Sejak FIFA 15 meluncur beberapa waktu yang lalu, perhatian gamer
pencinta sepak bola tertuju pada game garapan EA Sports itu. Apalagi,
untuk seri tahun ini EA terbilang cukup sukses dalam menampilkan sebuah
game simulasi sepak bola yang menawan. Pertanyaan pun timbul. Bisakah
Pro Evolution Soccer 2015 menandingi, atau bahkan melampaui, FIFA 15
tahun ini?
Seperti kami sebutkan di preview PES 2015 pekan lalu, kami memang
tidak menaruh ekspektasi yang tinggi terhadapnya. Harus diakui dalam
beberapa tahun terakhir, game Konami ini kalah populer dari FIFA. Meski
begitu, di Indonesia, PES tetap punya fans segudang yang selalu setia
menunggu kehadiran versi terbarunya dari tahun ke tahun.
Wajib diingat bahwa ini adalah pertama kalinya Konami membawa PES ke
konsol new-gen. Apalagi, perusahaan asal Jepang itu mengklaim telah
menggunakan Fox Engine terbaru yang siap membawa PES 2015 ke level
selanjutnya. Hasilnya ternyata cukup menggoda.
Visual Rasa New-gen
|
Entrance scene dengan visual yang memanjakan mata. Sayangnya bagian ini tidak ada di PES 2015 versi PC |
Apalah artinya masuk ke konsol new-gen tanpa menghadirkan visual yang
lebih baik. Hal tersebut nampaknya tertanam jelas di benak Konami saat
mengembangkan PES 2015. Dengan resolusi 1080p, PES 2015 menampilkan
visual yang tajam. Kualitas new-gen begitu kental terasa mulai dari
entrance scene, jalannya pertandingan, hingga highlights dan replay.
|
Bersiap Kick Off |
|
Efek pencahayaan yang baik ketika bertanding di siang hari |
|
Gerakan pemain terbilang mulus dan nampak realistis |
Lighting pada pertandingan khususnya di siang hari terlihat sangat
baik. Efek-efek bayangan stadion maupun pemain nampak halus. Hampir
semua elemen cukup diperhatikan dengan seksama oleh Konami untuk
memvisualisasikan sebuah pertandingan sepak bola yang nyata. Sayang,
Konami belum memberikan fokus lebih pada penonton. Tidak seperti FIFA
15, tekstur penonton yang memenuhi stadion di PES 2015 masih kurang
mulus.
|
Mario Gotze (Bayern Munich) |
|
Neymar (Barcelona) |
|
David De Gea (Man United) |
Yang paling menonjol, wajah para pemain dibuat semirip mungkin dengan
aslinya! Nama-nama besar seperti Carlos Teves, Wayne Rooney, Iker
Casillas, Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, Arjen Robben, Mario Gotze,
dan sebagainya berhasil tervisualisasi dengan baik. Tidak hanya wajah,
tubuh dan gerakan pemain pun mirip dengan di dunia nyata.
|
Celana Tevez yang kotor di PES 2015 |
|
Cutscene masih menjadi andalan untuk perayaan gol |
|
Ekspresi kekesalan Sneijder |
Gameplay yang ‘Seimbang’
Satu kata untuk menggambarkan gameplay di PES 2015: Balance! Cukup
sulit bagi kami untuk mencari kata yang pas yang bisa mewakili kualitas
gameplay di PES 2015. Intinya, tak salah jika game ini disebut sebagai
game sejuta umat. Siapa pun akan merasa fun memainkannya. Walaupun Anda
tidak mahir dan lawan Anda lebih jago, di PES 2015 Anda masih punya kans
untuk memberi perlawanan dan membuat pertandingan lebih seimbang.
|
Gameplay yang seimbang membuat siapa pun bisa menikmati PES 2015 |
Speed pertandingan yang pas (tidak terlalu cepat, tidak pula lambat)
membuat PES jauh dari kesan ‘Arcade’. Peralihan dari bertahan dan
menyerang berjalan dengan tempo medium. Anda tidak bisa sekadar
‘ping-pong’bola dari satu pemain ke pemain lainnya untuk mencapai kotak
penalty lawan. Kemudahan dalam mengontrol pemain baik saat bertahan
maupun menyerang, serta AI yang cukup pintar dan tidak kebingungan dalam
mencari posisi maupun menjalankan strategi menjadi nilai plus yang
membuat PES 2015 begitu nyaman dimainkan.
|
Catatan penting untuk Goalkeeper, tidak ada skill yang berlebihan. Kiper akan bereaksi sesuai dengan kemampuannya |
Lebih lanjut soal AI, mungkin bisa dibilang PES 2015 adalah salah
satu game simulasi olahraga dengan AI terbaik. Tanpa harus dikomando,
pemain Anda akan otomatis mundur untuk bertahan begitu kehilangan bola
dan maju untuk menyerang begitu ada kesempatan. Bagi yang gemar
mengeksploitasi bek sayap, di PES 2015 Anda akan disuguhkan AI yang
mumpuni. Kedua bek sayap di kiri maupun kanan akan otomatis melakukan
support, berlari mencari daerah kosong, dan menyisir lapangan dari sayap
setelah menerima bola. Selanjutnya, Anda bisa melakukan crossing
mematikan untuk disambut striker yang telah menanti di depan gawang!
|
Messi bukan jaminan Anda mudah melewati beberapa pemain lawan |
|
Seperti gol, saat mendapatkan kartu dari wasit pun game akan beralih ke cutscene |
Melewati pemain bertahan bukan hal yang mudah. Tak cukup dengan
sekali gocekan maupun teknik dribbling ajaib lainnya. Bahkan jika Anda
menggunakan superstar seperti Lionel Messi maupun Cristiano Ronaldo,
Anda tidak akan semudah itu menggiring bola ke jantung pertahanan lawan.
|
Suasana pertandingan dilihat dari atas |
Bicara soal mode permainan, Konami menghadirkan pilihan yang cukup
lengkap. Selain Exhibition Match, Anda akan menemui berbagai turnamen
dan liga berlisensi seperti Liga BBVA, Eredivisie, Ligue 1, UEFA
Champions League, Copa Libertadores, UEFA Europa League, hingga AFC
Champions League. Ada pula mode-mode khas PES seperti Become a Legend
dan Master League.
|
Mode yang cukup komplit |
Untuk online match, seperti yang kami jelaskan di artikel preview ,
gamer yang memainkan PES tidak bisa bertanding secara online dengan
gamer WE. Gamer PES akan langsung terhubung server asalnya, misalnya
Eropa, yang artinya akan membutuhkan koneksi internet lebih baik agar
tidak lag.
jika Anda membeli Winning Eleven 2015, bermain dengan lawan secara
online akan lebih mudah. Hal ini disebabkan karena WE mengusung sistem
peer to peer (p2p) dimana Anda akan langsung terhubung dengan lawan
Anda. Hubungan ke server Konami hanya akan terjadi ketika sedang
matchmaking (mencari lawan).
MyClub: Ultimate Team ala Konami
|
Di MyClub, Anda bertugas membangun sebuah tim yang solid |
Konami menyediakan mode baru bernama MyClub yang kurang lebih punya
konsep yang sama dengan Ultimate Team milik FIFA. Anda diwajibkan
membangun sebuah tim yang hebat dengan membeli pemain-pemain baru
menggunakan mata uang dalam game.
|
Seperti FUT, chemistry tetap menjadi modal utama untuk sebuah tim |
|
Anda bisa membeli pemain-pemain papan atas menggunakan GP maupun microtransaction |
|
Seorang agen yang bagus diperlukan untuk mendapatkan pemain yang menjanjikan |
Salah satu mata uang dalam game, GP, bisa didapat selama Anda
menjalani pertandingan yang satu ke pertandingan lainnya. Tetapi jika
Anda tidak sabar mengumpulkannya, Konami juga menyediakan opsi lain
menggunakan transaksi mikro. Selain keduanya, meminjam pemain pun bisa
menjadi pilihan yang bijak untuk mendapatkan squad yang berkualitas.
Komentator Membosankan!
Tak dapat dipungkiri bahwa komentator merupakan faktor penting yang
mendukung atmosfer dari sebuah pertandingan sepak bola. Di PES 2015,
Konami masih menggunakan duo Jon Champion dan Jim Beglin. Sayangnya,
kami menilai komentar-komentar mereka terdengar membosankan. Sering
terdengar kalimat yang itu-itu saja, yang bahkan sudah ada dari beberapa
versi PES yang lalu.
|
Ganti ke komentator berbahasa Jepang. Alternatif jika Anda mulai bosan dengan duo Jon Champion dan Jim Beglin |
Jika Anda ingin nuansa yang berbeda, di Winning Eleven 2015 Anda bisa
memilih komentator berbahasa Jepang yang diisi oleh Jon Kabira dan
Hiroshi Nanami. Duo tersebut cukup heboh dan membuat pertandingan
menjadi lebih seru, walaupun mungkin, Anda tidak mengerti apa yang
mereka katakan. Syuutttoooo…!!!
Masih Terkendala Lisensi!
|
Sangat disayangkan, gameplay dan visual yang menawan tak didukung lisensi penuh dari tim-tim di Liga Inggris |
Yap, inilah kelemahan utama dari PES. Di versi terbaru ini, Anda akan
tetap menemuinya. Dan yang paling parah adalah ketiadaan lisensi untuk
tim-tim dari Liga Inggris. Seperti diketahui Liga Inggris punya
penggemar yang luar biasa banyak, termasuk di Indonesia. Dari semua tim
dari Inggris yang tersedia, hanya Manchester United yang hadir dengan
lisensi penuh. Kabar gembira tentunya bagi Anda penggemar Setan Merah.
|
Eden Hazard tanpa seragam Chelsea |
|
Sang kapten dari ‘London FC’ |
Namun untuk Anda yang menyukai tim Inggris lainnya, dengan terpaksa
Anda hanya akan mendapatkan tim-tim tanpa lisensi seperti North London
(Arsenal), Man Blue (Man City), London FC (Chelsea), dan masih banyak
lagi. Selain itu, bagi Anda yang menyukai Borussia Dortmund, sayangnya
tim asal Jerman itu juga tidak tersedia di PES 2015. Untungnya, masih
ada Bayern Munich.
|
Beberapa stadion yang tersedia dibuat otentik seperti aslinya |
Stadion yang bisa dipilih pun tidak terlalu banyak. Meski begitu,
stadion-stadion yang ada coba dihadirkan seotentik mungkin hingga ke
lorong pemain ketika memasuki lapangan. Seperti pada game PES
sebelumnya, Anda tetap bisa memilih cukup banyak jenis bola garapan
brand-brand ternama.
|
Tim-tim dari Asia menjadi obat tersendiri bagi yang kecewa dengan lisensi PES 2015 |
|
AFC Champions League, salah satu daya tarik bagi gamer Asia |
Kesimpulan
Secara keseluruhan PES 2015/Winning Eleven 2015 adalah sebuah game
sepak bola yang menawan. Sangat terasa adanya peningkatan dan perbaikan
di sana-sini, terutama untuk versi new-gen. Kualitas visual menjadi satu
hal yang patut mendapat acungan jempol. Wajah pemain nampak luar biasa
dan beberapa sangat mirip dengan aslinya.
|
Tak dapat dipungkiri, PES 2015 adalah lawan berat bagi FIFA 15 |
Gameplay PES 2015 sangat nyaman dimainkan. Tempo pertandingan yang
pas, kemudahan dalam mengontrol pemain, serta AI yang pintar membuat
game ini mampu memberikan pengalaman gaming yang seru. Andai saja Konami
mendapat lisensi penuh di PES 2015, mungkin akan semakin besar alasan
kami untuk merekomendasikan game ini kepada Anda para pencinta sepak
bola. Sayangnya, ketiadaan lisensi untuk Liga Inggris menurut kami cukup
fatal.
Lalu, apakah berbagai hal di atas membuat PES 2015 tampil lebih baik
atau justru lebih buruk dibanding pesaing utamanya, FIFA 15? Kami belum
bisa memutuskan. Tunggu saja artikel GameFight: PES 2015 vs FIFA 15 yang
akan kami kerjakan dalam waktu dekat! Pantau terus JagatPlay, oke?!
Syuutttooooo….!!!!
Kelebihan:
- Visual yang menawan, terutama wajah pemain
- Gameplay yang ‘balance’ dengan tempo yang pas
- AI pintar
- Skill goalkeeper yang tidak berlebihan
- Mode baru: MyClub
- Ada tim-tim dari Asia yang berlaga di AFC Champions League
Kekurangan:
- Lisensi
- Komentator Bahasa Inggris cenderung membosankan
Cocok untuk gamer: Fans berat PES/Winning Eleven, ingin mencoba kualitas Fox Engine di konsol new-gen.
Tidak cocok untuk gamer: Terlalu fanatik pada FIFA, pencinta tim-tim dari Liga Inggris
sumber : http://jagatplay.com/2014/11/playstation3/review-pro-evolution-soccer-2015-akhirnya-pantas-tandingi-fifa/3/
3 komentar :
klo ane masih memilih pes 2015 gan,undah terbiasa soalnya,hehehe
GameGokil.com
Tetap enak pes la banding fifa ,fifa tuh tetlalu lebay gerakan nya..kyk sirkus gorilla main bola
waw keren banget nie mas, ,iin share yah buat temen yuk update pes kalian biar lebih keren lagi
Posting Komentar