah ia pantas untuk dibayar mahal – sekelas game AAA yang lain? Untuk yang satu ini, kami ragu. Membayar mahal untuk sebuah game yang mungkin menyita hanya beberapa jam permainan Anda dan kemudian dilupakan tanpa ada motivasi untuk kembali dalam waktu dekat? Kami menyarankan Anda membelinya ketika diskon besar untuk sekedar memuaskan rasa penasaran.

Kelebihan

Untuk sebuah dunia asing yang mengancam, Evolve menawarkan atmosfer tersebut dengan sangat baik.
Untuk sebuah dunia asing yang mengancam, Evolve menawarkan atmosfer tersebut dengan sangat baik.
  • Visualisasi memanjakan mata
  • Konsep pertempuran 4 vs 1 yang unik
  • Sistem prioritas untuk menentukan peran dalam game
  • Hunter dan Monster yang cukup balance
  • Karakterisasi Hunter yang pantas diacungi jempol
  • Evacuation Mode

Kekurangan

Need more content!
Need more content!
  • Konten yang sangat minim
  • Sistem unlock yang terasa cukup grindy
  • DLC kosmetik dan konten untuk game yang sudah Anda bayar penuh
Cocok untuk gamer: yang senang dengan konsep game berbasis multiplayer, yang memiliki teman lain untuk bermain Evolve juga
Tidak cocok untuk gamer: yang mudah bosan, mudah pusing dengan game FPS yang mengandalkan gerakan cepat


 sumber : http://jagatplay.com/2015/02/pc-2/review-evolve-konten-yang-rapuh/

0 komentar :

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys