Dari semua genre yang bertebaran di industri game, RTS boleh
terbilang sebagai yang kian langka. Developer tampaknya tidak lagi
tertarik untuk mengembangkan genre yang satu ini, apalagi setelah bukti
jelas memperlihatkan bahwa sub-genre seperti MOBA ternyata mampu meraih
popularitas, sekaligus penjualan yang lebih tinggi. Nama besar sekelas
Blizzard sekalipun bahkan menyuarakan keraguan mereka untuk kembali ke
akar RTS lewat Warcraft 4 dan lebih memilih bertahan di ranah MMO. Ini
tentu saja pukulan telak yang menyakitkan untuk gamer penggemar genre
RTS di seluruh dunia. Kita semua begitu merindukan apa yang ditawarkan
industri di masa lalu. Atau lebih tepatnya, keseruan dan pertempuran
epik yang tercipta semasa Westwood berjaya.
Namun siapa yang menyangka, kesempatan untuk mencicipi game RTS yang
berkualitas ternyata tidak senihil yang dibayangkan. Sebuah nama
meluncur sebagai proyek beberapa mantan karyawan Westwood – sang
dedengkot di balik nama besar Command & Conquer – yang kini
bergabung di Petroglyph Games. Sambutlah Grey Goo, dan mengapa ia akan
jadi oase di tengah musim kering para penggemar genre RTS di seluruh
dunia. Terlepas dari nama unik dan aneh yang ia usung, Grey Goo
sebenarnya merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
potensi akhir dunia karena berkembangnya nano teknologi hingga skala
yang tidak bisa dibayangkan. Sebuah tema yang tentu saja menarik untuk
dijajal.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Grey Goo ini? Mengapa
kami menyebutnya sebagai obat rindu untuk penggemar genre strategi
klasik? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
|
Anda bisa berperan menjadi tiga faksi yang berbeda; Human, Beta, dan Goo. |
Pertempuran antara beberapa faksi besar tentu saja butuh dasar cerita
untuk mendukung fakta bahwa semua konflik, perang besar, dan korban
berjatuhan ini memang didasarkan atas alasan yang kuat. Grey Goo akan
membawa tiga ras besar dalam pertempuran yang akan sangat menentukan
kelanjutan hidup mereka masing-masing: Beta, Human, dan si aneh – Goo.
Mode campaign ditawarkan bagi Anda yang memang lebih menikmati untuk
menikmati game RTS sendiri, dan tertarik untuk mengeksplorasi cerita
yang ada. Mengambil setting 500 tahun setelah keberhasilan manusia untuk
bergerak di luar sistem tata surya, manusia tidak lagi dicitrakan
sebagai ras yang hanya menunggu kedatanang makhluk asing, tetapi juga
membentuk dan bahkan menjadi penjelajah antar bintang. Sementara di sisi
lain, sebuah ras alien – Beta tengah berjuang untuk mempertahankan
eksistensi rasnya – setelah sang planet asal “Ecosystem Nine” ternyata
harus luluh lantak karena kekuatan asing yang begitu mereka takuti.
Berita buruknya? Sang kekuatan ini terus menghantui dan mengejar mereka.
Dan hadirlah di tengah semua kekacauan ini, Goo – ras seperti jelly
cair yang berbeda dengan kedua lainnya tanpa motif yang jelas.
|
Nasib
ketiga ras ini akan terkait satu sama lain. Mode campaign dibagi ke
dalam 15 misi terpisah, dengan masing-masing faksi akan berperan di 5
misi. |
|
Cerita ditawarkan lewat CGI sinematik. |
Apa yang sebenarnya terjadi? Cerita yang ditawarkan oleh Grey Goo ini
memang menyiratkan alur yang begitu klise, apalagi jika Anda termasuk
yang cukup senang dengan film-film bertema science fiction.
Keberlangsungan cerita akan dibagi menjadi 15 misi terpisah, dengan
masing-masing ras akan mendapatkan porsi 5 cerita sebelum bergerak
menuju ras selanjutnya. Cerita ditawarkan dalam mode cut-scene sinematik
yang cukup apik, dengan voice acts yang juga pantas untuk diacungi
jempol. Terlepas dari pendeknya misi untuk setiap ras, Anda akan
berkesempatan untuk menikmati teknologinya hingga batas maksimal.
Tingkat kesulitan yang cukup tinggi juga akan memastikan waktu gameplay
yang lebih panjang, bahkan untuk level normal sekalipun.
|
Apa yang sebenarnya terjadi antara ketiga faksi ini? |
Grey Goo hadir dengan garis cerita misterius yang cukup memancing
rasa penasaran Anda, terutama motif dan alasan apa yang mendasari setiap
faksi ini untuk saling bertempur satu sama lain. Apa yang sebenarnya
dikejar Human dengan teknologi mereka? Mampukah Beta bertahan? Apa itu
sebenarnya Goo? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda dapatkan
dengan memainkan Grey Goo ini.
Tiga Faksi, Tiga Gaya Berbeda
|
Semua
mode standar game RTS masuk di sini, termasuk Skirmish yang begitu
efektif untuk menghabiskan waktu. Sayangnya, jumlah mapnya sendiri
terhitung sangat terbatas. |
Di tengah begitu banyak usaha untuk menawarkan genre baru dengan
gameplay unik dan inovatif yang belum pernah ada sebelumnya, Grey Goo
justru hadir dengan pendekatan RTS yang lebih klasik. Seperti yang bisa
diprediksi, ia akan berkisar pada usaha untuk membangun markas dengan
variasi jenis bangunan yang akan memiliki fungsi dan perannya
masing-masing, memperbesar jumlah pasukan, beradaptasi dengan situasi
pertarungan dengan mengkombinasikan unit yang ada, dan tentu saja –
memastikan Anda memiliki resource yang cukup. Bagi Anda yang tidak
senang dengan mode single player, Anda selalu punya opsi untuk menikmati
game ini secara multiplayer. Atau lebih senang dengan Skirmish?
Terlepas dari minimnya map yang masih ditawarkan, Anda bisa menghabiskan
waktu di sini.
Bagian terbaik dari Grey Goo? Adalah fakta bahwa ketiga faksi yang
ditawarkan di sini bukanlah sekedar hadir dengan perbedaan unit dan
kosmetik, tetapi juga menuntut gaya permainan yang berbeda. Ia tidak
seperti Red Alert, misalnya, yang walaupun terpisah dalam beragam faksi
berbeda, punya intisari permainan yang serupa – dimana listrik,
misalnya, punya peranan super penting. Human, Beta, dan Goo punya cara
kekuatan, kelemahan, dan menuntut gaya bermain yang berbeda.
Dikombinasikan dengan fokus tech upgrade yang bisa Anda tempuh dari
beragam kategori yang ada, Anda bisa beradaptasi dan berhadapan dengan
kondisi pertempuran yang berbeda, walaupun berhadapan dengan faksi yang
sama, misalnya.
|
Walaupun
cepat dengan pengumpulan resource efektif, Human butuh terkoneksi
dengan sumber daya dari markas utamanya. Jalur listrik disebut “Conduit”
jadi jalan yang harus dirancang. |
Human mungkin jadi ras yang pertama Anda pilih. Sebagai manusia,
faksi yang kita asumsikan masih serupa dengan kita ini secara logis,
seharusnya yang paling mudah untuk dikuasai. Namun apa yang Anda
dapatkan? Sebuah ras yang sama sekali tidak mencitrakan nama yang ia
usung – Human. Identitas rasnya justru terasa sangat mekanikal dengan
unit yang kesemuanya adalah robot futurisik. Mengikuti tema bahwa ini
adalah manusia-manusia yang sudah belajar mejelajahi bintang dan
bergerak di luar tata cahaya selama 500 tahun lamanya. Human melimitasi
usaha Anda untuk memperluas markas lewat sistem listrik yang ada. Untuk
membangun bangunan tertentu, untuk memproduksi unit atau sekedar
bertahan, Anda harus menghubungkannya dengan markas utama yang
diceritakan sebagai sumber energi listik. Konsekuensinya? Anda butuh
membangun jalur listrik bernama Conduit terlebih dahulu sebelum bisa
memperluas daerah kekuasan Anda. Kompensasi yang diberikan adalah
kecepatan bangun unit dan pengumpulan resource yang lebih efektif.
|
Di
sisi lain, sang ras alien – Beta justru terasa lebih manusia. Sistem
bangunannya sendiri mirip dengan Human, namun tanpa limitasi tenaga. |
|
Anda bisa memperluas bangunan di mana saja dengan menggunakan “Hub”. |
Sementara di sisi lain, ras Beta justru memberikan kesan yang lebih
dekat dengan manusia kita saat ini. Walaupun juga didominasi oleh unit
mekanikal, Anda setidaknya masih bertemu dengan prajurit infanttri yang
hanya sekedar berjalan dengan armor. Berbeda dengan Human yang
terlimitasi oleh jalur listrik dari markas utama, Beta tidak dibatasi
sama sekali oleh hal itu. Mereka bisa memperluas daerah semau mereka
dengan hanya membangun sebuah power source kecil bernama “Hub” yang bisa
ditempatkan di mana saja. Anda bisa menyertakan bangunan utama atau
pendukung di daerah sekitar Hub. Sebagai kompensasi, metode pengumpulan
resourcenya sendiri terhitung lambat dengan waktu produksi bangunan dan
unit yang cukup lambat.
|
Mekanik dasar Human dan Beta sendiri terhitung serupa dengan sistem bangunan yang sama. Factory dan Attachment jadi andalan. |
Baik Beta maupun Human sebenarnya berbagi mekanik yang sama, seperti
halnya game-game RTS yang selama ini Anda kenal. Membangun markas dan
kemudian mengembangkan unit yang dibutuhkan sudah jadi intisari yang
pasti terasa familiar untuk penggemar RTS. Keduanya juga berbagi mekanik
yang sama terkait “Tech Upgrade” dan “Attachment” untuk unit. Berbeda
dengan game RTS biasanya yang meminta Anda melakukan research terlebih
dahulu agar bisa membangun unit yang lebih kuat, baik Human dan Beta
menuntut Anda untuk menyertakan “Attachment” tertentu di sebelah Factory
atau Hangar untuk membuka akses. Misalnya, Heavy Unit yang bertindak
sebagai tank. Untuk membangun mereka, Anda harus membangun Factory dan
Tank Attachment di daerah sekitar. Jika Human menutut Anda membangun
Attachment tersebut di sebelah Factory, Beta menutut Anda membangunnya
dalam Hub yang sama. Keduanya cukup mirip satu sama lain.
|
Ras
primadona di Grey Goo tentu saja adalah Goo! Gumpalan misterius ini
menutut Anda memainkannya dengan pendekatan yang belum pernah ada di
game RTS. |
|
Sifatnya
sendiri seperti organisme sel tunggal yang berkembang lewat proses
membelah diri. Belahan dirinya ini bisa jadi gumpalan besar baru, atau
ditransformasi jadi unit penyerang. |
Dan sekarang, tibalah Goo – ras misterius berbentuk jelly berwarna
perak yang akan menawarkan strategi yang belum pernah Anda cicipi dari
game RTS sebelumnya. Berbeda dengan Human dan Beta, Goo adalah faksi
mobile yang sangat dinamis. Alih-alih menuntut Anda untuk menetapkan
markas dan memperluasnya dengan bangunan, Goo hanyalah sebuah gumpalan
raksasa bernama “Mother Goo” yang bisa Anda gerakkan, bahkan menyerang
halnya sebuah unit. Ia bertindak seperti organisme level sederhana,
membelah diri untuk menciptakan Mother Goo yang lain, atau justru
unit-unit yang bisa Anda kategorikan sebagai pasukan. Resource yang
dijadikan bahan bakar oleh faksi lain, diposisikan sebagai makanan oleh
Mother Goo. Begitu mencapai level energi tertentu, Mother Goo bisa
memecah atau tumbuh menjadi unit yang lain. Secara konsisten bergerak
kesana-kemari sesuai dengan kebutuhan pertempuran, ditambah dengan
upgrade yang bisa ia hasilkan, Goo berfokus pada kecepatan dan
mobilitas.
|
Kuantitas adalah kekuatan utama Goo. |
|
Kompensasi dari absennya unit udara, beberapa unit Goo – terutama sang artileri bisa bergerak menaiki terrain yang ada. |
Unitnya sendiri memang akan mudah diproduksi dan mengandalkan
kuantitas, namun Goo juga harus berkutat dengan lemahnya sistem
pertahanan dan minimnya unit yang bisa diprediksi. Berbeda dengan Human
dan Beta yang masing-masing punya sistem pertahanan dan unit udaranya
sendiri, Goo hanya bertahan di tanah dan berkembang dari sana. Sebagai
kompensasi dari minimnya unit udara yang bisa ia hasilkan, unit artileri
Goo dan termasuk “Mother Goo” itu sendiri tidak terhalangi oleh
terrain. Mereka bisa memanjat gunung yang lebih tinggi dan menyerang
dari sana jika dibutuhkan. Ledakan dan racun untuk unit musuh juga jadi
salah satu senjata andalan.
Tidak hanya Light dan Heavy Units, setiap faksi juga punya senjata
ultimate mereka masing-masing, sebuah unit yang dideskripsikan masuk ke
dalam kategori “Epic”. Human punya “The Alpha” sebuah robot super
raksasa dengan armor tebal yang bisa menembakkan laser berkekuatan
tinggi dalam garis lurus. Ia bisa dengan mudah menghancurkan semua unit
musuh yang berada di depan mata, apalagi dengan cooldown serangan yang
terhitung cepat. Sementara Beta punya Hand of Ruk – sebuah mobile armor
masif yang juga berperan sebagai pabrik mobile yang bisa menelurkan unit
sembari berjalan, sekaligus melemparkan roket yang mampu menghasilkan
ledakan masif secara seketika. Namun diposisikan sebagai unit artileri,
ia tidak bisa menghajar musuh dalam jarak dekat. Dan yang terakhir
adalah – Purger dari Goo yang bisa memperkuat diri dengan mengkonsumsi
musuh atau Protean yang lain. Setiap Epic Unit ini, terlepas dari
kekuatannya yang besar, punya requirements yang cukup pelik untuk
diracik. Mereka butuh varian bangunan tertentu, kombinasi yang tepat,
dan tentu saja resource yang sangat besar. Apakah mereka pasti akan
menjamin kemenangan? Dengan gerak lambat sebagai kompensasi, ia akan
efektif hanya untuk kondisi pertempuran tertentu saja.
Selain
unit biasa, tiap faksi juga punya senjata ultimate bernama – Epic Unit.
Unit berukuran masif ini diperkuat dengan senjata berkekuatan besar,
namun sayangnya, gerak yang lambat. Alpha dari Human ini misalnya.
|
Sementara
di Beta, misalnya, Anda bisa membangun Hand of Ruk – sebuah mobile
armor artileri berkekuatan besar yang juga bisa digunakan untuk
membangun pasukan sembari bergerak. |
Cara terbaik untuk menikmati Grey Goo tentu saja adalah melewati
proses trial dan error tertentu. Butuh waktu untuk benar-benar bisa
memahami apa saja yang harus menjadi prioritas untuk dikembangkan untuk
memastikan kemenangan, apalagi ketika Anda berhadapan dengan player
lainnya. Apa yang bisa diposisikan sebagai langkah preventif untuk
mencegah kekelahan prematur atau justru sebaliknya, meraih kemenangan
dengan super cepat. Menikmati setiap faksi yang ada, belajar, mengulang,
dan Anda akan dengan mudah menikmati Grey Goo dalam waktu yang super
singkat.
Beberapa Fitur Inovatif
|
Ada beberapa fitur inovatif yang ditawarkan game RTS yang satu ini. |
Sebagai sebuah game RTS, Grey Goo memang menawarkan kesempatan untuk
tidak hanya mencicipi pengalaman klasik yang harus diakui, kian sulit
untuk ditemui. Terlepas dari perbedaan faksi yang ada, ia tidak lantas
menyerap mentah-mentah pengalaman masa lalu tersebut tanpa menawarkan
sesuatu yang baru. Ada beberapa hal baru yang pantas untuk dijadikan
standar tersendiri untuk game-game RTS selanjutnya. Setidaknya untuk
menjamin kenyamanan gameplay yang lebih efektif, mengingat genre ini
membutuhkan kemampuan untuk menentukan pilihan dengan cepat dan media
untuk mengeksekusi hal tersebut sesegera mungkin.
|
Shortcut
membangun unit dan bangunan disederhanakan, membuat Anda bisa terus
mengeksekusinya tanpa harus kehilangan kendali di peta. |
|
“Auto-Rebuild” untuk memastikan satu Factory terus menelurkan unit yang sama sampai Anda menyuruhnya berhenti. |
Hal-hal sederhana seperti fitur untuk melakukan toggle resource akan
secara otomatis memperlihatkan kepada Anda, resource mana saja yang bisa
Anda kumpulkan di dalam map. Anda langsung bisa melirik bagian peta
mana saja yang harus menjadi fokus Anda, apalagi jika Anda termasuk
gamer RTS yang sangat bergantung pada hal tersebut. Salah satu fitur
yang juga terhitung pantas untuk diacungi jempol adalah penetapan
shortcut yang begitu jelas untuk setiap unit dan bangunan yang bisa Anda
racik. Dengan penetapan shortcut yang bisa diakses dengan sekedar
melakukan beberapa perintah di Q,W,E,R ini, Anda bisa membangun unit dan
bangunan yang Anda butuhkan, kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi
apapun. Tengah berperang panas di lini depan dan mulai kekurangan bala
bantuan? Tetap berfokus pada pertempuran yang Anda jalani, sembari
memastikan jari menari indah untuk terus memastikan produksi berlanjut.
Shortcut sederhana ala game MOBA sangat membantu.
|
Di
sudut kanan atas, informasi apakah Anda mengalami surplus atau defisit
resource disajikan. Ia akan menentukan seberapa rasional langkah Anda
selanjutnya dari sisi ekonomi. |
Salah satu fitur lain yang cukup membantu kami adalah “Auto Rebuild”
yang bisa Anda sematkan untuk setiap bangunan yang bisa memproduksi unit
untuk digerakkan (selain Goo tentu saja). Berapa sering Anda harus
disibukkan dengan aktivitas menekan tombol yang sama berulang-ulang
hanya karena ingin memastikan pabrik terus melemparkan unit artileri
yang sama, misalnya? Dengan fitur “Auto Rebuild” ini, Anda bisa
memastikan pabrik yang sama untuk terus menelurkan unit yang sama hingga
Anda sendiri melemparkan perintah pembatalan. Informasi untuk
memperlihatkan apakah resource Anda surplus atau negatif selama
melakukan aksi tertentu juga membantu, setidaknya memberikan informasi
yang bisa diandalkan untuk menentukan apakah Anda butuh membangun
resource baru atau cukup dengan yang sudah ada.
Multiplayer?
|
Anda bisa memainkan game ini secara multiplayer, baik online via Steam ataupun LAN. |
Jika Anda membaca sebagian besar review Grey Goo di luar, maka Anda
akan bertemu dengan pujian yang melayang di sana sini terkait pengalaman
bermain dengan orang lain yang seru dan menyenangkan, terlepas dari isu
balancing yang jadi catatan. Lantas, bagaimana dengan impresi kami
sendiri? Sayangnya, mimpi buruk. Jangan salah, bukan karena masalah
gameplay yang sudah kami jelaskan di atas, cukup memenuhi rasa rindu
kami akan game RTS klasik yang berkualitas. Catatan berasal dari proses
matchmaking yang justru mengundang lebih banyak rasa frustrasi daripada
keseruan. Memiliki game ini sejak tiga hari yang lalu via Steam, proses
matchmaking online hanya berhasil menemukan 1 musuh saja – dalam format
pertempuran 1 vs 1. Padahal kami sudah melakukan set option ke yang
paling umum. Apakah karena komunitas Grey Goo ini sendiri masih sepi?
Ataukah servernya dibagi per region? Kami sendiri tidak bisa melakukan
apapun selain menatap layar kosong matchmaking selama puluhan menit
tanpa hasil. Anda bisa melihat screenshot di bawah, bagaimana kami sudah
menunggu 16 menit tanpa hasil.
|
16 menit tanpa hasil? :(( |
Berita baiknya? Anda tetap bisa menikmati game ini secara LAN dan
bertarung melawan teman-teman satu jaringan Anda untuk menghabiskan
waktu, misalnya. Dengan kompleksitas, gaya bermain, dan beragam arah
tech upgrade yang bisa Anda uji di setiap faksi, arah pertempuran akan
sulit untuk diprediksi. Tidak jelas apakah fitur yang satu ini tersedia
hanya untuk gamer yang membeli versi original, atau gamer bajakan punya
akses terhadapnya atau tidak.
Kesimpulan
|
Ada
kerinduan yang sangat mendalam untuk membangun sebuah markas, menyusun
lineup pasukan, dan mulai menghajar markas lain secara membabi buta.
Diperkuat kualitas visualisasi ciamik dan identitas tiga faksi yang
ditawarkan cukup berbeda, Grey Goo seolah merangkul memori masa lalu
Anda – perasaan nostalgia akan game-game racikan Westwood di masa lalu.
Anda akan jatuh hati padanya. |
Sebuah oase di tengah padang kering game strategi berkualitas,
kalimat yang satu ini tampaknya sangat pantas untuk menjelaskan sensasi
yang ditawarkan oleh Grey Goo. Di tengah menjamurnya genre MOBA,
pertumbuhan game strategi konvensional yang sempat mengalami masa
keemasannya di masa lalu memang sedikit mengkhawatirkan. Ada banyak hal
yang membuat Grey Goo begitu istimewa di tengah terjangan tren seperti
ini. Anda tetap bisa mencicipi sensasi game strategi klasik, namun
dengan tampilan visual yang lebih indah, apalagi pendekatan cut-scene
sinematik dengan CGI yang begitu melekat di franchise game RTS di masa
lalu. Perbedaan gameplay yang cukup signifikan ketika Anda menggunakan
tiga faksi berbeda: Human, Beta, dan Goo juga jadi catatan tersendiri.
Beberapa inovasi diluncurkan dan tampil begitu menarik. Salah satunya?
Semua unit yang Anda masukkan ke dalam hutan akan tampil stealth, tidak
terlihat dan mampu menyerang. Fitur yang bisa dikombinasikan untuk
keuntungan strategis tertentu.
Walaupun demikian, ada beberapa catatan yang pantas untuk dicatat
dari game yang satu ini. Pertama, tentu saja konten campaign yang boleh
terhitung minim, dengan garis cerita yang berakhir cukup klise. Kedua,
adalah tingkat kesulitan yang ada. Butuh waktu ekstra untuk benar-benar
mempelajari ritme permainan yang cukup berbeda dengan game strategi lain
ini, apalagi ketika Anda menggunakan Goo. Butuh waktu mengulang
beberapa kali (setidaknya yang kami rasakan di Skirmish), sebelum Anda
benar-benar bisa menentukan skala prioritas tersendiri. Ketiga adalah
Epic Unit yang sayangnya, tidak meninggalkan kesan yang mendalam.
Namun terlepas dari semua kekurangan tersebut, Grey Goo adalah game
strategi dengan cita rasa klasik yang sudah lama kita nantikan. Ada
kerinduan yang sangat mendalam untuk membangun sebuah markas, menyusun
lineup pasukan, dan mulai menghajar markas lain secara membabi buta.
Diperkuat kualitas visualisasi ciamik dan identitas tiga faksi yang
ditawarkan cukup berbeda, Grey Goo seolah merangkul memori masa lalu
Anda – perasaan nostalgia akan game-game racikan Westwood di masa lalu.
Anda akan jatuh hati padanya.
Kelebihan
|
Unit menjadi hidden ketika memasuki hutan dan tidak bisa diserang dari luar. Nice! |
- Kualitas visual yang cukup baik
- Tiga faksi yang butuh tiga pendekatan berbeda
- Goo!!
- Cita rasa game RTS klasik
- Cut-scene CGI sinematik di campaign
- Sistem stealth ketika memasuki hutan
Kekurangan
|
Butuh proses trial dan error berkali-kali sebelum Anda bisa menemukan ritme permainan dan prioritas bangunan. |
- Campaign per faksi yang pendek
- Epic Unit dengan impact yang terasa kecil
- Masalah multiplayer
- Butuh proses trial dan error berkali-kali
- Jumlah map sangat terbatas
Cocok untuk gamer: penggemar genre RTS klasik, pencinta produk Westwood di masa lalu
Tidak cocok untuk gamer: yang lebih menggemari pendekatan MOBA
sumber : http://jagatplay.com/2015/01/pc-2/review-grey-goo-obat-rindu-penggemar-genre-strategi-klasik/3/
0 komentar :
Posting Komentar