»
[review] Assassin Creed 3
By Pladidus Santoso
November 7, 2012 ·
Plot
Sebelum membahas lebih jauh tentang plot di balik Assassin’s Creed
III, ada baiknya jika kami menceritakan latar belakang Perang Revolusi
Amerika untuk membantu Anda mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
Setelah perang antara pasukan Perancis dan Indian berakhir di tahun
1763, 13 koloni yang terbentuk di Amerika kemudian mulai memikirkan
nasib mereka sebagai sebuah bangsa. Sepertiga dari koloni ingin
bergabung kembali dengan Inggris, menjadi orang Inggris, dan menyatakan
kesetiaan mereka pada King George III. Mereka ini disebut sebagai The
Loyalists. Sementara sepertiga yang lain menginginkan kemerdekaan
sendiri dan membentuk sebuah negara baru. Kelompok inilah yang disebut
sebagai The Patriots. Sementara sepertiga lainnya mengumumkan kenetralan
mereka. Perang untuk menentukan nasib Amerika inilah yang disebut
sebagai Perang Revolusi Amerika.
|
Desmond
kembali harus menjelajahi memori leluhurnya untuk mencari medali yang
dipercaya merupakan kunci bagi teknologi Peradaban Pertama, Satu-satunya
harapan untuk menyelamatkan dunia. |
|
Tidak
serta merta berperan sebagai Connor, untuk pertama kalinya, Desmond
masuk ke dalam memori dengan garis keturunan. Anda akan mendapatkan
gambaran besar konflik dari kacamata sang ayah – Haytham Kenway. |
Assassin’s Creed III sendiri diposisikan sebagai sekuel langsung dari
seri Assassin’s Creed: Revelations yang dirilis tahun lalu. Cerita akan
dibuka dari kacamata Desmond yang akhirnya menemukan sebuah tempat
berteknologi The First Civilization (Peradaban Pertama), yang selama ini
disebut-sebut sebagai satu-satunya jalan untuk menyelamatkan dunia,
setelah ancaman badai matahari yang sudah diperingatkan semenjak seri
Assassin’s Creed pertama. Namun tentu saja, seperti yang dapat
diprediksikan, perjalanan heroik ini tentu saja tidak akan pernah mudah.
Desmond ternyata membutuhkan sebuah medali sebagai kunci untuk
mengakses teknologi penting yang satu ini. Atas alasan inilah, Desmond
kembali harus masuk ke dalam Animus dan menjelajahi memori para leluhur
mereka.
Namun memori tidak lantas membawa Desmond pada sosok Connor Kenway
yang selama ini dipromosikan oleh Ubisoft. Anda akan menjelajahi memori
dari sang Ayah – Haytham Kenway yang kini memegang medali yang berusaha
didapatkan oleh Desmond. Dengan kunci yang ia dapatkan dengan membunuh
salah satu petinggi di Inggris, Haytham berangkat ke Boston untuk
menemukan “rumah” dari Peradaban Pertama ini. Rumah yang dapat ia buka
dengan medali ini. Lewat informasi para bawahan setianya, Haytham
menemukan bahwa “pintu” ini ternyata berada di dalam peradaban leluhur
para suku Indian. Sesuatu yang mendorong Haytham untuk memihak mereka
di dalam konflik dengan para penjajah. Pertemuannya dengan seorang
wanita Indian pemberani – Kaniehti:io tentu saja membantu misi utamanya
ini, namun ternyata tidak menghasilkan apapun. Yang terjadi? Haytham
justru jatuh cinta padanya. Cinta yang berbuah sang karakter utama yang
kita gunakan – Ratonhnhaké:ton.
|
Ratonhnhaké:ton
– setengah British / Indian yang sejak awal hidupnya penuh dengan
tragedi. Pertemuannya dengan Peradaban Pertama membawa Ratonhnhaké:ton
pada takdirnya sebagai seorang Assassin. |
|
Di
bawah bimbingan Achilles Davenport, Ratonhnhaké:ton mulai belajar cara
bertarung dan sejarah Assassin. Dari sosok ini pula lah, ia mendapatkan
nama Connor Kenway. |
|
Perjuangan
sebenarnya dimulai ketika Connor diberi kepercayaan untuk mengenakan
jubah Assassinnya. Perang untuk melawan para Templar yang berusaha
mengekang potensi mimpi dan kebebasan bangsa Amerika pun dimulai. |
Namun bagi Ratonhnhaké:ton, hidup adalah kesulitan yang tidak pernah
berhenti. Sejak kecil ia sudah harus kehilangan ibu yang ia cintai dalam
sebuah tragedi yang memilukan. Tumbuh dewasa sebagai salah satu pemburu
terbaik di sukunya, Ratonhnhaké:ton mulai menemukan takdir yang lebih
besar baginya. Di bawah pengaruh Apple of Eden yang dikuasai oleh sang
tetua, ia menemukan panggilan sebagai seorang Assassin dari para
Peradaban Pertama. Memenuhi takdirnya, Ratonhnhaké:ton belajar pada
Master Assassin di kala itu – Achilles Davenport dan mewarisi semua
kemampuan dan pengetahuan tentang konflik rahasia yang sudah dijalani
oleh para Assassin dan Templar selama ribuan tahun. Di bawah Achilles
pulalah, Ratonhnhaké:ton mendapatkan nama Connor, dan nama ayahnya –
Kenway. Perang demi kepentingan para Assassin yang memperjuangkan
kebebasan, melawan para Templar yang berusaha menciptakan keraturan yang
absolut pun dimulai, dalam sebuah dunia, konflik, dan atmosfer yang
baru.
|
Pertempuran melawan Para Templars pun dimulai.. |
|
Teknologi
Peradaban Pertama seperti apa yang menunggu Desmond di balik pintu
besar ini? Mampukah teknologi ini menyelamatkan manusia dari badai
matahari yang sudah lama diramalkan? |
Siapa sebenarnya sosok Haytham Kenway? Mampukah Connor menemukan dan
menghancurkan para Templar yang ada di Perang Revolusi? Apa sebenarnya
keinginan para Templar ini? Teknologi seperti apa yang dijanjikan oleh
Peradaban Pertama di balik pintu yang berusaha dibuka oleh Desmond?
Mampukah mereka menyelamatkan dunia? Satu yang pasti, semuanya akan
berakhir di Assassin’s Creed III ini!
Segudang Fitur Baru – Atmosfer Gameplay yang Lebih Brutal!
Lupakan dengan dua seri terakhir – Brotherhood dan Revelations yang
boleh terbilang, miskin fitur baru. Berfokus pada perjalanan Ezio, kedua
seri ini memang hanya diciptakan ekstra konten untuk menyimpulkan hidup
Ezio. Sementara Assassin’s Creed III adalah sebuah seri yang
benar-benar baru. Dunia, cerita, setting, atmosfer, hingga pengalaman
yang ia tawarkan memang terbilang “segar”, sesuatu yang belum pernah
ditemukan oleh penggemar franchise ini sebelumnya.
|
The beautiful and massive Frontier.. |
|
Detail lingkungan yang luar biasa, dipadukan sistem lighting yang lebih baik = menghasilkan pengalaman yang dramatis. |
|
Tidak
lagi sekedar memanjat gedung, sebagai seorang Indian, Connor juga tidak
kesulitan untuk memanjat dan bergerak dari satu pohon ke pohon lainnya. |
Klaim visualisasi yang lebih baik dan engine yang lebih kuat memang
langsung dapat Anda rasakan sejak awal permainan. Anda akan menemukan
detail karakter dan dunia yang lebih baik. Tema Indian dan Amerika
sebagai benua yang masih terhitung baru tentu saja memaksa Ubisoft untuk
menciptakan sebuah dunia yang lebih kental atmosfer “alam liarnya”,
daripada sekedar kota maju dan rapat seperti Roma di Revelations. Anda
akan dihadapkan pada empat kota utama: Boston, Davenport Homestead, New
York dan Frontier. Untuk yang terakhir ini, Anda akan kagum dengannya.
Frontier merupakan peta terluas yang pernah diciptakan oleh Ubisoft di
sepanjang sejarah franchise game yang satu ini, bahkan beberapa kali
lipat dibandingkan Roma sekalipun. Anda akan menemukan gunung batu yang
dapat Anda panjat, hutan rimba, bahkan binatang liar yang hidup bebas di
dalamnya. Dunia baru yang liar boleh dibilang menjadi salah satu
kekuatan utama dari seri Assassin’s Creed III ini sendiri, dengan daya
magisnya yang sulit untuk ditolak. Setiap sudut yang Anda jelajahi,
semua pemandangan yang ada di hadapan Connor akan membuat mata Anda
termanjakan, baik ketika berlari maupun mengendari kuda sekalipun.
Pergantian siang-malam dan cuaca juga akan membuat atmosfer pemainan ini
kian dinamis.
Dasar dari permainan Assassin’s Creed sendiri tidak banyak berbeda.
Anda masih harus menjelajahi kota-kota ini dengan sistem gameplay
open-world terbuka yang memungkinkan Anda untuk menjelajahi setiap
sudutnya, berusaha untuk menemukan objektif dari side maupun main
mission. Anda juga masih dapat melakukan speed run, memanjat, dan
melompat dari satu tempat ke tempat lainnya dengan hanya menggunakan
satu tombol saja. Salah satu peningkatan yang cukup signifikan dan
pantas untuk diacungi jempol adalah mekanisme pertarungannya. Tidak lagi
“semudah” di masa lalu, setiap musuh kini memiliki kelemahannya
tersendiri, walaupun sistem counter boleh terbilang, bisa menyelesaikan
sebagian besar masalah yang ada.
|
Bloody! |
|
Tomahawk
membuat pertarungan berjalan semakin brutal. Setiap ayunan kapak dari
Connor ini memang seolah didesain untuk mencabut nyawa seefektif
mungkin. |
|
Anda
kini bahkan bisa menjadikan musuh sebagai cover ketika berhadapan
dengan grup penembak yang siap mengeksekusi Anda dari jarak jauh. |
Pertarungan kini berjalan jauh lebih brutal, dengan animasi darah
yang tampil lebih eksplisit. Darah akan bocor ke mana-mana, bahkan
membasahi wajah Connor hingga salju putih menjadi tempat Anda berpijak.
Ini tentu saja menjadi special effect yang menguatkan kesan
Anda sebagai seorang Assassin yang ditakuti. Connor juga mendapatkan
beragam animasi gerakan dan serangan yang jauh lebih kejam, apalagi
dengan Tomahawk-nya yang khas. Menusuk kepala, menghujam dada, bahkan
membunuh dua musuh sekaligus dalam satu serangan akan memanjakan mata
Anda secara konsisten, bahkan berpotensi membuat Anda teradiksi untuk
menciptakan konflik terbuka. Salah satu yang paling keren? Anda kini
bisa menjadikan musuh sebagai cover ketika berhadapan dengan grup
penembak lawan daripada hanya sekedar terdiam atau lari. Memasuki masa
yang lebih modern dari sebelumnya, senjata api memang tidak perlu
diragukan lagi, menjadi “primadona” baru di AC 3. Memaksimalkannya akan
memberikan keuntungan tersendiri.
Alam liar memang membuka kesempatan bagi tim Ubisoft untuk menerapkan
segudang fitur baru, apalagi mengingat identitas Connor sebagai seorang
Indian. Tidak hanya sekedar memanjat gedung bertingkat, Anda kini bisa
menjadikan pepohonan sebagai “jalur jalan” Anda yang baru. Anda dapat
berjalan dan memanjat dari pohon ke pohon, tidak hanya untuk menuju
tempat yang ingin Anda tuju, tetapi juga untuk mengintai, mengendap, dan
menyerang setiap target Anda secara tiba-tiba. Senjata baru bernama
Rope Darts bahkan memungkinkan Anda untuk menjerat musuh Anda ala
Scorpion dari Mortal Kombat. Anda bahkan dapat mengeksekusi musuh-musuh
dengan menggantung mereka menggunakan senjata baru yang satu ini. Connor
juga kini dapat berburu para binatang liar, menguliti mereka, dan
mendapatkan berbagai bahan yang dapat digunakan untuk berbagai
keperluan, termasuk menjual mereka demi uang. Semakin kecil senjata yang
Anda gunakan, semakin bagus pula kualitas binatang buruan yang Anda
hasilkan. Ada berbagai metode yang bisa Anda tempuh, dari menebar
makanan, perangkap, atau sekedar membunuhnya dengan brute force. Setiap daerah akan memiliki binatang buruan khasnya masing-masing.
|
Sekedar
membunuh dengan hidden blade? Akan lebih “menyenangkan” jika Anda
melemparkan Rope Darts dan menggantung musuh-musuh Anda seperti ini. It’s not about the killing, it’s about sending a message.. |
|
Beruang? Siapa takut! |
Salah satu aspek yang kini semakin diperkuat di Assassin’s Creed III
adalah kemampuan investigasi yang kini memainkan peranan lebih penting.
Anda tidak akan “diberikan” berbagai clue yang Anda butuhkan begitu saja
secara cuma-cuma, beberapa bahkan harus menjalani serangkaian proses
analisa dan investigasi berbagai clue penting, sebelum Anda menemukan
objektif yang paling utama. Connor diposisikan sebagai Assassin yang
lebih “intelek” dibandingkan leluhurnya yang lebih mengandalkan
kemampuan kasar.
|
Sebagai seri penutup untuknya, Desmond Miles akhirnya mendapatkan porsi cerita dan gameplay lebih besar di AC III ini. |
|
Anda akhirnya harus berhadapan dengan ancaman Abstergo Industries aka Templar di dunia nyata. |
Lantas apa kabar Desmond? Sejak awal, Ubisoft memang sudah
mempersiapkan Assassin’s Creed III sebagai konklusi dari kisah Desmond
sendiri. Oleh karena itu, akan menjadi sesuatu yang absurd jika Desmond
tidak memainkan peranan yang lebih banyak dan penting di seri terbaru
ini. Benar saja, dihadapkan pada misi untuk mencari sumber tenaga bagi
pintu Peradaban Pertama yang mereka temukan, Desmond akan dibawa
berkeliling dunia dan berhadapan dengan ancaman yang selama ini hanya ia
lihat lewat Animus belaka. Desmond akan berhadapan dengan para Templar
di dunia nyata, berperang secara terbuka melawan Abstergo, dan mencari
jalan keluar terbaik untuk memastikan keselamatan dunia. Semua hal ini
akan Anda dapatkan di Assassin’s Creed III ini.
The Epic Naval War!
|
Naval War! |
Pengalaman epic Assassin’s Creed III semakin disempurnakan dengan
kehadiran sebuah fitur baru yang begitu segar dan menarik. Benar sekali,
kita sedang membicarakan Naval War, sebuah fitur yang menuntut Anda
untuk berperan sebagai seorang Captain dan membawa perperangan besar
Anda ke laut. Bermodalkan sebuah kapal perang kelas menengah bernama
Aquila, Connor akan menjelajahi luasnya Samudera Atlantik dan menempuh
beragam misi, dari mengawal hingga menghancurkan. Walaupun terhitung
sebagai side mission yang tidak harus diambil, namun misi-misi di Naval
War memegang peran yang cukup penting di dalam cerita. Karena pada
akhirnya, Anda harus berhadapan dengan salah satu Templar yang memang
sudah menjadi target utama dari Connor Kenway sendiri. Lagipula, ia
terlalu memesona untuk tidak dijajal dan ditaklukkan.
Untungnya, Ubisoft membuat perjalanan mengarungi samudera dengan
kapal menjadi bukan perkara yang sulit. Layaknya mengendalikan sebuah
mobil, Anda akan diberi tingkat kecepatan: full sail, half sail, no sail
sebagai patokan. Full sail dapat Anda gunakan jika ingin mencapai
kecepatan layar penuh, half sail dapat diandalkan Anda ingin melakukan
manuver, dan no sail ketika angin menjadi terlalu besar untuk digunakan
atau Anda membutuhkan akurasi yang lebih tepat ketika berperang. Seperti
halnya perperangan laut masa lampau yang pernah Anda saksikan di
film-film Hollywood, Anda juga harus mengarahkan sisi Aquila dengan
tepat sebelum memuntahkan ratusan peluru meriam yang berbahaya. Tidak
hanya meriam besar, Anda juga akan diperkuat dua meriam kecil yang lebih
akurat dan dapat diandalkan untuk menghancurkan kapal-kapal kecil.
|
Libatkan
diri Anda dalam perang kapal yang epik dan seru. Ini menjadi salah satu
kekuatan utama Assassin’s Creed III itu sendiri! |
|
Anda
juga seringkali harus bertempur di tengah badai besar, dengan penuh
ombak liar yang tak kalah mengancam dibandingkan dengan meriam kapal
musuh. Sebuah atmosfer yang berhasil menjadikan pertempuran laut ini
kian dramatis. |
Tidak hanya mekanismenya saja yang membuat Naval War ini menarik.
Salah satu yang memperkaya pengalamannya adalah kesungguhan Ubisoft
untuk menciptakan sebuah setting perang yang pantas untuk diacungi
jempol. Detail visualisasi air, lokasi dengan penuh tebing, hingga cuaca
badai ekstrim membuat pertarungan yang ada kian dramatis. Apalagi
ketika Anda mulai harus menghindar ombak super besar yang tidak kalah
mengancamnya dengan peluru meriam kapal musuh. Anda akan merasa sebagai
seorang legenda di atas laut yang tidak terkalahkan, setelah menempuh
beragam tantangan yang mungkin tidak akan pernah diatasi oleh kapten
kapal “biasa”.
Ciptakan “Amerika Ideal” di Homestead
Membangun sebuah wilayah yang menjadi markas utama sang karakter
utama memang bukan hal baru lagi di Assassin’s Creed. Semenjak
Brotherhood, Ezio sudah dibekali dengan tugas untuk memperkuat kota yang
menjadi basis operasionalnya, tentu saja dengan membangun beragam
fasilitas yang akan menarik lebih banyak penduduk kota. Sebuah kota yang
bak kota mati serta merta hidup menjadi kota yang begitu ramai dengan
penduduk. Konsep inilah yang masih tetap dipertahankan untuk Assassin’s
Creed III, namun dengan eksekusi yang benar-benar berbeda.
Personal, ini mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan usaha
Connor untuk membangun kembali markas Assassin milik Achilles –
Davenport Homestead. Tidak seperti seri-seri sebelumnya yang hanya
mengandalkan sebuah buku dan menu untuk membangun kota, Connor dituntut
untuk mencari dan berinteraksi dengan setiap calon penghuni dengan
perannya masing-masing. Anda bisa menemukan mereka secara random atau
melalui ikon misi yang terlihat dengan jelas di map. Setelah
menyelesaikan misi pertama dan berhasil meminta mereka bergabung ke
Homestead, para penduduk ini secara berkala akan menyediakan misi-misi
tambahan yang kian kompleks. Hasilnya? Alih-alih sekedar tampil sebagai
“pemimpin”, Anda akan merasa Connor “tumbuh dewasa” bersama dengan
setiap dari penduduk ini. Anda akan melihat mereka bekerja,
berinteraksi, berpacaran, menikah, memiliki anak, selama tugas Anda
menyelamatkan Amerika dari cengkraman para Templars.
Lantas apa keuntungannya menyelesaikan misi Homestead? Apa gunanya
mengumpulkan “orang-orang terpilih” ini? Tidak hanya sekedar meramaikan
kota yang menjadi basis perjuangan Anda, setiap penduduk ini akan
memiliki peran masing-masing: blacksmith, hunter, tailor, pemilik inn,
bahkan hingga pemuka agama sekalipun. Lewat sebuah sistem ekonomi yang
baru, Connor dapat mengumpulkan semua komoditas yang dihasilkan para
penduduk, dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi ke berbagai kota
terdekat. Jadi, tidak lagi hanya sekedar menunggu pendapatan seperti di
seri-seri sebelumnya, Connor kini dituntut untuk berperan lebih aktif
untuk menghasilkan uang. Cara terbaik? Tentu saja berdagang.
Setiap misi penduduk yang berhasil Anda selesaikan, selain
memperlihatkan progress kehidupan mereka, akan memperluas bidang kerja
mereka sehingga mereka mampu menghasilkan dan mengumpulkan material
dalam kualitas yang lebih tinggi. Selain untuk dijual, semua material
ini juga sangat dibutuhkan untuk sistem Crafting. Menemukan resep yang
tersebar di keempat kota besar ini, Anda kini dapat melakukan crafting
untuk menciptakan beragam item signifikan, baik consumables, senjata,
maupun beragam equipment yang dapat digunakan untuk menunjang aktivitas
dagang Anda. Sementara untuk menunjang nilai jual yang lebih tinggi,
Anda dapat menurunkan tingkat pajak yang ada. Caranya? Dengan mencari
dan menguasai Fort-Fort Loyalist yang ada dan menyerahkannya kepada
Patriots, mirip dengan sistem Borgia Tower di AC: Brotherhood silam.
Davenport Homestead menjadi visi “ideal” Connor dan Achilles akan
sebuah Amerika yang berusaha mereka bangun. Setiap penduduk dapat
mewujudkan semua mimpi yang mereka inginkan di tanah yang baru, terikat
dalam sebuah persekutuan demi kepentingan bersama, dan terdiri dari
beragam ras – dari Black American hingga Irish sekalipun.
America is the land of hope, dreams, and freedom..
Para Assassins Kini Memiliki Fungsi yang Berbeda!
Sebagai seorang Master Assassin, menggantikan Achilles yang mulai
tua, Connor tentu saja memiliki wewenang untuk membangun kembali
Brotherhood yang mulai lemah di tengah semakin menguatnya kekuatan para
Templars. Tidak lagi sekedar berjalan random dan melakukan rekrut begitu
saja, Connor kini harus “membuktikan diri” sebelum dapat mengajak
mereka yang pantas untuk bergabung dalam lingkaran yang satu ini. Anda
kini harus menjelajahi setiap sudut kota, melakukan berbagai misi kecil
dan melemahkan pengaruh Templar terlebih dahulu sebelum dapat menempuh
misi utama yang memungkinkan untuk merekrut sang Assassin di setiap
distrik. Sebuah pekerjaan yang tidak lagi sederhana. Jumlah Assassin
yang dapat Anda rekrut sangat terbatas, hanya 6: 3 dari Boston dan 3
dari New York.
Sistem leveling up dan mekansime yang memungkinkan Anda untuk
mengirimkan para Assassin ke sudut-sudut Amerika dan melemahkan kekuatan
Templar memang masih tersedia di seri terbaru ini. Semakin tinggi level
setiap Assassin, semakin efektif pula peran mereka dalam menyelesaikan
misi yang ada. Namun bukan berarti mode ini tidak menawarkan sesuatu
yang baru. Jika di masa lalu, Assassin hanya berperan sebagai “pembunuh”
yang sekedar datang bertarung, membunuh, dan mendukung misi Anda secara
“barbar”, di Assassin’s Creed 3, mereka memiliki fungsi-fungsi yang
berbeda. Anda bisa meminta mereka untuk sekedar mengawal, berperan
sebagai escort untuk mengelabui musuh, berperan sebagai sniper, atau
melakukan ambush. Anda dapat mengadaptasikan beragam fungsi ini untuk
kondisi misi yang Anda butuhkan.
Berbagai perubahan signifikan yang ditawarkan Ubisoft di seri terbaru
ini mungkin akan menyebabkan sebagian besar “penggemar” franchisenya
agak sedikit canggung menerimanya. Mengapa? Tidak hanya menyuntikkan
fitur yang benar-benar baru, mereka juga melakukan beberapa perubahan
yang mungkin tidak disadari oleh para gamer, namun ternyata berpengaruh
besar pada jalannya permainan. Oleh karena itu, kami merangkum 3 hal
yang menurut kami harus Anda ketahui dan lakukan sebelum atau selagi
memainkan Assassin’s Creed III ini:
1. Synchronize tidak lagi membuka semua sudut map.
Jika di seri-seri sebelumnya, Anda hanya perlu melakukan Synchronize
di setiap tower untuk membuka map dan melihat semua misi yang tersedia
di setiap area, hal ini tidak lagi berlaku di Assassin’s Creed 3.
Sekalipun Anda sudah melakukan synchronize di setiap ikon yang ada, peta
tidak akan terbuka penuh secara sempurna. Ada beberapa bagian map yang
masih “terselubung” dan membutuhkan ekstra kerja keras dari Anda untuk
membuka dan menjelajahinya secara manual. Tidak jarang, bagian
terselubung ini justru memuat beragam side mission penting yang mungkin
saja Anda lewatkan. Oleh karena itu, pastikan Anda menyempatkan waktu
untuk membuka map yang ada, terutama di Boston dan New York.
2. Sisihkan uang untuk membeli Maps di toko terdekat.
Peta? Perannya mungkin tidak begitu signifikan di seri AC sebelumnya,
namun akan sangat menentukan di seri terbaru ini. Sebagian besar yang
tersedia di Homestead membutuhkan proses pengumpulan beragam item dalam
kuantitas tidak sedikit. Ada Peg Leg Trinket yang digunakan untuk
membuka misi Naval War spesial untuk mendapatkan item tertentu, ada
Chest yang tidak hanya memuat uang tetapi juga recipe untuk Crafting,
serta Almanac Pages yang menyediakan recipe crafting special dari
Benjamin Franklin. Dengan banyaknya collectibles yang ada, hampir tidak
mungkin Anda dapat menemukan setiap darinya begitu saja. Oleh karena
itu, sisihkan uang Anda untuk membeli map dari setiap item yang di atas.
Hal ini akan mempermudah perjalanan Anda.
3. Ingat, uang tidak lagi datang secara otomatis!
AC III menuntut Anda lebih berperan aktif untuk mencari uang Anda
sendiri untuk berbagai keperluan, lewat sistem dagang yang baru. Oleh
karena itu, pastikan Anda selalu menyempatkan waktu untuk singgah di
Homestead atau general store terdekat untuk mengakses accounting book
dan mengirimkan komoditas andalan Anda untuk diperdagangkan. Setiap
carriage yang Anda kirim akan membutuhkan waktu kurang lebih 12 menit
sebelum menghasilkan uang. Komoditas apa yang paling menarik untuk
dijual dengan keuntungan super besar?
Just focus on your hunting product, it will benefit you the most!
Kesimpulan
Luar Biasa! Itu mungkin satu-satunya ekspresi yang dapat kami
utarakan untuk menyimpulkan keseluruhan pengalaman yang berhasil
ditawarkan oleh Ubisoft di seri Assassin’s Creed 3. Perubahan signifikan
yang mereka ciptakan, dari timeline utama, setting, karakter, hingga
beragam fitur baru menjadikan seri ini pantas untuk disebut sebagai
Assassin’s Creed terbaik di sepanjang eksistensi franchise open-world
yang satu ini. Cerita yang apik, sisi action yang penuh darah dan
brutal, naval war yang epic, serta beragam pendekatan side mission yang
lebih personal membuat seri ini begitu mudah dicintai. Bahkan boleh
terbilang, tidak ada alasan yang cukup kuat untuk tidak menjadikannya
sebagai game terbaik yang mungkin pernah Anda mainkan selama tahun 2012
ini.
Namun sayangnya, pengalaman nyaris sempurna ini harus menghadapi
beberapa masalah teknis yang mungkin akan Anda temui, terutama di versi
konsol yang kami jaja. Framerate yang tidak stabil (maksimal 30 fps)
menjadi salah satu yang sering Anda hadapi. Beberapa glitch grafis juga
menjadi pemandangan yang umum: rumput yang seolah tumbuh secara
tiba-tiba, warga yang tiba-tiba menghilang atau berjalan menembus
tembok, pick lock yang tidak mengenai lubang kunci, dan beragam glitch
yang serupa. Glitch-glitch yang sebenarnya tidak berpengaruh signifikan
di sisi gameplay, namun cukup mengganggu di segi visualisasi.
Tidak perlu diragukan lagi, dengan semua kualitas yang ia tawarkan,
dari beragam elemen baru yang harus diakui berhasil diterapkan Ubisoft
dengan sangat baik, Assassin’s Creed 3 mampu membutkikan dirinya
sebagai, tidak hanya seri Assassin’s Creed terbaik sejauh ini, tetapi
juga calon Game of The Year menurut kacamata kami pribadi. Untuk mereka
yang sudah menikmati franchise ini dari awal dan tumbuh besar bersama
Desmond Miles, seri ketiga ini pantas dilihat sebagai sebuah konklusi,
sebuah seri penutup era yang berhasil dirangkum dengan manis. Anda HARUS
memainkannya!
Kelebihan
- Plot kompleks
- Visualisasi yang lebih baik
- Sisi action penuh darah dan animasi gerakan brutal
- Setting alam liar yang dibangun dengan apik
- Sistem berburu
- Sistem rekrut Homestead dan Assassin yang lebih personal
- The awesome Naval War
- Ending yang membuka peluang bagi arah AC yang baru
Kelemahan
- Glitch grafis yang masih sering ditemui
- Framerate yang tidak stabil
Cocok untuk gamer: pengikut franchise AC sejak awal, penikmat game open-world
Tidak cocok untuk gamer: yang belum pernah mengenal Desmond Miles, tidak mengenal apa itu Animus
sumber : http://jagatplay.com/2012/11/xbox/review-assassins-creed-iii-penutup-era-yang-manis/
0 komentar :
Posting Komentar