Rabu, 11 Maret 2015

Home » » [review] Dying Light

[review] Dying Light

By Pladidus Santoso
February 12, 2015   ·   
 
Dying Light jagatplay part 2 (1)
Dari semua game yang sempat Anda mainkan sebagai seorang gamer, berapa banyak darinya yang menjadikan zombie sebagai tema utama? Beberapa franchise populer berhasil membangun identitasnya sendiri dari tumpukan mayat hidup ini, yang tubuhnya sudah terpotong-potong karena tajamnya parang Anda, atau bahkan hancur tanpa sisa karena Rocket Launcher yang tidak lagi mengenal belas kata kasihan. Dengan sejarah yang sudah berjalan cukup lama, genre ini sendiri sebenarnya sudah berada dalam posisi yang stagnan. Hampir tidak ada lagi konsep yang bisa diracik untuknya, setidaknya untuk menawarkan sensasi gameplay yang lebih menyenangkan, imersif, dan unik. Hingga Techland hadir dan berusaha membuktikan sebuah konsep gila yang tidak pernah diprediksikan sebelumnya – Dying Light.

Hal yang sangat rasional untuk menyebut Dying Light tak ubahnya sebuah perpaduan antara Mirror’s Edge dan Dead Island sebagai kunci inti permainan, seperti yang kami bahas di artikel preview sebelumnya. Selain kesempatan untuk membunuh para zombie dengan beragam senjata  dengan efeknya tersendiri, ia juga menawarkan kemampuan parkour untuk sang karakter utama. Anda bisa bergerak cepat dan bebas secara vertikal maupun horizontal di peta yang sudah terhitung luas, baik untuk bertarung secara terbuka atau justru menghindari para zombie yang hanya punya satu misi di kepala mereka – memakan Anda. Secara visual, ia juga tampil ciamik, setidaknya di versi PC. Detail tekstur yang mengalami peningkatan signifikan dari Dead Island serta tata cahaya yang memanjakan mata jadi nilai jual tersendiri.

Lantas, bagaimana dengan performa game ini sendiri secara keseluruhan? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang meminta Anda untuk lari dari kematian?

Plot

Selamat datang di Harran, mimpi buruk Anda yang baru!
Selamat datang di Harran, mimpi buruk Anda yang baru!
Selamat datang di Harran, Turki – sebuah kota indah penuh nilai budaya yang kini berubah jadi neraka dunia nyata. Alih-alih kesibukan kota dan manusianya, Harran kini justru dipenuhi oleh mayat hidup yang bertebaran di setiap sudut, berusaha mencari manusia baru untuk sekedar mengisi perut. Harran jatuh pada kekacauan setelah menyebarnya sebuah virus misterius, yang akhirnya memicu Kementerian Pertahanan untuk “mengunci mati” kota ini. Tidak ada yang bisa masuk, dan tidak ada yang bisa keluar.

Sebuah virus misterius telah membuat sebagian besar penduduk kota berubah menjadi mayat hidup. Di tengah kekacauan ini, karakter utama Anda - Crane justru diminta untuk masuk ke dalam.
Sebuah virus misterius telah membuat sebagian besar penduduk kota berubah menjadi mayat hidup. Di tengah kekacauan ini, karakter utama Anda – Crane justru diminta untuk masuk ke dalam.
Ia diminta oleh organisasi sosial - GRE untuk mengambil kembali sebuah file penting dari diktator baru Harran yang super kejam - Rais.
Ia diminta oleh organisasi sosial – GRE untuk mengambil kembali sebuah file penting dari diktator baru Harran yang super kejam – Rais.
Namun di tengah kekacauan ini, karakter utama yang Anda gunakan – Kyle Crane justru berusaha untuk menginfiltrasi Harran. Ia ditugaskan oleh GRE – Global Relief Effort yang terus-menerus menerjukan pengobatan sementara bernama Antizin lewat udara, untuk menemukan seseorang dan mengambil file penting mereka darinya. Namun sayangnya, usaha Crane tersebut sudah menemui masalah di awal. Pertama kali menyentuh jalan Harran dan ia sudah berada di ujung kritis dengan para Bandit yang mengincar kepalanya, dan tentu saja – gigitan zombie yang bisa membuatnya berubah kapan saja. Untungnya, ia diselamatkan oleh para survivor yang kini menetap di Tower.

Crane berada di posisi yang dilematis. Di sisi lain, ia juga menjadi ujung tombak para survivor di Harran untuk bertahan hidup.
Crane berada di posisi yang dilematis. Di sisi lain, ia juga menjadi ujung tombak para survivor di Harran untuk bertahan hidup.
Mampukah Crane mengatasi semua masalah ini? Apa isi file yang begitu ditakuti GRE ini?
Mampukah Crane mengatasi semua masalah ini? Apa isi file yang begitu ditakuti GRE ini?
Crane kini harus berhadapan dengan dilema besar. Di satu sisi, ia adalah seorang agen GRE yang mengemban misi rahasia – mencari politisi bernama Kadir “Rais” Suleiman yang dipercaya memegang file penting dan berbahaya milik GRE.  Sementara di sisi lain, keterikatan emosionalnya dengan para anggota Tower membuatnya harus berhadapan dengan banyak pilihan sulit. Menjadi hal yang begitu memberatkan hati melihat bagiamana setiap dari survivor ini berusaha bertahan hidup, sembari memastikan tidak lebih banyak korban berjatuhan di tengah supply antizin yang berbahaya.

Lantas, mampukah Crane mencuri file penting GRE dari Rais ini? Apa sebenarnya isi file tersebut? Konflik kepentingan seperti apa yang harus ia hadapi? Semua pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Dying Light ini.

Dead Island yang “Berbeda”

Secara garis besar, Anda bisa menyimpulkan mekanik dasar Dying Light sebagai Dead Island yang disempurnakan.
Secara garis besar, Anda bisa menyimpulkan mekanik dasar Dying Light sebagai Dead Island yang disempurnakan.
Secara mekanik gameplay, Dying Light sebenarnya mengusung inti yang tidak banyak berbeda dengan Dead Island. Anda masih akan berhadapan dengan sebuah game action dari kacamata orang pertama dengan dunia terbuka untuk dieksplorasi. Anda bisa menemukan beragam objek yang bisa dijadikan sebagai bahan crafting atau justru senjata untuk digunakan melawan para zombie yang ada. Tentu saja, ada segudang side mission yang bisa Anda picu dengan berbicara pada NPC tertentu untuk reward yang sepadan. Mekanik sisi aksinya memang harus diakui serupa dengan proyek Techland sebelumnya ini, namun bukan berarti, Dying Light adalah sekedar game sama dengan nama yang berbeda. Ada banyak inovasi yang membuatnya unik dan tentu saja, pantas untuk diacungi jempol.

Fitur yang membuatnya berbeda? Kemampuan Anda untuk mengakses tempat lebih tinggi lewat gerakan parkour yang ada.
Fitur yang membuatnya berbeda? Kemampuan Anda untuk mengakses tempat lebih tinggi lewat gerakan parkour yang ada.
Tidak hanya membantu Anda bergerak lebih cepat, posisi lebih tinggi juga meminalisir potensi Anda diserang.
Tidak hanya membantu Anda bergerak lebih cepat, posisi lebih tinggi juga meminalisir potensi Anda diserang.
Salah satu yang membuat Dying Light tampil berbeda tentu saja mengakar pada kemampuan sang karakter utama – Crane untuk melakukan parkour. Tidak lagi sekedar bergerak di jalanan, Anda punya akses yang lebih luas untuk setiap bidang vertikal yang bisa Anda panjat. Dengan mekanisme kontrol yang sederhana, Anda bisa berlari, melompat, dan menaiki setiap dari mereka, menawarkan mobilisasi yang lebih efektif. Tidak hanya sekedar untuk bergerak cepat dari satu titik ke titik lainnya, ketinggian juga memungkinkan Anda untuk mengeksplorasi Harran dengan resiko yang lebih minim. Mengapa? Karena sebagian besar zombie yang Anda temui memang tidak bisa memanjat, sehingga ia bisa digunakan untuk kepentingan strategis tertentu.

Para zombie biasa yang disebut sebagai Biters ini bukanlah satu-satunya ancaman yang harus Anda takuti.
Para zombie biasa yang disebut sebagai Biters ini bukanlah satu-satunya ancaman yang harus Anda takuti.
Seperti game-game zombie kebanyakan pula, Anda akan bertemu dengan banyak varian zombie dengan efek serangannya sendiri-sendiri.
Seperti game-game zombie kebanyakan pula, Anda akan bertemu dengan banyak varian zombie dengan efek serangannya sendiri-sendiri.
Sebagian besar? Benar sekali, mayat-mayat hidup ini bukanlah satu-satunya yang menjadi ancaman yang harus Anda taklukkan. Dying Light menawarkan banyak varian kelas zombie lainnya yang punya efek serangan berbeda-berbeda dan tentu saja lebih mengancam. Mereka menyebutnya sebagai Virals. Anda akan berhadapan dengan Toads yang akan meludahi Anda dengan cairan asam, atau Demolishers yang tampil tanky dengan senjata beratnya yang mematikan. Atau Anda bisa saja “sekedar” bertemu dengan Runners – varian zombie yang bisa berlari cepat dan bertempur secara efektif dalam jumlah kecil. Namun zombie bukanlah satu-satunya hal yang harus Anda takuti, karena di tengah kekacauan seperti inipun, selalu ada manusia dengan agenda yang bertolak belakang dengan apa yang ingin Anda perjuangkan.

Tidak hanya para mayat hidup, Anda juga harus berhadapan dengan para Bandits yang notabene merupakan manusia dengan kecerdasan. Lebih pintar, mereka bergerak lebih cepat, mampu menghindari serangan Anda atau menangkisnya, dan melakukan counter yang cepat.
Tidak hanya para mayat hidup, Anda juga harus berhadapan dengan para Bandits yang notabene merupakan manusia dengan kecerdasan. Lebih pintar, mereka bergerak lebih lincah, mampu menghindari serangan Anda atau menangkisnya, dan melakukan counter yang cepat.
Anda sebenarnya punya senjata range seperti machine gun ini untuk dimaksimalkan. Namun terbatasnya resource membuat serangan melee terlihat lebih rasional.
Anda sebenarnya punya senjata range seperti machine gun ini untuk dimaksimalkan. Namun terbatasnya resource membuat serangan melee terlihat lebih rasional.
Selain bertarung dengan para mayat hidup ini, Anda juga harus berhadapan dengan para Bandits. Bertempur melawan para zombie tentu berbeda dengan manusia yang masih punya kesadaran seperti ini. Para bandits bergerak lebih cepat, dengan kemampuan untuk menyerang beruntun dan damage yang cukup besar karena senjata yang mereka miliki. Parahnya lagi? Mereka juga cukup cepat dan pintar untuk menghindari serangan Anda atau bahkan menahannya. Pertempuran dengan setiap bandit secara frontal akan menguras stamina. Tapi ingat pula, Anda juga selalu punya alternatif brutal untuk menyelesaikan masalah seperti ini, seperti lemparan molotov untuk memanggang mereka hidup-hidup atau bahkan senjata api untuk pertempuran yang lebih cepat. Dying Light memang menawarkan kesempatan untuk menjadikan senapan mesin atau pistol sebagai ujung tombak untuk menundukkan ancaman yang ada, namun terasa kurang efektif karena resource peluru yang terbatas. Seperti halnya, Dead Island, ia masih berkisar pada serangan melee dan merangkai senjata yang lebih mematikan.

Mempersiapkan Diri

Ada segudang misi yang bisa Anda tempuh di Harran, tentu saja - dengan reward yang sepadan.
Ada segudang misi yang bisa Anda tempuh di Harran, tentu saja – dengan reward yang sepadan.
Ini mungkin terdengar begitu jahat, namun masalah yang terjadi di Harran ternyata adalah gudang “penghasilan” untuk Anda. Ada segudang side mission yang bisa Anda selesaikan di sini, selain tentu saja – misi utama untuk memicu progress cerita. Cukup berbicara dengan NPC yang memuat tanda seru di peta kecil yang ada, Anda akan dibekali dengan ragam pekerjaan yang biasanya berkisar pada permintaan untuk bergerak dari titik A dan B, mengumpulkan objek tertentu, dan kembali. Reward yang diberikan oleh beragam side mission ini membuatnya sulit untuk ditolak.

Selain terkadang senjata yang lebih baik, setiap side mission ini akan memberikan Anda ekstra experience points untuk menaikkan level. Di sinilah Dying Light tampil cukup unik. Berbeda dengan game action serupa yang menyisipkan elemen RPG lewat sistem experience points dan kenaikan level yang sederhana, Dying Lights menerapkan mekanisme yang serupa dengan Skyrim. Skill terbagi menjadi tiga bagian sama besar: Survival, Agility, dan Power yang masing-masing memuat cabang ekstra kekuatan baru atau status sesuai dengan namanya.

Ada tiga kategori skill berbeda yang masing-masing mengusung pohon skillnya sendiri-sendiri. Menariknya lagi? Level mereka juga akan disokong oleh experience points yang berbeda.
Ada tiga kategori skill berbeda yang masing-masing mengusung pohon skillnya sendiri-sendiri. Menariknya lagi? Level mereka juga akan disokong oleh experience points yang berbeda.
Mengusung mekanisme yang serupa dengan Skyrim, level tiap skill ini akan naik bergantung pada aktivitas Anda. Semakin sering Anda melakukannya, semakin tinggi pula penguasaan Anda.
Mengusung mekanisme yang serupa dengan Skyrim, level tiap skill ini akan naik bergantung pada aktivitas Anda. Semakin sering Anda melakukannya, semakin tinggi pula penguasaan Anda.
Experience Points untuk Survival hanya bisa didapatkan lewat serangkaian misi yang ada, sampingan atau utama. Sementara level Agility atau Power akan naik seiring dengan aktivitas Anda, layaknya Skyrim. Sering melakukan parkour? Experience points akan terus didistribusikan ke kolam agility Anda. Atau Anda lebih sering bertempur secara terbuka? Maka level Power Anda yang akan disupply kepingan experience points secara konsisten. Semakin sering Anda melakukan aktivitas tertentu, semakin Anda menguasainya. Konsep yang pantas untuk diacungi jempol.

Eksplorasi menjadi begitu esensial untuk mengumpulkan resource, pondasi bagi Anda untuk bertahan hidup.
Eksplorasi menjadi begitu esensial untuk mengumpulkan resource, pondasi bagi Anda untuk bertahan hidup.
I swear i'm just trying to find resources!!
I swear i’m just trying to find resources!!  ( ͡° ͜ʖ ͡°)
Dengan resource dan blueprint yang tepat, Anda bisa menggunakan semua resource ini untuk crafting, dari item hingga senjata unik Anda sendiri. Tidak hanya itu saja, Anda juga bisa menyempurnakan mereka dengan menyematkan efek elemen ke dalamnya.
Dengan resource dan blueprint yang tepat, Anda bisa menggunakan semua resource ini untuk crafting, dari item hingga senjata unik Anda sendiri. Tidak hanya itu saja, Anda juga bisa menyempurnakan mereka dengan menyematkan efek elemen ke dalamnya.
Side mission boleh dibilang hanyalah secuil alasan mengapa Anda akan tertarik untuk mengeksplorasi setiap sudut Harran. Pada akhirnya, semua kesibukan ini akan berakhir untuk satu tujuan yang sama – mempersiapkan diri dari beragam ancaman yang akan dihadapi. Ada segudang resource yang bisa Anda kumpulkan di kota ini, dari sekedar tempat sampah hingga sudut rumah yang terbuka untuk dijarah. Setiap resource ini  bisa digunakan untuk dua hal – yang tidak penting bisa berakhir menjadi uang untuk membeli senjata atau resource yang lebih baik dari para merchant, sementara yang penting akan berakhir menjadi bahan crafting. Benar sekali, dengan mengumpulkan resource dalam jumlah tertentu, disertai dengan blueprints yang berhasil Anda kumpulkan, Anda bisa membangun item dan senjata yang lebih baik.

Mengumpulkan resource bahkan kian penting mengingat senajta Anda punya daya tahan sendiri dan dapat hancur. Memastikan diri memiliki senjata cadangan jadi salah satu fokus yang tidak bisa dabaikan begitu saja.
Mengumpulkan resource bahkan kian penting mengingat senajta Anda punya daya tahan sendiri dan dapat hancur. Memastikan diri memiliki senjata cadangan jadi salah satu fokus yang tidak bisa dabaikan begitu saja.
Tidak ingin menyia-nyiakan senjata Anda? Anda bisa saja kembali ke serangan melee, menghancurkan para zombie biasa ini dengan tangan (kaki) kosong. Atau, Anda bisa juga mendorong mereka ke beragam jebakan di peta untuk kematian secara instan. Pile them up!
Tidak ingin menyia-nyiakan senjata Anda? Anda bisa saja kembali ke serangan melee, menghancurkan para zombie biasa ini dengan tangan (kaki) kosong. Atau, Anda bisa juga mendorong mereka ke beragam jebakan di peta untuk kematian secara instan. Pile them up!
Ini menjadi hal yang super esensial untuk memastikan Anda bisa bertahan hidup di tengah horrornya Harran itu sendiri. Crafting adalah pintu gerbang utama untuk menciptakan senjata yang lebih baik, dari sekedar molotov untuk efek area serangan efek yang lebih luas hingga kombinasi senjata mematikan dengan ekstra damage dan elemen di dalamnya. Ambisi untuk mendapatkan senjata yang lebih kuat juga membuat setiap menit eksplorasi yang Anda lakukan punya potensi untuk terbayar manis. Apalagi mengingat setiap senjata yang Anda miliki memiliki daya tahannya sendiri. Anda hanya bisa memperbaiki senjata hingga batas jumlah tertentu sebelum terpaksa membuangnya karena tidak lagi efektif. Satu yang pasti di benak Anda ketika hal ini terjadi? Memastikan bahwa senjata cadangan Anda selalu tersedia, jika tidak, lebih kuat daripada yang sebelumnya.

Dying Light mungkin akan terasa sulit di jam-jam awal permainan. Namun seiring dengan level dan skill yang Anda buka, dipadukan kombinasi senjata dari blueprint yang makin beragam, ia akan lebih mudah dinikmati.
Dying Light mungkin akan terasa sulit di jam-jam awal permainan. Namun seiring dengan level dan skill yang Anda buka, dipadukan kombinasi senjata dari blueprint yang makin beragam, ia akan lebih mudah dinikmati.
Dipadukan dengan skill yang bisa Anda dapatkan dari kenaikan level, Dying Light akan terasa semakin mudah seiring dengan progress perkembangan karakter Anda. Di awal ia mungkin terasa seperti game survival horror yang merepotkan, namun sensasi ini akan memudar begitu lebih banyak blueprint senjata dan skill yang terbuka. Beberapa skill memungkinkan Anda melakukan tendangan dua kaki untuk damage besar tanpa harus mengorbankan durabilitas senjata, membuat senjata Anda lebih tahan lama, atau bahkan memperbesar kemungkinan Anda bisa memperbaiki senjata Anda tanpa perlu mengorbankan limit repair yang ada. Dipadukan dengan senjata berdamage besar? Zombie bukan lagi tantangan yang perlu Anda khwatirkan.

Lari dari Malam – Lari dari Kematian!

Harran sudah cukup jadi neraka bagi Anda? Tunggu hingga malam tiba!
Harran sudah cukup jadi neraka bagi Anda? Tunggu hingga malam tiba!
Satu yang pasti, tantangan Dying Light tidak lantas selesai begitu Anda sudah mencapai level tinggi dengan senjata lebih besar. Ada horror besar yang mengintai dan siap untuk membunuh dalam sekejap, walaupun Anda sudah mempersiapkan diri dengan matang, sekalipun. Di Dying Light, tidak ada yang lebih menyeramkan selain berhadapan dengan sinar matahari yang semakin memudar di ujung jalan. Malam berarti kematian di sini, dan kematian tersebut, sama sekali tidak punya konotasi menyenangkan.

Malam hari akan membuat status Anda dari seorang pahlawan, menjadi seonggok daging buruan yang kebetulan, bisa berlari cepat.
Malam hari akan membuat status Anda dari seorang pahlawan, menjadi seonggok daging buruan yang kebetulan, bisa berlari cepat.
Varian zombie paling berbahaya - Volatiles hanya keluar di malam hari. Misi utamanya? Mencabik dan menikmati tubuh Anda.
Varian zombie paling berbahaya – Volatiles hanya keluar di malam hari. Misi utamanya? Mencabik dan menikmati tubuh Anda.
Seperti yang sempat mereka promosikan selama ini, sensasi gameplay Dying Light berbeda jauh ketika siang dan malam. Siang hari, Anda masih bisa merasakan peran sebagai seorang karakter utama yang bisa menundukkan beragam ancaman yang ada secara instan, berkat skill dan senjata yang ada. Namun begitu Harran jatuh dalam kondisi gelap, Anda bukanlah siapa-siapa, selain daging buruan untuk varian zombie yang lebih menakutkan bernama Volatiles. Hanya muncul di malam hari, Volatiles hadir dengan kecepatan, kekuatan, dan daya tahan yang jauh melebihi varian zombie yang lain. Ia bisa membunuh Anda dalam sekejap jika Anda tidak hati-hati.

Tidak ada solusi yang bisa menjamin Anda untuk bisa bertahan hidup jika Anda memilih perang terbuka. Pilihan rasional adalah berlari menyelamatkan diri, bersembunyi di beragam Safe House yang bisa Anda buka lewat misi sederhana untuk menunggu matahari kembali. Kehadiran Volatiles ini menghadirkan sensasi horror yang pantas diacungi jempol. Mengerti  fakta bahwa Anda bisa mati secara instan karena monster yang satu ini membuat setiap pertemuan selalu menghasilkan rasa panik dan ketakutan tersendiri, bahwa Anda butuh mencari cara apapun, untuk selamat. Untungnya, ada satu mekanik ekstra yang membuat hal ini terasa mungkin.

Anda bisa memperbesar kemungkinan selamat dengan mengamankan beragam Safe House yang ada.
Anda bisa memperbesar kemungkinan selamat dengan mengamankan beragam Safe House yang ada. Volatiles tidak akan bisa mengejar Anda ke dalam dan Anda punya opsi tidur untuk mempercepat waktu di sini. Matahari = lebih aman.
Menemukan Safe House ini  juga bukanlah perkara sulit. Mereka terpampang jelas di peta yang Anda miliki.
Menemukan Safe House ini juga bukanlah perkara sulit. Mereka terpampang jelas di peta yang Anda miliki.
Caranya adalah dengan mulai merebut Safe House yang tersebar di map. Anda hanya tinggal bergerak menuju ikon rumah berwarna merah yang terdapat di peta, menghancurkan semua zombie di dalam lokasi, dan Safe House pun bisa diakses. Lantas apa yang bisa Anda lakukan di sini? Seperti nama yang ia usung, Safe House akan memastikan Anda tidak diserang oleh zombie apapun, termasuk Volatiles sekalipun. Di sini, Anda bisa tidur untuk mempercepat waktu dan memastikan diri untuk bertemu dengan matahari kembali. Anda bisa menjalani kembali hari-hari Anda sebagai seorang pahlawan, seperti biasanya.

Tapi malam juga punya godaan yang sulit untuk ditolak. Jika Anda cukup berani mengeksplorasinya, ada ekstra exp ganda Power dan Agility untuk dipanen.
Tapi malam juga punya godaan yang sulit untuk ditolak. Jika Anda cukup berani mengeksplorasinya, ada ekstra exp ganda Power dan Agility untuk dipanen.
Semuanya terdengar mudah, bahwa dengan sistem Safe House seperti ini, Anda tidak akan pernah perlu lagi takut dengan malam. Secara konsep, iya, namun Techland tampaknya punya cara tepat untuk menggoda Anda keluar dari “kandang” dan mulai mencicipi betapa menyeramkannya Harran di malam hari. Selain beberapa side quest yang memang hanya bisa diselesaikan di malam hari, resiko untuk mati secara instan ini juga dikompensasi dengan kesempatan untuk mendapatkan experience dua kali lebih cepat. Benar sekali, semua experience points – Agility dan Power selama malam hari akan digandakan, membuat bar untuk mendapatkan ekstra satu skill points tersebut berjalan jauh lebih cepat. Kini pilihan kembali bergantung pada Anda. Apakah Anda merasa resiko mengitari malam untuk experience ganda memang cukup pantas? Jika iya, maka silakan bersenang-senang dengan potensi kematian ini. Namun ingat pula, kematian berarti hilang sejumlah porsi experience points untuk Survival yang sulit untuk dikumpulkan.

Visualisasi Apik

Desain kota yang ciamik jadi salah satu nilai jual.
Desain kota yang ciamik jadi salah satu nilai jual.
Seperti yang sempat kami sebut sebelumnya, lompatan visual yang ditawarkan Techland di Dead Island pertama dan Dying Light boleh terbilang cukup signifikan. Memperkuat citranya sebagai game generasi terbaru, ia tampil sebagai game yang cukup memanjakan mata, baik dari sisi desain maupun teknis. Dari sisi desain, mereka mampu menawarkan sebuah kota dengan atmosfer yang pantas diacungi jempol. Anda akan bisa merasakan dengan jelas bahwa Anda tengah diterjunkan di sebuah kota yang berada di ujung kematian, dengan kehancuran di mana-mana. Debu, hujan yang dramatis, angin, posisi para zombie, teriakan kelaparan mereka, hingga sekedar desain tata kota yang ada menyempurnakan pengalaman Dying Light ini.

In love with the halo effect..
In love with the halo effect..
Permainan cahaya gelap dan terang yang luar biasa juga membangun atmosfer yang luar biasa untuk Dying Light.
Permainan cahaya gelap dan terang yang luar biasa juga membangun atmosfer yang luar biasa untuk Dying Light.
Pesona yang sama juga meluncur dari sisi teknis. Kualitas tekstur meningkat jauh, dengan detail setiap karakter, bahkan para zombie yang Anda temui sekalipun hadir begitu baik. Namun bagian terbaiknya? Kualitas tata cahaya yang memesona. Perbedaan malam dan siang yang begitu kentara, dengan efek sinar dan bayangan yang tepat ketika Anda harus menghidupkan senter dan beraksi jadi catatan positif tersendiri. Ia berhasil membangun kesan horror yang kuat di malam hari, sesuatu yang cukup unik mengingat betapa Dying Light mengakar pada gameplay action yang menjadi titik fokus. Desain visual yang mereka tawarkan berkontribusi besar pada pengalaman yang ia tawarkan.

Bertarung dengan para zombie di tengah hujan? Epic!
Bertarung dengan para zombie di tengah hujan? Epic!
Mm..guys.. ada yang kehilangan tangan?
Mm..guys.. ada yang kehilangan tangan? Guys..guys..
Salah satu keputusan yang kami senangi juga adalah keberanian untuk mempertahankan elemen gore yang ada. Kepala yang putus, darah dimana-mana, tangan yang terpotong, kematian sia-sia, hingga bau hangus mereka yang terbakar-bakar hidup seolah memperkuat atmosfer mencekam Dying Light itu sendiri.

Kesimpulan

Dying Light jagatplay part 2 (4)
Dying Light memenuhi semua janji yang ia tawarkan selama beberapa bulan terakhir ini. Ia hadir sebagai sebuah game post-apocalyptic yang menyenangkan, cukup inovatif, berbeda, dan tentu saja – seru di saat yang sama. Ia tampil sebagai sebuah paket game yang siap untuk menyita perhatian Anda untuk waktu yang cukup lama.
Terlepas dari rasa pesimis yang cukup kuat bahwa industri game masih bisa menggali sesuatu yang baru dari genre zombie yang kian usang, Dying Light melemparkan bukti sebaliknya. Kombinasi gameplay ala Dead Island dan Parkour ala Mirror’s Edge menghasilkan pengalaman open world post-apocalypse yang cukup unik, dan yang pastinya seru. Ada kesenangan tersendiri, bergerak cepat dari satu bangunan ke bangunan lainnya, berburu resource, menyelesaikan ragam side quest yang ada, sembari memastikan Anda dibekali dengan ragam senjata unik dan kuat untuk memastikan probabilitas lebih tinggi ketika berujuang bertahan hidup. Namun tidak hanya elemen action. Dying Light juga terhitung berhasil menyematkan sensasi horror yang cukup kentara ketika malam tiba, dimana Anda akan diburu dengan kesempatan kecil untuk melawan balik. Kombinasi semua elemen ini melahirkan sensasi game zombie terbaik yang pernah kami temukan.

Namun tentu saja, ada beberapa catatan yang pantas diarahkan untuk proyek teranyar Techland ini. Salah satu yang masih terasa cukup mengganggu adalah limitasi di sistem kamera yang terkadang sulit untuk mengkomodasi gerakan parkour yang Anda butuhkan, apalagi jika level yang harus Anda lewati benar-benar berbentuk vertikal ke atas, seperti memanjat tower atau menara jembatan di salah satu misi sampingan yang ada. Hal mengecewakan lain adalah tidak adanya sistem fast travel, yang memaksa Anda benar-benar harus berlari dari satu titik ke titik lain. Ini bukan masalah soal bagaimana kita terbiasa dimanjakan dengan fitur ini, namun absennya fast travel membuat back tracking misi-misi lawas jadi kerepotan tersendiri. Mengapa? Karena sebagian besar misi sampingan terletak di area dekat dengan misi utama yang ada. Jadi jika Anda bersikukuh untuk menyelesaikan misi utama terlebih dahulu dan baru menyelesaikan misi sampingan ketika bosan, misalnya, Anda akan berlari kesana-kemari hanya untuk tiba di lokasi tertentu.

Namun terlepas dari kekurangan tersebut, Dying Light memenuhi semua janji yang ia tawarkan selama beberapa bulan terakhir ini. Ia hadir sebagai sebuah game post-apocalyptic yang menyenangkan, cukup inovatif, berbeda, dan tentu saja – seru di saat yang sama. Ia tampil sebagai sebuah paket game yang siap untuk menyita perhatian Anda untuk waktu yang cukup lama.

Kelebihan

Lighting yang memukau!
Anda akan bersenang-senang dengan game yang satu ini!
  • Visualisasi apik
  • Cerita yang cukup mengundang rasa penasaran
  • Parkour menawarkan sensasi yang berbeda
  • Beragam resource dan senjata yang bisa dikumpulkan / dibuat
  • Efek malam yang memang terasa mencekam
  • Multiplayer yang cukup menyenangkan
  • Sistem level dan skill sesuai dengan frekuensi aktivitas Anda
  • Gore content!

Kekurangan

Sayangnya, di beberapa titik - kamera menjadi sumber frustrasi tersendiri.
Sayangnya, di beberapa titik – kamera menjadi sumber frustrasi tersendiri.
  • Sistem kamera yang terkadang menyebalkan
  • Tidak ada sistem fast travel
Cocok untuk gamer: pecinta Dead Island atau Mirror’s Edge, yang senang dengan konsep post-apocalyptic

Tidak cocok untuk gamer: yang mudah pusing dengan kacamata orang pertama – bahkan di game FPS sekalipun

sumber : http://jagatplay.com/2015/02/pc-2/review-dying-light-mencoba-lari-dari-kematian/4/
 


0 komentar :

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys