Kamis, 03 April 2014

Home » » [review] Dishonored

[review] Dishonored

Setelah menuai kesuksesan besar dengan game franchise The Elder Scrolls V: Skyrim, publisher Bethesda Softworks merilis sebuah game terbaru yang dikembangkannya  dengan Arkane Studios. Game berjudul Dishonored ini bakal memberikan sensasi bermain sebagai assassin yang berbeda dari game-game sejenis lainnya.

Beberapa game yang berkarakter utama seorang assassin memang menyediakan permainan yang bebas untuk dieksplorasi oleh gamer. Tetapi Dishonored memiliki kebebasannya sendiri yang cukup khas. Dan kebebasan ini ternyata tidak hanya ada pada satu hal saja, tetapi juga terdapat pada hal-hal lain yang belum tentu ditemukan dalam game lain.

STORYLINE


Bercerita tentang Corvo Attano seorang royal protector atau pengawal pribadi sang ratu, Jessamine Kaldwin yang memerintah di kota Dunwall. Kota yang tengah diserang wabah ‘Rat Plague’. Bila kamu mengikuti berita Dishonored sebelumnya kamu akan mengetahui asal mula terjadinya wabah tersebut. Corvo tengah kembali dari tugasnya dalam mencari obat penawar untuk penyakit Rat Plague. Namun hal buruk menimpa sang ratu dan dirinya. Sang ratu dibunuh secara misterius dan anaknya, Emily Kaldwin diculik. Meninggalkan dirinya dengan mayat sang ratu yang tengah bersimbah darah.

Cerita game Dishonored bercerita bagaimana Corvo terlibat dalam kejadian tersebut dan mengembalikan reputasinya karena disalahkan kematian sang ratu. Terdapat pula multiple ending yang akan ditemui pada akhir cerita. Mengenai siapa dan apa hubungan Corvo dengan sang Ratu mungkin tidak dijelaskan secara rinci. Pemain harus menggali informasi melalui buku-buku yang bertebaran dalam kota Dunwall, seperti yang pernah ditemui dalam game The Elder Scrolls V: Skyrim.

GAMEPLAY



Permainan Dishonored dimainkan dari sudut pandang orang pertama dan tidak ada pilihan untuk menjadi pandangan orang ketiga. Satu hal yang membedakan game ini dengan game Assasin’s Creed atau Hitman, adalah nuansa realistik dengan menambahkan unsur gore didalamnya. Gamer bisa membuat anggota badan milik musuh bertebaran dimana-dimana

Kamu bisa memilih cara untuk menentukan hidup musuhmu, mau dengan cara yang lethal (membunuhnya) atau cara non-lethal (mencekik hingga pingsan). Karena semua pilihanmu nanti bergantung kepada kesejahteraan kota Dunwall yang akan semakin memperketat keamanan dengan keberadaan Corvo atau semakin terpuruk dalam wabah 'Rat Plague'

Akan banyak item nyawa yang bisa kamu temukan disepanjang permainan ini. Terdapat potion nyawa yang juga bisa mengisi health barmu ketika dalam kondisi kritis. Jadi urusan nyawa tidak menjadi persoalan dalam game ini.

Beberapa penjelasan mengenai kemampuan magis Corvo bisa kamu akses dari menu tutorial dalam game Dishonored. Skill Corvo sendiri akan terbagi menjadi 2 - skill aktif dan skill pasif. Skill aktif disini akan sering kamu pergunakan dalam memanipulasi keberadaanmu dalam game Dishonored. Kemudian skill pasif yang mendukung Corvo dalam bertahan dari gempuran musuh maupun kemampuan tambahan dalam membasmi musuh. Skill - skill tersebut bisa kamu pergunakan  setelah membelinya dengan menggunakan runes yang kamu temukan di dalam game

GRAPHIC


Dengan bantuan dari Viktor Antonov (Half Life series, Dark Messiah of Might and Magic) dan Sebastien Mitton (Dark Messiah of Might and Magic, Bioshock 2), game Dishonored menyajikan penampilan futuristik dengan nuansa Eropa kuno pada jaman Revolusi Industri. Walaupun gambar yang terlihat sedikit wash-out alias memudar yang memberikan kesan kelam terhadap kota Dunwall.

Penggunaan Unreal Engine 3 dalam game Dishonored ini sendiri cukup ringan. Dengan menggunakan notebook bersenjatakan Intel Core i5 dan VGA AMD Radeon 6600 dan 6700 tidak mengalami kesulitan dalam menjalankan game Dishonored dalam settingan tertinggi

Penggunaan teksture high maupun low-res tidak terlihat jauh perbedaannya. Sehingga penggunaan anti aliasing hanya memperindah sedikit tampilan kota Dunwall dalam game Dishonored.

SOUND




Untuk musiknya, membawa unsur gothic ala London di era 60-an. Mungkin kamu bisa membayangkan musik score film Sherlock Holmes 2. Unsur Eropa klasik sangat kental dalam game ini. Berbagai dialog antar karakter maupun musuh disajikan dengan jelas. Selain juga kamu perlu mendengarkan berbagai percakapan tersebut dalam menambah petunjuk yang berguna dalam misimu.

Efek sound juga yang berganti – ganti berdasarkan situasi yang sedang pemain alami juga berperan penting. Memberikan saya informasi mengenai situasi musuh, apakah keberadaan saya sudah diketahui atau belum oleh pihak musuh.

Overall, semua elemen tersebut digarap dengan apik dan saling mendukung dengan  game Dishonored.

REPLAYABILITY



Untuk replaybility  kamu bisa mengulang misi yang sudah selesai kamu jalankan pada saat Mission Stats. atau menyelesaikan objektif rahasia yang kamu temui sepanjang misimu, di samping kamu bisa sekaligus menuntaskan berbagai achievement yang ada. Akan ada sekitar 50 achievement yang tersedia bila kamu memainkan game Dishonored yang tersambung dengan portal game Steam.

LONGEVITY

Diperlukan waktu lebih kurang 22 jam bila kamu bermain secara diam-diam dan tidak membunuh musuh sedikitpun atau kamu bisa selesaikan dalam waktu kurang dari 10 jam dengan metode permainan cepat ala rambo. Berbagai misi sampingan seperti  mencari koleksi bone charm dan runes bisa memperlama durasi permainanmu.

CONCLUSION


Seperti yang saya sampaikan di paragraf awal, kamu bisa menentukan cara penyelesaianmu sendiri baik  dengan cara ala Rambo, cara ala Agent 47 sampai cara seperti Connor atau Ezio bisa kamu lakukan disini. Terlebih dengan berbagai kemampuan Corvo yang didapatnya dari The Outsider, diberikan kebebasan berkreasi dalam mempergunakan semua kekuatan supernatural tersebut.

Karena penyelesaian misi yang tidak linear tersebut, kamu juga bisa menamatkan game Dishonored dalam durasi yang lebih singkat. Durasi yang bervariasi  dan replayability menjadi nilai tambah bagi game Dishonored. Kesulitan dalam mengakses peta serta dukungan settingan grafis yang kurang bagi versi PC (bandingkan dengan game Borderlands 2 atau Witcher 2) menjadi nilai minus untuk game ini.

Pada akhir kata, Revenge (doesn't) solves everything. Dengan cara berpikir yang lebih baik kamu bisa mengubah kota Dunwall menjadi kota yang diinginkan oleh almarhum sang ratu Jessamine. Namun semua akan kembali kepada pilihan pemain. Ingin menciptakan kota Dunwall yang tentram atau justru kota Dunwall yang kacau dan berantakan?

Ditulis oleh Charles Ong pada 24 October 2012 22:30

sumber : http://www.gamexeon.com/artikel/36124/dishonored-review#.Uz5zXldZS2k

0 komentar :

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys