Senin, 30 April 2012

Home » » [review] Darkness II

[review] Darkness II

Review The Darkness II: Kembalinya Sang Kegelapan yang Brutal!


 
 
 Kekejaman mungkin menjadi salah satu konsep yang sangat bertentangan dengan norma yang dibangun masyarakat di dunia nyata. Kata ini memang menggambarkan tingkah laku berbahaya yang melewati batas pantas dan seringkali diidentikkan dengan dorongan naluriah penuh tindak kekerasan. Walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa agresi sendiri sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup manusia. Keterbatasan untuk mengekspresikannya secara bebas di masyarakat membuat manusia membutuhkan media yang tepat untuk menyalurkannya. Dari semua game FPS yang hadir di industri game, The Darkness boleh dikatakan sebagai salah satu game terbaik untuk menampung “sisi gelap” tersebut. Pada awal perilisannya di tahun 2007 silam, The Darkness berhasil menuai pujian berkat mekanisme gameplaynya yang kreatif. Sang developer saat itu, Starbreeze Studios juga diakui berhasil menghasilkan sebuah game yang mampu tampil sesuai dengan nama besar yang diusungnya. The Darkness membawa standar baru bagaimana sebuah game FPS mampu menampilkan sebuah konsep yang begitu brutal dan kejam. Temanya yang gelap dan dewasa juga membuat franchise ini akhirnya diadaptasikan menjadi seri komik yang terhitung sukses.
 
  
 
5 tahun sejak kemunculan pertamanya, The Darkness akhirnya mendapatkan sekuel lanjutannya. Melihat kesuksesan seri pertamanya, tidak mengherankan jika banyak gamer yang memberikan antisipasi yang tinggi untuk seri terbaru yang akan dirilis oleh 2K Games ini. Namun berbeda dengan seri pertamanya, The Darkness II kini ditangani oleh developer yang berbeda – Digital Extremes. Walaupun keduanya memiliki satu benang merah sama yang berkesinambungan, The Darkness II tampil dengan keunikannya sendiri, dari segi visualisasi hingga penekanan elemen gameplay yang berbeda. Tetapi intinya? Ia tetap menjadi game yang meramu darah, mutilasi, balas dendam, amarah, dan cinta dalam satu paket lengkap. Lantas bagaimana dengan performa game ini secara keseluruhan? Mampukah ia memenuhi semua ekspektasi yang diarahkan kepadanya? Mampukah seri terbaru ini membawa kembali atmosfer yang sempat ditawarkan oleh seri pertamanya? The Darkness II yang kami mainkan ini adalah versi XBOX 360. Walaupun terdapat perbedaan yang cukup dapat dirasakan pada level framerate dan details yang dihadirkan dengan versi PC (namun tidak jauh berbeda dengan Playstation 3), review ini tetap kami tempatkan di sesi PC untuk menjamin manajemen konten yang lebih mudah dan nyaman, bagi kami maupun bagi Anda, players.

Plot

Jackie Estacado dari seri pertama tetap menjadi karakter utama di seri kedua ini

The Darkness II tetap menempatkan Jackie Estacado dari seri pertama sebagai karakter utama di seri kali ini, bahkan bergerak dalam satu garis timeline yang sama. Dua tahun sejak Jackie mengenal tentang kekuatan The Darkness yang diwariskan turun-temurun di keluarganya, ia kini menjadi pemimpin keluarga mafia – Franchetti yang disegani. Selama kurun waktu ini, Jackie sendiri telah berhasil menekan dan menguasai kekuatan The Darkness. Ia tidak lagi bergantung padanya untuk dapat terus hidup. Namun dua tahun adalah waktu yang terlalu lama bagi kekuatan gelap ini untuk terus tidur tanpa melakukan apapun.  Ia terus menggoda dan menarik Jackie untuk kembali meraih “kemampuan super” ini. Serangan tiba-tiba yang dilancarkan pada organisasi mafianya, membuat hidup Jackie berada di ujung tanduk. Di dalam batas hidup-mati ini, Jackie akhirnya harus menyerah kembali untuk memanggil The Darkness dan kembali menggunakan kekuatannya. Walaupun ia berusaha untuk mengendalikanya, kekuatan kegelapan ini tumbuh semakin kuat dengan setiap nyawa yang berhasil ia klaim. Namun Jackie tidak peduli. Dalam pikirannya, ia hanya ingin mencari pihak yang bertanggung jawab di balik serangan ini. Sebuah misteri baru juga terbangun, Jackie terus melihat bayangan Jenny Ramano, kekasihnya yang ditembak mati di seri pertama. Setelah dua tahun tragedi tersebut, Jackie masih belum bisa melupakan cinta abadinya ini.
 
Situasi yang genting memaksa Jackie memanggil The Darkness Kembali

Sosok Jenny yang tewas di seri pertama terus datang menghantui Jackie. Apa alasan di balik kemunculan ini?

Penelusuran yang dilakukan Jackie ternyata membawanya ke  misteri yang lebih besar. Ia menemukan bahwa sebuah organisasi baru bernama Brotherhood ternyata memiliki ketertarikan pada kekuatan The Darkness yang dimiliki oleh Jackie. Hebatnya lagi? Kelompok rahasia ini ternyata juga memiliki kekuatan yang tidak jauh berbeda. Brotherhood mungkin menjadi ancaman utama, namun misteri kemunculan Jenny yang datang terus-menerus juga membuat hidup Jackie dilanda kebingungan tanpa jawaban. Apa yang sebenarnya terjadi?  Siapa itu Brotherhood? Apa yang sebenarnya melatarbelakangi kemunculan Jenny? Apakah Jackie akan mampu mengendalikan The Darkness ataukah sebaliknya?? Anda akan mendapatkan jawabannya dengan memainkan game yang satu ini.

0 komentar :

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys