Jumat, 28 Maret 2014

Home » » [review] Metal Gear Rising : Revengeance

[review] Metal Gear Rising : Revengeance

By Pladidus Santoso
February 27, 2013   ·   
 

Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar nama Metal Gear? Sebagian besar gamer yang familiar dengan franchise ini akan langsung mengasosiasikannya dengan Solid Snake, Big Boss, Ocelot, dan sebuah game yang meramu cerita super kompleks ke dalam gameplay action stealth yang fenomenal. Franchise yang dikembangkan oleh sang jenius – Hideo Kojima ini memang menjadi salah satu monumen yang tidak tergantikan di industri game, menawarkan sebuah sensasi gaming yang tak berbeda dengan menyaksikan sebuah film action Hollywood yang dibangun dengan cita rasa yang tinggi. Namun identitas tersebut seolah dibongkar, diluluhlantakkan, dan kemudian dibangun ulang oleh Platinum Games lewat seri spin-off -  Metal Gear Rising: Revengeance.

Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu sudah memiliki sedikit gambaran tentang perbedaan gameplay yang signifikan di seri spin off yang satu ini. Berperan sebagai salah satu karakter paling ikonik di franchise Metal Gear – Raiden, Anda akan menanggalkan semua hal yang Anda ketahui tentang franchise ini sebelumnya. Rising hadir sebagai sebuah game hack and slash dengan mekanisme unik, adiktif, dan sangat menyenangkan. Game ini mungkin kehilangan beberapa elemen Metal Gear yang fatal, namun tidak lantas membuatnya jatuh sebagai sebuah game “kacangan” yang hanya sekedar meminjam nama Metal Gear di dalamnya.

Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Metal Gear Rising: Revengeance ini? Racikan Platinum seperti apa yang membuat kami menyebutnya sebagai sebuah game yang brutal dan menyenangkan?

Plot

Seolah sudah menjadi takdirnya sebagai “mesin perang”, Raiden kembali terjebak dalam konflik kepentingan sebuah organisasi misterius yang baru.
Empat tahun setelah event besar di Metal Gear Solid 4: Guns of the Patriots, dunia tidak lantas berakhir menjadi sebuah dongeng, dimana kebahagiaan dan kedamaian tercipta di seluruh dunia. Keserakahan, pertempuran kepentingan, dan usaha untuk kembali menggiatkan ekonomi perang tetap menjadi agenda beberapa pihak. Dan untuk kesekian kalinya, Raiden terjebak di tengahnya.

Bekerja di salah satu tentara privat – Maverick Security untuk menyambung hidup, perkembangan teknologi yang signifikan telah membuat dunia tampil sangat berbeda sejak pertempuran terakhir Snake empat tahun yang lalu. Teknologi augmentasi tubuh ala Raiden yang memberikan kemampuan tarung, kecepatan, dan menihilkan rasa sakit telah menjadi teknologi yang umum digunakan oleh berbagai kekuatan militer dunia. Dalam satu misinya untuk menyelamatkan seorang presiden dari Afrika – N’Nani dan berakhir pada kegagalan, Raiden bertemu dengan sebuah organisasi berbahaya dengan kepentingan yang misterius – Desperado. Pertempurannya melawan salah satu anggotanya justru berakhir bencana. Raiden kalah telak dan hancur.

Akhir event MGS 4 tidak lantas berujung pada cerita dongeng. Dunia masih terbuka pada potensi perang dan kembalinya ekonomi perang sebagai kekuatan utama.
Bergabung di Maverick, salah satu misi Raiden justru membuatnya bersinggungan dengan kelompok tentara bayaran yang lebih berbahaya – Desperado. Raiden pun kalah dan hancur berantakan.
Welcoming the “new” Raiden!
Namun untungnya, ia bukan lagi seekor serigala yang berkelana sendirian. Dibantu dengan teman-teman dari Maverick Security, Raiden “diperbaiki”, bahkan diperkuat dengan armor baru yang jauh lebih dapat diandalkan. Balas dendam dan perang kepentingan membuat takdir antara Desperado dan Raiden seolah tidak terhindarkan. Berusaha balas dendam dan mengejar aksi mereka, Raiden justru terjebak dalam sebuah rencana besar misterius yang melibatkan “The Winds of Destruction”  yang beranggotakan Sam Jetstream, Sundowner, Monsoon, dan Mistral dengan kemampuan uniknya masing-masing ini. Pertempuran demi pertempuran dijalani, tidak hanya untuk mencari kebenaran dan kejelasan atas apa yang sedang direncanakan tetapi juga pertarungan antara dua idealisme yang berbeda, tentang alasan di balik kematian dan brutalnya ayunan pedang yang ada. Misteri ini kian dalam setelah salah satu orang penting di Amerika Serikat, senator dari Colorado – Steven Armstrong terlihat berdiri di belakang semua konflik ini.

Mistral – salah satu pentolan The Winds of Destruction.
Pertempuran antara Raiden dan Desperado akhirnya dimulai, tidak hanya sekedar kepentingan balas dendam dan politik, tetapi juga ideologi di balik pedang masing-masing.
Hadirlah sosok misterius – Steven Armstrong, senator dari Amerika Serikat dalam konflik ini. Siapakah sosok ini sebenarnya?
What the…
Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Armstrong dan Desperado? Mampukah Raiden menghentikannya? Atau ia harus kembali bertekuk lutut di bawah pedang mereka? Semua pertanyaan ini dapat Anda jawab dengan memainkan Metal Gear Rising: Revengeance ini.

Brutal dan Fun!

Bukan lagi sebuah game stealth, Metal Gear Rising: Revengeance adalah game pure action hack and slash. Raiden akan memiliki dua tipe serangan : lemah dan kuat dan kombinasi yang meliputi keduanya.
Berbeda dengan Solid Snake yang sangat mengandalkan kemampuan menggunakan senjata dan pertempuran tangan kosong yang tiada banding, Raiden sejak awal kemunculannya di Metal Gear Solid 2: Sons of Liberty memang lebih identik dengan kemampuan pedangnya yang luar biasa. Seolah merupakan titisan dari Gray Fox si “Exoskeleton” yang cepat dan brutal, citra Raiden tersebut kian kentara di Metal Gear Solid 4: Guns of Patriots. Cepat, efektif, dan tidak mengenal belas kasih bagi musuh adalah identitas yang tidak terpisahkan dari sosok ninja Cyborg yang satu ini. Sebuah “nama besar” yang harus diakui, berhasil dieksekusi dengan sangat baik oleh Platinum Games.

Hadir sebagai sebuah game hack and slash, intisari dari Metal Gear Rising: Revengeance tidaklah banyak berbeda dibandingkan dengan game-game bergenre serupa yang bertebaran di  industri game saat ini. Bertempur dengan kecepatan tinggi, yang harus Anda pastikan hanyalah agar setiap tebasan pedang yang terbagi atas serangan kuat dan lemah ini menghasilkan daya rusak bagi musuh yang Anda temukan, tentu saja sembari memastikan diri Anda tidak celaka karenanya. Ada ragam kombo yang bisa dieksekusi dengan cukup sederhana, tentu saja dengan mengkombinasikan kedua serangan ini secara bergantian. Setiap kombo akan menghasilkan efek tersendiri. Sementara untuk sistem pertahanannya? Raiden tidak hanya sekedar dilengkapi armor yang kuat, tetapi juga kemampuan pedang luar biasa untuk melakukan parry, block, dan counter. Daripada menyerang secara membabi buta, sistem “defense is the best offense” tampaknya cocok untuk menggambarkan strategi umum di Rising: Revengeance ini. Lantas apa yang membuat Rising berbeda dibandingkan dengan game serupa lainnya? Jawabannya: Zandatsu!

Tidak hanya mengandalkan serangan membabi buta, butuh gaya permainan strategis untuk dapat memenangkan sebuah pertempuran di Revengeance dengan mudah. Salah satunya? Adalah melakukan block dan counter dengan efektif.
Ingin menghindari pertempuran beresiko? Anda tetap punya opsi bermain secara stealth dengan mengendap-ngendap dari belakang musuh.
Bermain terlalu agresif tanpa memperhatikan kelemahan dan pola serangan musuh sama sekali? Anda akan kesulitan untuk menggunakan kemampuan Raiden secara efektif.
Masih ingatkah Anda dengan demo Rising: Revengeance di tahun 2009 silam? Di mana Kojima memperlihatkan kemampuan Raiden yang mampu memotong beragam benda dengan presisi yang luar biasa? Platinum tetap mempertahankan fitur ini dan menjadikannya sebagai kekuatan utama Rising: Revengeance. Tidak hanya sekedar menundukkan musuh, Anda bisa memotong setiap bagian tubuh musuh yang Anda temui menjadi kepingan-kepingan kecil. Musuh yang dapat dimutilasi akan muncul kebiruan di layar, termasuk anggota tubuh yang bisa Anda potong saat itu juga. Lantas keuntungan apa yang didapatkan dari serangan yang memakan energi ini? Selain memastikan lawan Anda tidak mampu bergerak / menyerang secara efektif, Anda juga dapat menggunakan Zandatsu untuk memotong tubuh musuh menjadi dua bagian dan mengambil inti tenaga yang tersimpan di dalamnya. Untuk apa? Inti tenaga ini akan berfungsi tak ubahnya sebuah repairing unit yang akan menyembuhkan energi dan health Raiden secara instan. Beberapa kondisi juga akan memungkinkan Raiden untuk mengeksekusi Zandatsu langsung tanpa perlu mengirimkan damage apapun terlebih dahulu, biasanya terjadi jika Anda berhasil melakukan counter dengan timing yang sempurna. Setiap musuh tentu memiliki pola serangan dan kelemahannya masing-masing, terlepas dari ukurannya yang mungkin terlihat mengancam.

Zandatsu! Cut everything!
Anda memang dapat langsung menghabisi musuh dengan Zandatsu, namun di beberapa skenario, Anda biasanya dapat memutilasi per bagian tubuh terlebih dahulu, Tujuannya? Tentu saja untuk membuat mereka tidak mampu menyerang, bergerak, dan bertahan secara efektif.
Pastikan Anda mengambil setiap core energy musuh untuk menyembuhkan health dan energy Raiden secara instan setiap kali berhasil melakukan Zandatsu.
Bagaimana jika Anda terdesak dan mulai putus asa mampu menundukkan musuh-musuh yang ada? Seiring dengan progress permainan, Raiden akan memiliki satu mode rage “The Ripper” yang memungkinkannya untuk menyerang dengan damage yang sangat besar dibandingkan dengan kondisi biasa. Anda bisa mengakses mode ini begitu bar power Anda penuh dan menunjukkan warna merah menyala. Namun perlu diingat, The Ripper akan menghabiskan power Anda dengan kecepatan yang luar biasa sehingga lebih cocok digunakan ketika Anda benar-benar kewalahan. Atau jika skill Anda memang tepat dan efektif, Anda bisa terus melakukan Zandatsu untuk memastikan mode ini berlangsung selama periode waktu yang Anda inginkan. Selain The Ripper, Raiden juga dapat menggunakan item dan secondary weapon yang bisa didapatkan sepanjang permainan. Walaupun tidak akan berperan banyak, namun beberapa senjata berat dapat diandalkan untuk menyerang musuh yang berada jauh dari jangkauan pedang Raiden. Item penyembuh juga dapat Anda equip untuk berfungsi secara otomatis ketika dibutuhkan.

Sulit membunuh musuh yang berada di luar jangkauan Raiden? Nuke’em!
“The Ripper” Mode!
Ripper Mode memberikan ekstra kekuatan dan damage bagi Raiden. Namun berhati-hatilah, karena mode ini memakan energi sangat cepat.
Bagian terbaik dari gameplay Metal Gear Rising: Revengeance ini? Bahwa Platinum Games sama sekali tidak memberikan clue yang signifikan bagaimana cara memainkan game ini dengan baik dan benar. Anda memang akan diberikan tutorial di awal permainan, namun hanya sekedar untuk mempelajari mekanik dasar yang dibutuhkan dari mengayun pedang hingga melompat menghindar. Namun begitu Anda dibawa ke permainan? Anda benar-benar seperti seorang bayi yang diajarkan untuk mengayun pedang. Butuh eksplorasi dan beberapa kali eksperimen untuk menemukan ramuan yang tepat demi menaklukkan game ini dengan lebih mudah. Anda harus belajar sendiri cara Zandatsu, syarat dan ketentu sebelum mengeksekusinya, sistem upgrade, Battle Points, hingga hal-hal mendasar seperti lock musuh dan melakukan blok. Takut untuk bereksperimen? Maka Anda akan kewalahan, bahkan sekedar untuk menyelesaikan satu pertarungan saja. Melakukan kombo, bertahan, counter, dan mengakhirinya dengan Zandatsu akan menjadi strategi dan skenario pertarungan terbaik yang bisa Anda ciptakan.

Walaupun sempat diberikan tutorial. Platinum benar-benar meninggalkan gamer dalam “kegelapan” ketika menjajal gameplay penuh game ini. Hasilnya? Anda harus mengeksplorasi beragam mekanisme yang ada, dari block hingga sekedar mengunci musuh.
Mode VR Mission juga tetap dihadirkan di Rising: Revengeance ini.
Bagi Anda yang menyenangi mekanisme VR Missions ala Metal Gear terdahulu, Rising: Revengeance juga menawarkan mode yang satu ini. Anda bisa membuka ragam misi alternatif ini lewat sebuah notebook yang tersebar di sepanjang progress cerita.

Buat Raiden Lebih Kuat

Make me stronger!!
Tidak hanya sekedar mendapatkan energy source untuk health dan energy, Raiden juga akan diberikan “penghargaan” kecil untuk setiap musuh yang berhasil ia kalahkan – Battle Points, apalagi jika ia menyelesaikannya dengan Zandatsu atau sekedar memutilasi musuh untuk kebutuhan strategis semata. Setiap pertempuran akan berakhir dengan perhitungan skor yang juga akan memuat seberapa banyak Battle Points yang berhasil Anda dapatkan. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan dan semakin efektif setiap serangan yang ada, maka semakin tinggi pula Battle Points yang akan dapatkan. Lantas untuk apa poin ini?

Untuk setiap pertempuran yang berhasil Anda jalani dengan baik, Anda akan mendapatkan sejumlah Battle Points yang bisa dijadikan “mata uang” untuk memperkuat keseluruhan aspek bertarung Raiden.
Kustomisasi kemampuan senjata.
Atau ingin sekedar mengubah tampilan visual? Bisa saja!
Sebagai seorang Ninja Cyborg yang hidup berdasarkan teknologi yang ia kenakan, Raiden memang dapat dimodifikasi menjadi lebih kuat. Battle Points akan menjadi “mata uang” legit bagi Anda untuk membeli beragam upgrade yang terbuka setiap kali sebuah chapter cerita ditutup. Tidak hanya sekedar membeli sub-weapon atau alternatif armor untuk keindahan visual semata, Anda juga dapat memperkuat senjata yang digunakan Raiden, dari damage hingga efektivitasnya untuk menggunakan Zandatsu. Anda juga dapat meningkatkan kemampuan armor yang ia kenakan untuk menambahkan beberapa bar health dan energy yang tentu saja sangat dibutuhkan untuk memastikan perjalanan Anda untuk menyelamatkan dunia, setidaknya lebih mudah. Namun bagian yang paling krusial? Battle Points juga dibutuhkan untuk membeli ragam kombo dan gerakan baru untuk Raiden. Mengapa krusial? Karena serangan panjang beruntun adalah inti dari semua game hack and slash. Apalagi beberapa serangan ini mampu memicu mode Zandatsu secara instan, bahkan menetralisir bentuk serangan yang mengancam Raiden.

Kehilangan Sentuhan Kojima!

Memang sulit untuk tidak membandingkan keduanya, namun Metal Gear Rising: Revengeance harus diakui, kehilangan sentuhan Kojima.
Memang sulit rasanya untuk tidak membicarakan nama Kojima ketika membicarakan sebuah seri Metal Gear, terlepas dari absennya sang otak kreatif ini di balik proses pengerjaannya. Kojima memang sempat ingin menjadikan Rising sebagai salah satu proyek sampingannya, namun dengan padatnya jadwal untuk membangun engine generasi terbarunya – Fox Engine dan proyek kelanjutan untuk Metal Gear Solid, Kojima akhirnya melimpahkan proyek game hack dan slash ini kepada Platinum Games, tentu saja tetap dengan pengawasan sang empunya. Platinum Games memang harus diakui berhasil menciptakan sebuah game hack and slash yang luar biasa, namun tetap saja sulit untuk membuatnya lepas dari bayang-bayang Kojima. Gamer yang sudah begitu familiar dengan franchise ini akan secara otomatis akan memperbandingkan keduanya. Kesimpulannya? Game action ini benar-benar kehilangan sentuhan Kojima.

Beberapa cut-scene memang berhasil dibangun dengan sangat dramatis, namun tidak didukung dengan atmosfer yang cukup kuat untuk membuat adrenalin Anda terpompa kencang.
Percakapan Codec yang biasanya menggelitik pun kini terasa hambar, bahkan “garing”
Kualitas seperti apa yang identik dengan nama Kojima? Benar sekali, kita membicarakan cut-scene epik yang dibangun lewat sebuah visualisasi sinematik yang padat akan pesan, filosofi, bahkan cenderung berat. Pengambilan sudut kamera yang pas, penuh animasi gerak yang memanjakan mata, mendalam, tetapi terkadang juga mengandung humor yang akan membuat Anda terkikik sendiri. Platinum terlihat cukup berusaha keras untuk menyuntikkan “kesan Kojima” ke dalam Rising: Revengeance lewat beragam adegan dan setting yang terlihat sinematik, namun gagal membangun atmosfer yang serupa. Anda masih akan merasakan kekosongan Kojima di sana, sembari bergumam bagaimana game ini akan tampil jauh lebih sempurna jika ia juga ikut berperan menyediakan konten untuknya. Sosok karakter Raiden yang brutal memang tetap dipertahankan, namun sayangnya cukup tercederai dengan kepribadian “baru”nya yang terlihat lebih cerewet, banyak berbicara, dan kehilangan sisi coolnya yang kentara di MGS 4.

Sunny Emmerich – anak dari Olga Gurlukovich (MGS 2) yang kini sudah semakin dewasa.
Alih-alih lucu, kehadiran kotak persembunyian ala Snake seperti ini justru membuat Platinum terlihat memaksakan diri.
Platinum juga berusaha menyuntikkan beberapa elemen lawas seperti kembalinya karakter dari seri sebelumnya, penggunaan beberapa elemen identik dalam gameplay, hingga beberapa istilah yang menjadi latar belakang cerita Metal Gear selama ini. But it just never feels the same.. Metal Gear Rising: Revenge really lack Kojima’s existence!

Kesimpulan

Luar biasa brutal dan menyenangkan, inilah kesimpulan yang dapat diambil dari game hack and slash terbaru racikan Platinum Games yang satu ini. Terlepas dari perombakan ekstrim yang diambil dan membuatnya lepas dari kebiasaan game Metal Gear selama ini, Metal Gear Rising: Revengeance berhasil membuktikan diri sebagai sebuah seri game spin off yang tidak hanya mampu menawarkan pengalaman gameplay yang menyenangkan, tetapi juga adiktif.
Luar biasa brutal dan menyenangkan, inilah kesimpulan yang dapat diambil dari game hack and slash terbaru racikan Platinum Games yang satu ini. Terlepas dari perombakan ekstrim yang diambil dan membuatnya lepas dari kebiasaan game Metal Gear selama ini, Metal Gear Rising: Revengeance berhasil membuktikan diri sebagai sebuah seri game spin off yang tidak hanya mampu menawarkan pengalaman gameplay yang menyenangkan, tetapi juga adiktif.
Luar biasa brutal dan menyenangkan, inilah kesimpulan yang dapat diambil dari game hack and slash terbaru racikan Platinum Games yang satu ini. Terlepas dari perombakan ekstrim yang diambil dan membuatnya lepas dari kebiasaan game Metal Gear selama ini, Metal Gear Rising: Revengeance berhasil membuktikan diri sebagai sebuah seri game spin off yang tidak hanya mampu menawarkan pengalaman gameplay yang menyenangkan, tetapi juga adiktif. Memotong apapun yang Anda temukan, terlibat dalam pertempuran super cepat melawan beragam robot dan cyborg yang butuh strategi tertentu, menyaksikan pertarungan masif nan sinematik, dan kehadiran desain armor yang memesona, baik di sisi Raiden maupun Desperado memang pantas untuk diacungi jempol. Anda akan sangat menikmati pertempuran pedang cepat ini, apalagi mulai memotong tubuh musuh menjadi berkeping-keping lewat Zandatsu. Semuanya diperkuat dengan pemilihan background music yang pantas untuk diacungi jempol!

Apakah lantas game ini datang tanpa kekurangan? Sayangnya tidak. Sulit memang untuk tidak memperbandingkannya dengan seri-seri MGS terdahulu yang lahir dari tangan Kojima secara langsung. Platinum terkesan “memaksakan diri” untuk menciptakan sensasi yang sama, namun tidak berhasil. Keputusan untuk membuat karakter Raiden terlalu banyak berbicara juga membuat identitas karakternya yang dingin runtuh begitu saja. Ia terlalu cerewet untuk ukuran seorang ninja cyborg yang bisa membelah musuh apapun tanpa ampun. Walaupun datang dengan replayability tinggi, namun waktu gameplay yang singkat juga boleh menjadi kelemahan tersendiri. Lantas bagaimana dengan sisi tutorial yang tidak mengupas aspek gameplay secara keseluruhan, hingga membuat banyak gamer kebingungan? Alih-alih menyebutnya kelemahan, hal ini justru mendorong untuk lebih berani menjajal dan mengeksplorasi sisi bermain yang ada. Ia justru menjadi kekuatan tersendiri.

Berapa banyak dari Anda, penggemar setia Metal Gear Solid yang bersumpah untuk tidak akan pernah memainkan Rising karena nihilnya peran Kojima di sisi gameplay dan akar permainan yang jauh berbeda? Jika Anda termasuk salah satunya, keengganan untuk menjajal game ini akan menjadi kerugian dan bumerang bagi Anda sendiri. Platinum berhasil memosisikan Metal Gear Rising: Revengeance sebagai sebuah seri spin off yang luar biasa. Ia akan menjadi game action yang mudah untuk dinikmati bagi sebagian besar pencinta game action, bahkan untuk Anda yang sudah menggemari seri Metal Gear sejak dulu. It’s a super awesome action game, believe me!

Kelebihan

Gameplay serangan yang cepat dan brutal akan menuntut tangan Anda terus menari di atas kontroler.
  • Sisi pertempuran yang cepat dan brutal, tetapi juga strategis
  • Tutorial minim, memberikan kesempatan bagi gamer untuk mengeksplorasi gaya yang ada
  • Desain karakter dan robot yang ada
  • Adegan sinematik dan QTE yang memanjakan mata
  • Zandatsu!
  • Background music yang berhasil menciptakan atmosfer yang tepat
  • Replayability
  • Kesempatan untuk melakukan beragam upgrade

Kelemahan

Ketika Kojima meramu cerita dengan filosofi yang berat, Rising: Revengeance justru jatuh pada konsep plot yang dangkal dan klise.
  • Waktu gameplay yang singkat
  • Karakter Raiden yang terlalu cerewet
  • Sisi plot yang terlalu klise
  • Minimnya sentuhan Kojima
Cocok untuk gamer: pecinta game action, hack and slash, Metal Gear Universe
Tidak cocok untuk gamer: penggerutu yang terus mengomentari betapa berbedanya game ini dengan Metal Gear Solid. It’s a spin-off, Deal with it!
 
sumber : http://jagatplay.com/2013/02/xbox/review-metal-gear-rising-revengeance-brutal-dan-fun/

0 komentar :

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys