By Pladidus Santoso
July 13, 2012 ·
4 Comments
Sudah bukan rahasia lagi, jika game third person shooter yang hadir
di industri game saat ini memang seringkali jatuh pada kesan gameplay
yang monoton. Sejak kesuksesan seri Gears of Wars dari Epic Games,
beberapa game kompetitor tampaknya mulai kehilangan ide untuk
menghadirkan sesuatu yang berbeda. Mereka terjebak pada mekanisme
cover-shoot yang sederhana, menuntut Anda untuk bergerak dari satu titik
ke titik lainnya, menghancurkan setiap ancaman yang ada dan memastikan
diri untuk tidak tewas selama menjalani proses ini. Sesuatu yang
untungnya, tidak menjebak game third person shooter teranyar milik Yager
Development dan 2K Games ini.
Anda
yang sudah membaca preview kami sebelumnya tentu sudah punya gambaran
secara kasar apa yang sebenarnya yang ditawarkan oleh Spec Ops: The Line
ini, setidaknya apa yang membuatnya berbeda dibandingkan
dengan game-game yang berjalan di genre serupa. Ia menghadirkan kesan
pertama yang begitu kuat, terutama lewat jalinan cerita yang solid dan
beberapa fitur yang tidak hanya akan membuat adrenalin Anda berpacu
kencang, tetapi juga hati nurani dan moral Anda terketuk. Ini tidak
hanya soal menghadirkan brutalitas perang dengan visualisasi secara
eksplisit, tetapi juga sebuah standar potensi yang mungkin akan membuka
mata developer dan publisher yang lain.
Lantas, gameplay apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Spec Ops – The
Line ini? Apa yang membuat kami menyebutnya sebagai sebuah game third
person shooter yang menggelitik hati nurani?
Plot
Welcome to Dubai! |
Dunia post-apocalyptic? Sebagian besar dari Anda tentu menyimpulkan
hal ini ketika melihat kondisi kota yang hancur dan berpasir di preview
kami sebelumnya. Hal ini tidak sepenuhnya salah, setidaknya bagi
masyarakat kota Dubai, Uni Emirat Arab. Salah satu kota paling modern di
jazirah Arab ini harus mengalami serangkaian badai pasir terbesar dan
terburuk sepanjang sejarah dunia. Tidak dapat dihindarkan lagi, bencana
alam membuat kota ini tidak dapat lagi dihuni. Bala bantuan untuk
membantu evakuasi penduduk Dubai pun mengalir dari seluruh dunia.
Amerika mengirimkan 33rd Battalion yang dipimpin oleh Kolonel
John Conrad untuk membantu evakuasi ini. Namun sayangnya, unit pasukan
khusus ini menghilang tanpa kabar. Evakuasi pun gagal.
Anda akan berperan sebagai Walker, seorang anggota pasukan khusus Delta Force yang ditugaskan untuk memasuki kota Dubai dan mencari keberadaan Conrad dan pasukan khusus miliknya – 33rd Battalion. Bersama dengan Adams dan Lugo,
dua anggota tim Anda yang lain, misi pencarian ini dimulai. Namun
ternyata, Dubai mengandung segudang misteri dan ancaman yang membuat
misi ini tidak mudah untuk diselesaikan begitu saja. Kondisi Dubai yang
tidak lagi memiliki otoritas membuat kelompok-kelompok bersenjata muncul
dan menguasai kota berpasir yang satu ini. Sebuah kelompok bersenjata
bernama Insurgents lahir dari para penduduk yang berhasil selamat. Tidak
hanya itu saja, Walkers ternyata juga menemukan agen-agen rahasia CIA
dan anggota-anggota 33rd Battalion dengan agendanya masing-masing di dalam kota ini.
Misteri apa yang sebenarnya sedang menyelimuti Dubai? Konspirasi apa yang terdapat di dalamnya? Siapa Conrad? Mengapa ada CIA di sana? |
Apa yang sebenarnya terjadi? Konspirasi seperti apa yang melibatkan para Insurgents, CIA, dan anggota-anggota 33rd
Battalion ini? Mampukah Walker, Lugo, dan Adams menemukan Conrad yang
hilang? Semua misteri ini tentu dapat Anda pecahkan dengan memainkan
game yang satu ini.
Tidak Ada yang Istimewa di Sisi Gameplay
Sebagai sebuah game third person shooter, hampir tidak ada yang istimewa di sisi gameplay Spec Ops: The Line |
Seperti layaknya game third person shooter lainnya yang dirilis oleh
developer dan publisher yang lain, hampir tidak ada yang berbeda di sisi
gameplay Spec Ops: The Line. Ia tetap hadir sebagai sebuah game action
yang menuntut Anda untuk menghabisi setiap musuh yang ada dengan
berbagai senjata yang disediakan. Cover system juga menjadi satu-satunya
mekanisme andalan yang akan membantu Anda menghindari hantaman peluru
yang membanjiri posisi Anda. Satu-satunya yang membuatnya berbeda
mungkin pada kesan “ simulation” yang cukup kuat di balik gameplaynya
yang lebih mengarah pada arcade. Seperti layaknya Ghost Recon: Future
Soldier, health dan peluru Anda menjadi sesuatu yang sangat berharga.
Beberapa peluru saja sudah cukup untuk menundukkan Anda dan teman Anda,
berlaku juga sebaliknya. Peluru juga menjadi sesuatu yang sangat
berharga. Oleh karena itu, sebagai seorang pasukan Delta Force, Anda
dituntut untuk menggunakan setiap peluru dengan efektif dan efisien.
Selain berperang secara terbuka, Spec Ops: The Line juga menyediakan
beberapa efek lingkungan yang tentu akan membantu Anda mengalahkan musuh
dalam jumlah besar secara singkat. Sebagian besar efek ini dapat
diakses lewat kaca-kaca rapuh yang memuat berton-ton pasir. Memecahkan,
menuangkan, dan mengubur musuh-musuh Anda di dalam pasir ini tentu
menjadi solusi termudah untuk melewati setiap musuh. Lantas bagaimana
jika Anda terkepung dan opsi ini tidak tersedia? Tenang saja, Anda
memiliki dua anggota tim yang terhitung cukup cerdas sebagai sebuah AI.
Selain secara otomatis bergerak menyerang musuh yang mengancam Anda,
Anda juga dapat memerintahkan Lugo dan Adams untuk menembak target yang
Anda tentukan dengan satu tombol sederhana. Selain efektif untuk
menghilangkan ancaman terbesar, Anda juga dapat menggunakannya secara
cover-shot dan menarik perhatian musuh, sehingga Anda bisa melakukan
flanking.
Anda bisa memanfaatkan lingkungan sekitar Anda sebagai senjata maut untuk menghancurkan musuh dalam jumlah banyak seketika. Seperti berton-ton pasir ini! |
Tenang saja, Anda juga memiliki opsi untuk memerintahkan kedua anak buah Anda – Lugo dan Adams untuk menyerang target yang Anda inginkan. |
Musuk sebanyak ini? What the hell.. |
Salah satu yang dapat diperhatikan dari Spec Ops: The Line adalah
tingkat kesulitannya yang terhitung menantang, bahkan untuk tingkat
kesulitan normal sekalipun. Apa pasal? Ada dua alasan utama: jumlah
musuh harus diakui terlalu banyak (bahkan untuk game sekelas arcade
sekalipun) dan sistem cover yang kurang sempurna. Untuk alasan yang
pertama, Anda tentu dapat mengerti bagaimana game arcade seringkali
menghadirkan sistem yang serupa. Namun Spec Ops: The Line membawanya
satu tingkat lebih tinggi. Musuh akan datang dari segala arah, bahkan
dari tempat yang tidak dapat Anda kira sebelumnya. Lengah sedikit saja,
beberapa peluru akan membuat Anda mengulang dari checkpoint yang cukup
jauh. Lantas, bagaimana dengan alasan kedua? Absennya kehadiran satu
tombol khusus untuk memicu gerakan cover tampaknya menjadi bumerang yang
fatal untuk Spec Ops: The Line ini. Tidak jarang Anda akan secara
otomatis masuk ke dalam sistem cover benda terdekat ketika Anda hanya
berkeinginan untuk berlari secepat mungkin. Sistem kamera yang cukup
kacau juga semakin memperparah efek yang satu ini. Hasilnya? Daripada
senjata dan peluru, Anda justru menjadi mangsa yang lebih empuk untuk
granat musuh. Tidak jarang ketika Anda berusaha lahir dari cover untuk
menghindari ledakan, Anda justru memicu sistem cover otomatis di tempat
terdekat. Hasilnya? BOOM! Frustrasi!
Jika tidak ada yang istimewa dari game yang satu ini, mengapa kami
menyebutnya sebagai sebuah game third person shooter yang tidak biasa?
Mengapa kami mengkategorikannya sebagai sebuah standar genre yang
mungkin akan diikuti oleh developer yang lain? Kita akan membahas fitur
utama tersebut di bagian selanjutnya.
Pertempuran Penuh Pilihan – Menggelitik Hati Nurani dan Moral?
Pada awalnya, kami cukup skeptis memainkan game yang satu ini. Pada
beberapa jam awal permainan, ia menghadirkan mekanisme gameplay yang
hampir serupa dengan game-game bergenre sama yang lain, tanpa sesuatu
yang unik untuk dinikmati. Namun anggapan ini lantas berubah ketika Anda
mulai mencapai titik plot tertentu di permainan. Yager Development dan
2K Games meramu Spec Ops: The Line dengan sesuatu yang mungkin tidak
pernah Anda pikirkan sebelumnya: sebuah pilihan. Namun pilihan ini
bukanlah sekedar sebuah pemanis cerita seperti yang pernah ditawarkan
oleh game-game serupa di masa lalu. Anda akan dihadapkan pada beberapa
pilihan yang akan menuntut Anda untuk mempertimbangkan nilai moral, hati
nurani, dan nilai kemanusiaan yang Anda percayai. Hebatnya lagi? Secara
real-time!
Tidak hanya memperlihatkan brutalitas perang secara eksplisit, Spec Ops: The Line juga akan memaksa Anda untuk mengambil pilihan-pilihan moral |
Di antara kedua orang ini, siapa yang menurut Anda, lebih PANTAS untuk mati? |
Terlepas dari brutalitas perang yang ia tawarkan secara eksplisit,
pertempuran penuh pilihan ini memang menjadi identitas utama Spec Ops:
The Line yang menjadikannya berbeda dengan game third person shooter
yang lain. Pilihan seperti apa? Di salah satu bagian cerita, dimana
Walker, Lugo, dan Adams terjebak di dalam situasi dimana mereka
dihadapkan pada permainan menjadi “hakim” hidup, Anda diharuskan untuk
menembak 1 dari 2 orang yang digantung hidup-hidup oleh kaum
pemberontak. Satu orang merupakan tentara Amerika yang mengeksekusi 6
orang tidak bersalah tanpa alasan, sementara yang lainnya merupakan
seorang konglomerat koruptor yang memeras kaum-kaum kecil, walaupun ia
tidak pernah membunuh mereka dengan tangannya sendiri. Siapa yang harus
Anda bunuh? Nilai kebenaran seperti apa yang Anda usung? Anda akan
menemukan pilihan-pilihan seperti ini di sepanjang permainan. Tidak
diragukan lagi, Anda harus menggali dan membongkar nilai-nilai
kehidupan, moral, dan bertanya pada hati nurani Anda sebelum Anda
menjawab setiap dari “permainan” ini. Lantas seperti apa efek yang Anda
temukan jika Anda memilih salah satunya? Anda harus melihatnya sendiri.
Anda bahkan memiliki kebebasan untuk menentukan cara bagaimana Anda
mengakhir game yang satu ini.
Simak dan Nikmati Plot yang Ditawarkan!
Apakah Anda baru saja melihat diri Anda sendiri? What the.. |
Selain memperkenalkan sistem pilihan secara real-time yang
menjadikannya unik, salah satu aspek lain yang membuat Spec Ops: The
Line bersinar adalah kemampuan sang developer untuk menyajikan sebuah
cerita yang berbobot. Alih-alih menghadirkan sebuah cerita perang,
“kiamat kecil”, pemberontakan, kekerasan, dan kekejaman yang mungkin
sudah ditawarkan oleh banyak game serupa, Yager Development menghadirkan
sebuah cerita dengan twisted plot yang cukup mengundang decak
kagum. Dukungan voice acts dari setiap karakter juga semakin memperkuat
kesan yang satu ini. Jika dapat dianalogikan, Spec Ops: The Line ini
tidak ubahnya sebuah film perang yang disutradarai oleh M. Night
Shymalan yang terkenal lewat Sixth Sense atau The Happening. Anda tidak
akan pernah tahu apa yang Anda temui di ujung cerita.
Kesimpulan
Sebagai sebuah game third person shooter, Spec Ops: The Line memang
tidak menawarkan sesuatu yang berbeda di sisi gameplay. Anda masih akan
berhadapan dengan misi utama untuk membunuh setiap musuh yang ada,
bergerak dari satu chapter ke chapter lainnya, dan memastikan diri Anda
tidak menjadi korban selama menjalani rutinitas ini. Kekuatan utama game
ini justru ada pada cerita dan fitur pilihan yang menjadikannya sebagai
sebuah game third person shooter yang tidak biasa, sebuah game action,
yang untuk pertama kalinya, mampu menggelitik hati nurani kami. Ada
berbagai pilihan yang tidak mudah untuk dipilih begitu saja, namun hal
inilah yang kemudian menjadikan Spec Ops: The Line sebagai sebuah game
yang unik. Tingkat kesulitan yang menantang juga secara konsisten akan
membuat adrenalin Anda terpacu, berhati-hati, dan waspada.
Tetapi satu yang pasti, Spec Ops: The Line, walaupun hadir sebagai
sebuah game unik, bukanlah game sempurna yang hadir tanpa celah.
Kualitas secara visual yang tidak terlalu menonjol, kelemahan sistem
cover yang justru lebih sering menimbulkan rasa frustrasi, AI teman yang
terkadang tidak responsif, serta jarak checkpoint yang jauh menjadi
beberapa poin yang pantas untuk diperhatikan. Walaupun kadang akan
membuat Anda kesal, beberapa kekurangan ini masih menjadi sesuatu yang
pantas untuk ditoleransi hingga akhir permainan. Gamer mana yang akan
menolak sebuah game third person shooter yang datang dengan sebuah
konsep baru yang segar? Kelebihan di sisi ini seolah cukup untuk membuat
Anda tidak memerhatikan kekurangan yang lain.
Jika Anda termasuk gamer penggemar game third person shooter atau
action, maka kami sangat menyarankan Anda untuk memainkan Spec Ops: The
Line ini. Tidak untuk menikmati sisi gameplay dasarnya yang tidak
istimewa, tetapi untuk merasakan sebuah konsep yang mungkin ditawarkan
di industri game untuk pertama kalinya. Sistem seperti ini mungkin saja
akan menjadi standar yang akan digunakan oleh game-game dengan genre
serupa di masa depan.
Kelebihan
Game third person dengan plot yang twisted? Awesome! |
- Plot yang twisted
- Setting Dubai dengan badai pasir yang epik
- Pilihan-pilihan moral di dalam permainan
- Tingkat kesulitan yang menantang
- Voice acts
- Multiple endings
Kekurangan
Visualisasi yang tidak terlalu istimewa |
- Sistem cover yang terkadang akan membuat Anda frustrasi
- AI teman yang tidak responsif
- Kualitas grafis
- Jarak checkpoint yang jauh
- Jumlah musuh yang terlalu banyak
Tidak cocok untuk gamer: yang tidak memiliki hati nurani, moral, atau tidak tahan dengan visualisasi brutal yang eksplisit.
sumber : http://jagatplay.com/2012/07/xbox/review-spec-ops-the-line-menggelitik-hati-nurani/
0 komentar :
Posting Komentar