»
[review] Dragon Ball Xenoverse
By Pladidus Santoso
March 18, 2015 ·
Dragon Ball Xenoverse tidak bisa dipungkiri, menjadi salah satu
produk Bandai Namco yang paling diantisipasi tahun ini. Ada beberapa
alasan yang mendasar antusiasme banyak gamer untuk menikmatinya.
Pertama, tentu saja fakta bahwa ia akan menjadi produk perdana yang
menuju platform generasi terbaru, harapan untuk melihat kualitas
visualisasi yang belum pernah ada sebelumnya menjadi sangat tinggi.
Kedua? Fakta bahwa ia akan menawarkan sisi cerita yang lebih inovatif
dan menjadikan karakter utama racikan Anda sendiri sebagai fokus. Ketiga
dan yang paling utama? Sudah pasti, PC. Dragon Ball Xenoverse adalah
game Dragon Ball pertama yang secara resmi dirilis untuk platform super
dinamis ini.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah
mengetahui impresi seperti apa yang ditawarkan oleh game yang satu ini.
Bertolak belakang dengan excitement yang mungkin Anda temukan di dunia
maya, kami termasuk gamer yang menaruh tanda tanya besar pada pondasi
desain utama yang ditawarkan Bandai Namco dan Dimps di dalamnya.
Berfokus pada pengalaman multiplayer dan gameplay yang grindy, kami
bahkan menangkap sensasi yang terasa begitu famiiar dengan Destiny. Ada
keharusan untuk menempuh sebuah proses repetitif yang terus diulang
untuk dapat “menikmati” game yang satu ini. Sesuatu yang tentu saja
sangat kami sesalkan.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Dragon Ball Xenoverse
ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game yang melelahkan?
Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
Plot
|
Anda berperan sebagai “karakter baru” di dalam saga Dragon Ball |
Hampir sebagian besar dari kita tentu mengenal Dragon Ball, entah
dari versi manga atau anime-nya sendiri. Franchise yang berusia lebih
dari 20 tahun ini memang populer di seluruh dunia, tidak hanya karena
desain karakternya yang keren, tetapi juga dari konsep pertempuran
desktruktif dalam skala yang belum pernah ada sebelumnya. Menariknya
lagi? Ia juga termasuk salah satu franchise game adaptasi anime yang
hidup begitu lama, bahkan lintas generasi dengan kesuksesan yang tidak
bisa dipandang sebelah mata. Dengan perkembangan cerita yang tidak
seberapa signifikan sejak terakhir kita mengenalnya, developer tentu
saja butuh cara baru untuk mengeksploitasi sisi cerita yang ada. Untuk
urusan yang satu ini, Dragon Ball Xenoverse mengeksekusinya dengan
tepat.
Alih-alih membawa Anda kembali menyusuri jejak sejarah pertempuran
Goku dkk melawan variasi musuh super kuat yang sudah diceritakan puluhan
kali lewat media game, Dragon Ball Xenoverse dibangun dengan satu
skenario pengandaian, lewat satu kalimat sederhana, “Apa yang Terjadi
Jika..”. Sebuah skenario yang memungkinkan developer untuk menempuh
kembali beragam pertarungan ikonik franchise ini, mengubah outcome yang
ada, dan menjadikan Anda sebagai karakter utama yang bertugas untuk
menjadikannya kembali tepat, seperti Dragon Ball yang selama ini Anda
kenal.
|
Anda dipanggil untuk membenahi timeline cerita Dragon Ball yang kacau. |
|
Dipandu
oleh Trunks masa depan dan Supreme Kai of Time, Anda bisa bergerak
menuju beragam waktu lewat Books of Endings and Beginnings. |
|
Seperti
yang bisa diprediksi, kekacauan hasil dari beragam event ikonik Dragon
Ball ini ternyata bersumber dari sebuah kekuatan misterius. |
Anda akan berperan sebagai karakter racikan Anda sendiri, yang
dipanggil oleh Shen Long ke Toki Toki City karena bantuan Trunks masa
depan. Dunia tidak lagi seperti yang Anda kenal, dan semua hasil akhir
dari event ikonik Dragon Ball sudah berubah. Tidak ada lagi kemenangan
Goku atas Raditz, Mayat Gohan terbaring di bawah kaki Cell, dan dunia
hancur karena kerakusan Bhu. Dengan kekuatan Supreme Kai of Time, Anda
diminta untuk bertugas sebagai seorang Agent Waktu, yang lewat sebuah
buku bernama Book of Endings dan Beginnings harus kembali ke setiap
momen bersejarah ini, memperbaikinya agar menghasilkan outcome cerita
Dragon Ball yang selama ini kita kenal. Investigasi yang dilakukan
ternyata membuka tabir misteri bahwa semua keanehan ini tidak hanya
terjadi begitu saja. Ada dalang dengan kekuatan tidak kalah besar yang
membuat kekacauan waktu ini.
Siapa dalang tersebut? Motif seperti apa yang mendorong mereka untuk
melakukan “kejahilan” ini? Pertempuran ikonik seperti apa saja yang
harus Anda perbaiki di dalamnya? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa
Anda jawab dengan memainkan Dragon Ball Xenoverse ini.
Berfokus Karakter Racikan Sendiri
|
Ada beragam variasi ras dengan kelebihan dan kekuatan mereka masing-masing sebagai basis karakter racikan Anda sendiri. |
Salah satu konsep yang secara mengejutkan berhasil dieksekusi dengan
baik oleh Dragon Ball Xenoverse adalah fakta bahwa tidak seperti
seri-seri sebelumnya yang meminta Anda untuk berperan sebagai karakter
protagonis utama dalam cerita, Anda kini diminta untuk menyelamatkan
semesta dengan karakter racikan Anda sendiri. Dengan modifikasi
penampilan yang cukup bervariasi, Anda bisa membangun karakter yang
cukup terasa personal. Bagian terbaiknya? Dragon Ball Xenoverse juga
menyediakan cukup banyak variasi ras seperti Earthlin, Majin, Namekian,
Saiya, dan Frieza yang masing-masing hadir dengan kekuatan dan kelemahan
mereka sendiri-sendiri. Kami sendiri memilih seorang karakter Saiyan
wanita untuk memuaskan rasa penasaran yang tidak pernah bisa didapatkan
dari versi manga atau anime-nya.
Karakter ini adalah nyawa Anda, kunci dari semua pengalaman yang
ingin ditawarkan oleh Dragon Ball Xenoverse. Sangat menarik untuk
melihat bagaimana karakter “asing” yang keluar dari imajinasi Anda ini
ternyata berhasil menemukan tempatnya sendiri dalam saga Dragon Ball
yang epik. Berjalan melintasi waktu dan berusaha membenahi cerita Dragon
Ball yang selama ini Anda kenal, Anda juga akan bertemu dengan beberapa
intepretasi plot “baru” yang mengundang tawa. Kebebasan yang dimiliki
oleh Dimps untuk memodifikasi cerita sekehendak hati mereka berujung
pada banyak momen memorable yang pantas diacungi jempol. Sebagai contoh?
Ketika Ginyu berhasil mendapatkan tubuh Vegeta, misalnya, dengan
menggunakan jurus tukar tubuhnya yang ikonik. Melihat Vegeta bergaya ala
Ginyu Forces cukup untuk membuat kami tersenyum lebar.
|
Menarik melihat bagaimana karakter Anda bisa masuk ke dalam saga cerita Dragon Ball itu sendiri. |
|
Dimps
juga tampaknya tidak menahan diri untuk mengeksploitasi kebebasan
cerita yang bisa mereka tawarkan. Beberapa menghasilkan momen yang cukup
mengundang tawa dan memorable. |
Namun tidak hanya sekedar dari sisi cerita saja, bahkan semua elemen
gameplay yang ditawarkan Dragon Ball Xenoverse berujung pada satu muara
yang sama – memperkuat karakter utama yang Anda racik sendiri.
Serangkaian quest dan side quest yang ditawarkan akan berujung pada
akumulasi jumlah experience points dan uang yang diperlukan untuk
memperkuat karakter Anda ini. Untuk setiap kenaikan level, Anda bisa
mendistribusikan skill points ke beragam atribut yang ada.
Sayang seribu sayang, dari sini rasa frustrasi ketika memainkan
Dragon Ball Xenoverse sudah muncul. Apa pasal? Terlepas dari ragam
atribut yang bisa dibangun untuk karakter Anda, DB Xenoverse terhitung
gagal mengkomunikasikan kepada Anda sebenarnya efek seperti apa yang
dihasilkan oleh setiap atribut ini. Ini bukan seperti game action RPG,
dengan elemen seperti Strength, Luck, atau Dexterity yang sudah dikenal
dan digunakan secara luas. Bagaimana caranya Anda membangun karakter
Anda sesuai dengan kebutuhan dan gaya bermain Anda jika Anda sendiri
tidak tahu efek seperti apa yang sebenarnya dihasilkan jika berfokus
pada gaya min-max untuk satu dari 6 atribut yang ada: Health, Ki,
Stamina, Basic Attacks, Strike Supers, & Ki Supers.
|
Memperkuat karakter Anda adalah inti dari Xenoverse. Yang sayangnya, gagal dikomunikasikan secara efektif oleh game ini sendiri. |
|
Beragam equipment yang bisa Anda kumpulkan untuk memperkuat diri. |
Walaupun Anda bisa menggunakan karakter yang berbeda untuk
menyelesaikan beragam side quest yang ada, progress cerita utama tetap
hanya bisa diselesaikan dengan karakter yang Anda racik. Oleh karena
itu, memperkuat mereka menjadi sesuatu yang esensial. Selain
meningkatkan atribut, Anda juga bisa menyematkan variasi equipment
dengan efek unik masing-masing untuk mendukung atribut yang Anda
prioritaskan. Tidak hanya itu saja, ada serangkaian variasi jurus yang
Anda sematkan dan item untuk menyembuhkan status tertentu yang bisa Anda
bawa setiap kali bertarung. Pada intinya, Dragon Ball Xenoverse akan
berputar pada satu kata kunci – penguatan karakter racikan Anda. Itu
saja. Semua proses grinding yang terpaksa Anda lewati berujung ada pada
satu tujuan ini.
Mengesalkan dan Melelahkan!
|
Gameplay Xenoverse sendiri sebenarnya solid dan menyenangkan, tapi……. |
Secara garis besar, Dragon Ball Xenoverse sebenarnya menawarkan
mekanisme gameplay yang cukup mumpuni untuk merepresentasikan genre
fighting yang ia usung. Anda memang tidak akan bertemu dengan pendekatan
sinematik seperti di seri Dragon Ball sebelumnya, dimana pertarungan
kini berjalan lebih cepat dan aktif. Ia mudah dikuasai, namun juga bisa
didalami dengan tingkat kompleksitas tertentu. Seperti biasa, ada
beberapa elemen bar yang perlu diperhatikan seperti Stamina untuk
menghindar dari serangan musuh atau Ki yang butuh dikorbankan untuk
mengeluarkan serangan ultimate yang destruktif atau sekedar serangan Ki
biasa. Pertempuran sendiri berjalan di sebuah arena tiga dimensi yang
terhitung luas, dengan kebebasan untuk bergerak secara horizontal maupun
vertikal.
Mekanisme pertarungan yang ia usung memang terhitung menyenangkan.
Anda dipaksa untuk melancarkan kombinasi serangan kreatif Anda sendiri
untuk menghasilkan damage besar sesingkat-singkatnya. Sementara bagi
yang diserang, mencari timing untuk melakukan serangan balik menjadi
sesuatu yang esensial. Namun apakah ia berhasil menangkap atmosfer
pertempuran ala anime Dragon Ball dengan tepat? Secara kecepatan, iya.
Namun secara visual? Sayangnya, tidak. Peralihan menuju ke konsol
generasi terbaru tidak lantas membuat Xenoverse bisa menangkap esensi
dramatis setiap pertempuran dengan tepat. Beberapa efek yang seharusnya
tampil dalam format yang “wah”, seperti serangan kamehameha atau
peralihan menjadi Super Saiyan yang harusnya menggemparkan terlihat
begitu biasa. Parahnya lagi? Peningkatan performa tetap tidak
memungkinkan efek kehancuran pada arena “bermain” Anda. Bangunan tidak
hancur, gunung tidak runtuh, tidak ada lubang raksasa ketika serangan
bola sinar Anda meleset. Mengecewakan, tentu saja.
|
Pertarungan berjalan cepat seperti seharusnya sebuah game Dragon Ball. |
|
Namun
sayangnya secara visual, ia gagal menangkap atmosfer Dragon Ball yang
seharusnya. Kehancuran besar permanen yang seharusnya ditawarkan
performa platform generasi terbaru yang lebih kuat sama sekali tidak
diimplementasikan. |
Namun sumber kekecewaan mengakar dari mekanik yang lain. Mekanik yang
cukup untuk membuat Anda kesal dan lelah dalam waktu yang sangat
singkat. Seperti yang sempat kami bicarakan di artikel preview
sebelumnya, secara mengejutkan, Dragon Ball Xenoverse sangat
menitikberatkan mekanisme grinding bagi karakter utama untuk melanjutkan
cerita yang ada. Sensasi layaknya Destiny tercermin jelas, namun dalam
format yang lebih “ringan”. Setidaknya, untuk setiap misi sampingan yang
Anda selesaikan, reward yang Anda dapatkan memang jelas dan terasa
memang pantas untuk menyita waktu. Namun dari aspek yang lain, desain
Dragon Ball Xenoverse terhitung “cacat”.
Masalahnya, grinding di Dragon Ball Xenoverse mulai muncul tidak
sebagai kebebasan, sebuah rutinitas yang biasanya dilakukan gamer untuk
mendapatkan keuntungan tertentu. Di DB Xenoverse, Grinding adalah
keharusan. Apa pasal? Karena percaya atau tidak, bagi Anda yang bahkan
sekedar ingin menikmati jalan cerita yang ada, mau tidak mau didorong
untuk menempuh proses yang satu ini. Game ini didesain dengan tingkat
kesulitan yang tidak masuk akal setiap kali Anda bertemu dengan chapter
cerita yang baru. Ia melonjak tinggi, membuat setiap musuh baru ini
muncul dengan damage dan kekuatan yang hampir mustahil diatasi dengan
kekuatan karakter Anda sekarang. Hasilnya? Anda “dipaksa” untuk menempuh
side quest yang ada untuk mengumpulkan level dan equipment yang
kira-kira dibutuhkan untuk memperkuat karakter Anda. Masih belum cukup
kuat? Ulangi proses yang sama, hingga selesai. Melelahkan.
|
Grinding
di Xenoverse adalah keharusan, bukan kebebasan. Proses yang harus Anda
tempuh untuk menyelesaikan mode cerita sekalipun. |
|
Bertarung dengan karakter hingga belasan / puluhan kali berturut-turut? Anda siap dengan sensasi repetitif yang terjadi? |
Parahnya lagi, semua elemen lain yang seharusnya dibangun untuk
mendukung aksi grinding Anda justru berakhir membuatnya semakin
menjengkelkan. Ada saatnya, Anda harus menempuh misi yang sama berulang
kali hanya untuk sekedar mendapatkan experience points. Hal ini tidak
akan bermasalah jika variasi misi sampingan yang ditawarkan memang
beragam dan unik satu sama lain. Namun, tidak dengan DB Xenoverse.
Sebagian misi ini sangat serupa, sehingga menghasilkan sensasi gameplay
yang sangat repetitif. Biasanya berujung pada menghajar rangkaian
karakter yang muncul berurutan hingga akhir. Memukul dan menghajar musuh
yang karakteristiknya tidak berbeda selama 15 menit? Bahkan terkadang
meminta Anda untuk melakukannya 20 musuh berturut-turut? Daripada
sesuatu yang menyenangkan, grinding di DB Xenoverse terasa seperti
segudang pekerjaan rumah yang guru Anda lemparkan di masa liburan.
Terasa tidak tepat, terasa tidak memberikan kontribusi pada pengalaman
yang seharusnya Anda dapatkan, atau bahkan bisa dikatakan –
mencederainya.
Masih belum cukup? Selamat datang pada fakta bahwa tidak ada satupun
AI yang bisa andalkan di game ini. Beberapa side quest yang disebut
“Parallel Quest” memang memungkinkan Anda untuk membawa dua karakter
pendamping. Beberapa quest utama juga terkadang meminta Anda untuk
melindungi satu karakter AI hingga ia tidak boleh tewas sampai cerita
beralih ke tahap selanjutnya. Apakah AI ini mendukung Anda? Mereka
adalah ekstra beban! AI-AI “pendukung” ini tidak pernah bisa memberikan
kontribusi signifikan apapun dan lebih banyak menjadi korban. Pada
akhirnya, Anda jugalah yang harus membunuh semua musuh yang ada
sementara AI Anda melakukan aksi tidak jelas yang bahkan tidak cukup
becus untuk menurunkan 25% total HP musuh. Sementara di sisi lain, musuh
memperlakukan karakter pendukung AI Anda seperti sebuah sasak tinju.
|
Parahnya
lagi? Karakter AI pendamping Anda yang seharusnya jadi bantuan justru
seringkali berakhir beban. 2 karakter Vegeta Super Saiyan 4 dan Anda
berharap mereka lebih pintar? Maaf, sayangnya, tidak. Anda tetap harus
melakukan segala sesuatunya sendiri. |
|
Bahkan untuk urusan kematian, DB Xenoverse masih menjengkelkan! |
Sudah terdengar menjengkelkan untuk Anda? Tunggu dulu, DB Xenoverse
masih belum berhenti beraksi di situ. Dengan kuantitas musuh yang bisa
mencapai 2-4 musuh sekaligus ketika berhadapan dengan Anda, kematian
seharusnya jadi konsekuensi yang seringkali Anda hadapi. Berita
buruknya, sistem checkpoint DB Xenoverse juga tidak kalah buruknya.
Dengan pertempuran dalam satu chapter yang biasa terbagi dalam
beberapa sesi runtut, hampir mustahil untuk memastikan bar HP Anda tetap
penuh hingga akhir, apalagi dengan kuantitas musuh yang Anda hadapi.
Namun alih-alih memberikan checkpoint di setiap cut-scene, DB Xenoverse
lebih memilih untuk memaksa Anda mengulang progress kembali dari awal
jika tewas di tengah pertempuran, terlepas dari fakta bahwa Anda sudah
mencapai sesi cerita tertentu dalam chapter. Hasilnya? Anda harus
menempuh semua pertempuran yang Anda lakukan 10 menit yang lalu kembali.
Jika Anda masih tewas di tempat yang sama? Anda harus melakukan hal
yang sama lagi!! Satu-satunya cara untuk meminimalisir rasa frustrasi
karena mekanisme ini adalah dengan mempersiapkan banyak item penyembuh
sebelum bertarung, itu saja.
|
20 menit bertarung dan mati? Selamat mengulang semua pertempuran melelahkan itu dari awal! |
|
Setidaknya di Destiny, Anda bisa menyelesaikan cerita utama tanpa grinding berlebih! |
Tingkat kesulitan yang terasa mengada-ngada, pertempuran yang selalu
berat sebelah baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, grinding yang
menjadi keharusan, gameplay yang sangat repetitif, diperkuat dengan
minimnya informasi yang ditawarkan dalam game, Dragon Ball Xenoverse
bukanlah game yang bisa dinikmati, setidaknya dari kacamata kami. Yang
ada justru lebih banyak kesal dan lelah, bahwa Anda dipaksa untuk
melakukan hal yang sama berulang-ulang. Lebih buruk dari Destiny?
Setidaknya di Destiny, sesi cerita utama bisa diselesaikan walaupun Anda
hanya berada di level yang terhitung rendah. Di DB Xenoverse? Jangan
harap.
Multiplayer adalah Solusi?
|
Multiplayer adalah solusi? |
Untuk mempermudah proses grinding yang ada, Anda memang bisa
menjadikan mode multiplayer yang tampaknya diposisikan Bandai Namco
sebagai tulang punggung komunitas DB Xenoverse itu sendiri. Lewat sebuah
portal sederhana di dalam Toki Toki City, Anda bisa mencari-mencari tim
mana saja yang butuh bantuan untuk menyelesaikan Parallel Quest
tertentu. Tentu saja, menyelesaikan Parallel Quest ditemani dengan
ekstra 2 user manusia lain yang mampu beraksi lebih efektif daripada AI
akan membantu Anda menyelesaikan pertempuran lebih cepat, apalagi jika
salah satu dari mereka adalah veteran yang memang sudah mengerti apa
yang harus dilakukan. Tapi apakah multiplayer adalah solusi untuk
grinding DB Xenoverse?
|
Untuk meningkatkan toleransi terhadap potensi grinding yang repetitif, iya. |
|
Namun dengan minimnya interaksi sosial yang bisa dilakukan, multiplayer juga terasa kosong dan hampa. |
Sejauh ini, ia memang merupakan jawaban yang lebih rasional. Didukung
dengan voice chat, apalagi jika Anda punya teman fisik yang juga
memainkan game yang sama, setidaknya gameplay repetitif ini bisa
ditoleransi lebih jauh. Namun untuk Anda yang memainkan game ini sendiri
tanpa teman di dunia nyata, mode multiplayer Xenoverse, seperti halnya
Destiny, bisa terasa hampa. Tidak ada kesempatan untuk berinteraksi satu
sama lain, selain bermain-main dengan segudang emoticon dan fixed
reaction yang sudah ditentukan sebelumnya. Anda tidak bisa berbicara
langsung, tidak ada sistem auction house untuk bertukar loot dengan
efektif, dan sistem trading yang ditawarkan juga sangat terbatas.
Semuanya hampa.
|
Jangan berharap masuk ke dalam ranah Battle jika karakter Anda belum siap. |
Bagaimana jika Anda termasuk gamer yang lebih senang dengan mode
kompetitif? Anda bisa bertempur dalam format 1 vs 1 atau 3 vs 3 melawan
user lain dari belahan dunia berbeda. Namun sejauh pengamatan yang ada,
mode yang satu ini tampaknya hanya didesain untuk gamer yang memang
sudah dibekali dengan equipment super kuat dan kombinasi serangan yang
tidak kalah mematikan. Anda level rendah yang ingin sekedar
bersenang-senang? Anda akan berhadapan dengan mimpi buruk.
Kesimpulan
|
Apakah
Anda harus memainkan Dragon Ball Xenoverse saat ini? Membayar harga
penuh untuknya tidak kami rekomendasikan, kecuali Anda memang gamer yang
tidak terlalu berkeberatan dengan gameplay repetitif dan proses
grinding yang melelahkan. Namun bagi gamer yang tidak, atau setidaknya
lebih mencintai sensasi game Dragon Ball lawas yang lebih lugas dan
sinematik, DB Xenoverse jadi mimpi buruk yang harus Anda hindari. |
Dragon Ball Xenoverse berakhir menjadi produk yang mengecewakan di
mata kami. Peralihan menuju ke platform generasi terbaru membuka banyak
harapan dan antisipasi, namun Bandai Namco dan Dimps seolah gagal untuk
mengeksekusi hal-hal inti yang seharusnya menjadi fokus mereka.
Setidaknya, kita masih mendapatkan kualitas cerita yang pantas diacungi
jempol, setidaknya keberanian untuk memodifikasi sebuah plot yang sudah
kita kenal sejak belasan tahun yang lalu. Kesempatan untuk menciptakan
karakter Anda sendiri seperti halnya game RPG dan berfokus menjadikannya
lebih kuat juga jadi pendekatan yang disambut dengan sangat baik. Namun
di luar kedua hal ini, Dragon Ball Xenoverse adalah sebuah mimpi buruk.
Grinding yang jadi keharusan, kualitas visualisasi yang tidak
fantastis, tidak ada sistem damage pada lingkungan, variasi misi yang
repetitif, tingkat kesulitan yang mengada-ngada, sistem checkpoint yang
menjengkelkan, hingga voice acts yang datar jadi catatan tersendiri.
Seolah semua pengalamann yang kami dapatkan dari Destiny dan semua rasa
frustrasi yang mengitarinya kembali lagi di Xenoverse, namun dalam porsi
yang lebih buruk di beberapa titik. Fakta bahwa Anda tidak akan bisa
menyelesaikan cerita utama tanpa melakukan proses grinding terlebih
dahulu ada tamparan keras yang sangat disayangkan.
Lantas, apakah Anda harus memainkan Dragon Ball Xenoverse saat ini?
Membayar harga penuh untuknya tidak kami rekomendasikan, kecuali Anda
memang gamer yang tidak terlalu berkeberatan dengan gameplay repetitif
dan proses grinding yang melelahkan. Namun bagi gamer yang tidak, atau
setidaknya lebih mencintai sensasi game Dragon Ball lawas yang lebih
lugas dan sinematik, DB Xenoverse jadi mimpi buruk yang harus Anda
hindari.
Kelebihan
|
Eksplorasi cerita yang cukup “gila” membuatnya menarik untuk diikuti. |
- Kesempatan menciptakan karakter sendiri
- Super Saiyan 4 Vegeta!
- Modifikasi cerita yang cukup “gila”
- Mekanisme pertempuran yang cukup menyenangkan
Kekurangan
|
“Jangan mati, Gohan! Kita masih harus Grinding!!” |
- Grinding, grinding, dan grinding
- Tingkat kesulitan yang terasa mengada-ngada
- Sistem checkpoint yang menjengkelkan
- Game gagal menginformasikan soal elemen krusial dalam game, seperti Atribut, misalnya
- Voice acts yang tidak hidup
- Misi sangat repetitif
- Multiplayer yang hampa
Cocok untuk gamer: yang tidak bermasalah dengan grinding atau gameplay repetitif, sekedar penasaran dengan cerita yang ditawarkan
Tidak cocok untuk gamer: yang mudah bosan, benci grinding
sumber : http://jagatplay.com/2015/03/playstation3/review-dragon-ball-xenoverse-melelahkan/
3 komentar :
bagaimana cara menyelesaikan Parallel_Quests tutorial yang pertama kali dengan trunk??
trims..
A1SlotGame |
slot game joker123 |
slot joker123 |
agen slot joker123 |
daftar slot online |
agen slot mesin |
bandar slot mesin |
judi slot mesin |
aplikasi judi slot |
judi slot |
Arena Joker |
ACEBerita
wow, nice banget.
Posting Komentar