By Pladidus Santoso
February 27, 2013 ·
Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar nama Metal Gear? Sebagian
besar gamer yang familiar dengan franchise ini akan langsung
mengasosiasikannya dengan Solid Snake, Big Boss, Ocelot, dan sebuah game
yang meramu cerita super kompleks ke dalam gameplay action stealth yang
fenomenal. Franchise yang dikembangkan oleh sang jenius – Hideo Kojima
ini memang menjadi salah satu monumen yang tidak tergantikan di industri
game, menawarkan sebuah sensasi gaming yang tak berbeda dengan
menyaksikan sebuah film action Hollywood yang dibangun dengan cita rasa
yang tinggi. Namun identitas tersebut seolah dibongkar,
diluluhlantakkan, dan kemudian dibangun ulang oleh Platinum Games lewat
seri spin-off - Metal Gear Rising: Revengeance.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu sudah memiliki
sedikit gambaran tentang perbedaan gameplay yang signifikan di seri
spin off yang satu ini. Berperan sebagai salah satu karakter paling
ikonik di franchise Metal Gear – Raiden, Anda akan menanggalkan semua
hal yang Anda ketahui tentang franchise ini sebelumnya. Rising hadir
sebagai sebuah game hack and slash dengan mekanisme unik, adiktif, dan
sangat menyenangkan. Game ini mungkin kehilangan beberapa elemen Metal
Gear yang fatal, namun tidak lantas membuatnya jatuh sebagai sebuah game
“kacangan” yang hanya sekedar meminjam nama Metal Gear di dalamnya.
Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Metal Gear Rising:
Revengeance ini? Racikan Platinum seperti apa yang membuat kami
menyebutnya sebagai sebuah game yang brutal dan menyenangkan?
Plot
|
Seolah
sudah menjadi takdirnya sebagai “mesin perang”, Raiden kembali terjebak
dalam konflik kepentingan sebuah organisasi misterius yang baru. |
Empat tahun setelah event besar di Metal Gear Solid 4: Guns of the
Patriots, dunia tidak lantas berakhir menjadi sebuah dongeng, dimana
kebahagiaan dan kedamaian tercipta di seluruh dunia. Keserakahan,
pertempuran kepentingan, dan usaha untuk kembali menggiatkan ekonomi
perang tetap menjadi agenda beberapa pihak. Dan untuk kesekian kalinya,
Raiden terjebak di tengahnya.
Bekerja di salah satu tentara privat – Maverick Security
untuk menyambung hidup, perkembangan teknologi yang signifikan telah
membuat dunia tampil sangat berbeda sejak pertempuran terakhir Snake
empat tahun yang lalu. Teknologi augmentasi tubuh ala Raiden yang
memberikan kemampuan tarung, kecepatan, dan menihilkan rasa sakit telah
menjadi teknologi yang umum digunakan oleh berbagai kekuatan militer
dunia. Dalam satu misinya untuk menyelamatkan seorang presiden dari
Afrika – N’Nani dan berakhir pada kegagalan, Raiden bertemu dengan
sebuah organisasi berbahaya dengan kepentingan yang misterius –
Desperado. Pertempurannya melawan salah satu anggotanya justru berakhir
bencana. Raiden kalah telak dan hancur.
|
Akhir
event MGS 4 tidak lantas berujung pada cerita dongeng. Dunia masih
terbuka pada potensi perang dan kembalinya ekonomi perang sebagai
kekuatan utama. |
|
Bergabung
di Maverick, salah satu misi Raiden justru membuatnya bersinggungan
dengan kelompok tentara bayaran yang lebih berbahaya – Desperado. Raiden
pun kalah dan hancur berantakan. |
|
Welcoming the “new” Raiden! |
Namun untungnya, ia bukan lagi seekor serigala yang berkelana
sendirian. Dibantu dengan teman-teman dari Maverick Security, Raiden
“diperbaiki”, bahkan diperkuat dengan armor baru yang jauh lebih dapat
diandalkan. Balas dendam dan perang kepentingan membuat takdir antara
Desperado dan Raiden seolah tidak terhindarkan. Berusaha balas dendam
dan mengejar aksi mereka, Raiden justru terjebak dalam sebuah rencana
besar misterius yang melibatkan “The Winds of Destruction”
yang beranggotakan Sam Jetstream, Sundowner, Monsoon, dan Mistral
dengan kemampuan uniknya masing-masing ini. Pertempuran demi pertempuran
dijalani, tidak hanya untuk mencari kebenaran dan kejelasan atas apa
yang sedang direncanakan tetapi juga pertarungan antara dua idealisme
yang berbeda, tentang alasan di balik kematian dan brutalnya ayunan
pedang yang ada. Misteri ini kian dalam setelah salah satu orang penting
di Amerika Serikat, senator dari Colorado – Steven Armstrong terlihat
berdiri di belakang semua konflik ini.
|
Mistral – salah satu pentolan The Winds of Destruction. |
|
Pertempuran
antara Raiden dan Desperado akhirnya dimulai, tidak hanya sekedar
kepentingan balas dendam dan politik, tetapi juga ideologi di balik
pedang masing-masing. |
|
Hadirlah sosok misterius – Steven Armstrong, senator dari Amerika Serikat dalam konflik ini. Siapakah sosok ini sebenarnya? |
|
What the… |
Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Armstrong dan Desperado?
Mampukah Raiden menghentikannya? Atau ia harus kembali bertekuk lutut di
bawah pedang mereka? Semua pertanyaan ini dapat Anda jawab dengan
memainkan Metal Gear Rising: Revengeance ini.
Brutal dan Fun!
|
Bukan
lagi sebuah game stealth, Metal Gear Rising: Revengeance adalah game
pure action hack and slash. Raiden akan memiliki dua tipe serangan :
lemah dan kuat dan kombinasi yang meliputi keduanya. |
Berbeda dengan Solid Snake yang sangat mengandalkan kemampuan
menggunakan senjata dan pertempuran tangan kosong yang tiada banding,
Raiden sejak awal kemunculannya di Metal Gear Solid 2: Sons of Liberty
memang lebih identik dengan kemampuan pedangnya yang luar biasa. Seolah
merupakan titisan dari Gray Fox si “Exoskeleton” yang cepat dan brutal,
citra Raiden tersebut kian kentara di Metal Gear Solid 4: Guns of
Patriots. Cepat, efektif, dan tidak mengenal belas kasih bagi musuh
adalah identitas yang tidak terpisahkan dari sosok ninja Cyborg yang
satu ini. Sebuah “nama besar” yang harus diakui, berhasil dieksekusi
dengan sangat baik oleh Platinum Games.
Hadir sebagai sebuah game hack and slash, intisari dari Metal Gear
Rising: Revengeance tidaklah banyak berbeda dibandingkan dengan
game-game bergenre serupa yang bertebaran di industri game saat ini.
Bertempur dengan kecepatan tinggi, yang harus Anda pastikan hanyalah
agar setiap tebasan pedang yang terbagi atas serangan kuat dan lemah ini
menghasilkan daya rusak bagi musuh yang Anda temukan, tentu saja
sembari memastikan diri Anda tidak celaka karenanya. Ada ragam kombo
yang bisa dieksekusi dengan cukup sederhana, tentu saja dengan
mengkombinasikan kedua serangan ini secara bergantian. Setiap kombo akan
menghasilkan efek tersendiri. Sementara untuk sistem pertahanannya?
Raiden tidak hanya sekedar dilengkapi armor yang kuat, tetapi juga
kemampuan pedang luar biasa untuk melakukan parry, block, dan counter.
Daripada menyerang secara membabi buta, sistem
“defense is the best offense”
tampaknya cocok untuk menggambarkan strategi umum di Rising:
Revengeance ini. Lantas apa yang membuat Rising berbeda dibandingkan
dengan game serupa lainnya? Jawabannya: Zandatsu!
|
Ingin
menghindari pertempuran beresiko? Anda tetap punya opsi bermain secara
stealth dengan mengendap-ngendap dari belakang musuh. |
|
Bermain
terlalu agresif tanpa memperhatikan kelemahan dan pola serangan musuh
sama sekali? Anda akan kesulitan untuk menggunakan kemampuan Raiden
secara efektif. |
Masih ingatkah Anda dengan demo Rising: Revengeance di tahun 2009
silam? Di mana Kojima memperlihatkan kemampuan Raiden yang mampu
memotong beragam benda dengan presisi yang luar biasa? Platinum tetap
mempertahankan fitur ini dan menjadikannya sebagai kekuatan utama
Rising: Revengeance. Tidak hanya sekedar menundukkan musuh, Anda bisa
memotong setiap bagian tubuh musuh yang Anda temui menjadi
kepingan-kepingan kecil. Musuh yang dapat dimutilasi akan muncul
kebiruan di layar, termasuk anggota tubuh yang bisa Anda potong saat itu
juga. Lantas keuntungan apa yang didapatkan dari serangan yang memakan
energi ini? Selain memastikan lawan Anda tidak mampu bergerak /
menyerang secara efektif, Anda juga dapat menggunakan Zandatsu untuk
memotong tubuh musuh menjadi dua bagian dan mengambil inti tenaga yang
tersimpan di dalamnya. Untuk apa? Inti tenaga ini akan berfungsi tak
ubahnya sebuah repairing unit yang akan menyembuhkan energi dan health
Raiden secara instan. Beberapa kondisi juga akan memungkinkan Raiden
untuk mengeksekusi Zandatsu langsung tanpa perlu mengirimkan damage
apapun terlebih dahulu, biasanya terjadi jika Anda berhasil melakukan
counter dengan timing yang sempurna. Setiap musuh tentu memiliki pola
serangan dan kelemahannya masing-masing, terlepas dari ukurannya yang
mungkin terlihat mengancam.
|
Zandatsu! Cut everything! |
|
Anda
memang dapat langsung menghabisi musuh dengan Zandatsu, namun di
beberapa skenario, Anda biasanya dapat memutilasi per bagian tubuh
terlebih dahulu, Tujuannya? Tentu saja untuk membuat mereka tidak mampu
menyerang, bergerak, dan bertahan secara efektif. |
|
Pastikan
Anda mengambil setiap core energy musuh untuk menyembuhkan health dan
energy Raiden secara instan setiap kali berhasil melakukan Zandatsu. |
Bagaimana jika Anda terdesak dan mulai putus asa mampu menundukkan
musuh-musuh yang ada? Seiring dengan progress permainan, Raiden akan
memiliki satu mode rage “The Ripper” yang memungkinkannya untuk
menyerang dengan damage yang sangat besar dibandingkan dengan kondisi
biasa. Anda bisa mengakses mode ini begitu bar power Anda penuh dan
menunjukkan warna merah menyala. Namun perlu diingat, The Ripper akan
menghabiskan power Anda dengan kecepatan yang luar biasa sehingga lebih
cocok digunakan ketika Anda benar-benar kewalahan. Atau jika skill Anda
memang tepat dan efektif, Anda bisa terus melakukan Zandatsu untuk
memastikan mode ini berlangsung selama periode waktu yang Anda inginkan.
Selain The Ripper, Raiden juga dapat menggunakan item dan secondary
weapon yang bisa didapatkan sepanjang permainan. Walaupun tidak akan
berperan banyak, namun beberapa senjata berat dapat diandalkan untuk
menyerang musuh yang berada jauh dari jangkauan pedang Raiden. Item
penyembuh juga dapat Anda equip untuk berfungsi secara otomatis ketika
dibutuhkan.
|
Sulit membunuh musuh yang berada di luar jangkauan Raiden? Nuke’em! |
|
“The Ripper” Mode! |
|
Ripper
Mode memberikan ekstra kekuatan dan damage bagi Raiden. Namun
berhati-hatilah, karena mode ini memakan energi sangat cepat. |
Bagian terbaik dari gameplay Metal Gear Rising: Revengeance ini?
Bahwa Platinum Games sama sekali tidak memberikan clue yang signifikan
bagaimana cara memainkan game ini dengan baik dan benar. Anda memang
akan diberikan tutorial di awal permainan, namun hanya sekedar untuk
mempelajari mekanik dasar yang dibutuhkan dari mengayun pedang hingga
melompat menghindar. Namun begitu Anda dibawa ke permainan? Anda
benar-benar seperti seorang bayi yang diajarkan untuk mengayun pedang.
Butuh eksplorasi dan beberapa kali eksperimen untuk menemukan ramuan
yang tepat demi menaklukkan game ini dengan lebih mudah. Anda harus
belajar sendiri cara Zandatsu, syarat dan ketentu sebelum
mengeksekusinya, sistem upgrade, Battle Points, hingga hal-hal mendasar
seperti lock musuh dan melakukan blok. Takut untuk bereksperimen? Maka
Anda akan kewalahan, bahkan sekedar untuk menyelesaikan satu pertarungan
saja. Melakukan kombo, bertahan, counter, dan mengakhirinya dengan
Zandatsu akan menjadi strategi dan skenario pertarungan terbaik yang
bisa Anda ciptakan.
|
Walaupun
sempat diberikan tutorial. Platinum benar-benar meninggalkan gamer
dalam “kegelapan” ketika menjajal gameplay penuh game ini. Hasilnya?
Anda harus mengeksplorasi beragam mekanisme yang ada, dari block hingga
sekedar mengunci musuh. |
|
Mode VR Mission juga tetap dihadirkan di Rising: Revengeance ini. |
Bagi Anda yang menyenangi mekanisme VR Missions ala Metal Gear
terdahulu, Rising: Revengeance juga menawarkan mode yang satu ini. Anda
bisa membuka ragam misi alternatif ini lewat sebuah notebook yang
tersebar di sepanjang progress cerita.
Buat Raiden Lebih Kuat
|
Make me stronger!! |
Tidak hanya sekedar mendapatkan energy source untuk health dan
energy, Raiden juga akan diberikan “penghargaan” kecil untuk setiap
musuh yang berhasil ia kalahkan – Battle Points, apalagi jika ia
menyelesaikannya dengan Zandatsu atau sekedar memutilasi musuh untuk
kebutuhan strategis semata. Setiap pertempuran akan berakhir dengan
perhitungan skor yang juga akan memuat seberapa banyak Battle Points
yang berhasil Anda dapatkan. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan dan
semakin efektif setiap serangan yang ada, maka semakin tinggi pula
Battle Points yang akan dapatkan. Lantas untuk apa poin ini?
|
Untuk
setiap pertempuran yang berhasil Anda jalani dengan baik, Anda akan
mendapatkan sejumlah Battle Points yang bisa dijadikan “mata uang” untuk
memperkuat keseluruhan aspek bertarung Raiden. |
|
Kustomisasi kemampuan senjata. |
|
Atau ingin sekedar mengubah tampilan visual? Bisa saja! |
Sebagai seorang Ninja Cyborg yang hidup berdasarkan teknologi yang ia
kenakan, Raiden memang dapat dimodifikasi menjadi lebih kuat. Battle
Points akan menjadi “mata uang” legit bagi Anda untuk membeli beragam
upgrade yang terbuka setiap kali sebuah chapter cerita ditutup. Tidak
hanya sekedar membeli sub-weapon atau alternatif armor untuk keindahan
visual semata, Anda juga dapat memperkuat senjata yang digunakan Raiden,
dari damage hingga efektivitasnya untuk menggunakan Zandatsu. Anda juga
dapat meningkatkan kemampuan armor yang ia kenakan untuk menambahkan
beberapa bar health dan energy yang tentu saja sangat dibutuhkan untuk
memastikan perjalanan Anda untuk menyelamatkan dunia, setidaknya lebih
mudah. Namun bagian yang paling krusial? Battle Points juga dibutuhkan
untuk membeli ragam kombo dan gerakan baru untuk Raiden. Mengapa
krusial? Karena serangan panjang beruntun adalah inti dari semua game
hack and slash. Apalagi beberapa serangan ini mampu memicu mode Zandatsu
secara instan, bahkan menetralisir bentuk serangan yang mengancam
Raiden.
Kehilangan Sentuhan Kojima!
Memang sulit rasanya untuk tidak membicarakan nama Kojima ketika
membicarakan sebuah seri Metal Gear, terlepas dari absennya sang otak
kreatif ini di balik proses pengerjaannya. Kojima memang sempat ingin
menjadikan Rising sebagai salah satu proyek sampingannya, namun dengan
padatnya jadwal untuk membangun engine generasi terbarunya – Fox Engine
dan proyek kelanjutan untuk Metal Gear Solid, Kojima akhirnya
melimpahkan proyek game hack dan slash ini kepada Platinum Games, tentu
saja tetap dengan pengawasan sang empunya. Platinum Games memang harus
diakui berhasil menciptakan sebuah game hack and slash yang luar biasa,
namun tetap saja sulit untuk membuatnya lepas dari bayang-bayang Kojima.
Gamer yang sudah begitu familiar dengan franchise ini akan secara
otomatis akan memperbandingkan keduanya. Kesimpulannya? Game action ini
benar-benar kehilangan sentuhan Kojima.
|
Beberapa
cut-scene memang berhasil dibangun dengan sangat dramatis, namun tidak
didukung dengan atmosfer yang cukup kuat untuk membuat adrenalin Anda
terpompa kencang. |
|
Percakapan Codec yang biasanya menggelitik pun kini terasa hambar, bahkan “garing” |
Kualitas seperti apa yang identik dengan nama Kojima? Benar sekali,
kita membicarakan cut-scene epik yang dibangun lewat sebuah visualisasi
sinematik yang padat akan pesan, filosofi, bahkan cenderung berat.
Pengambilan sudut kamera yang pas, penuh animasi gerak yang memanjakan
mata, mendalam, tetapi terkadang juga mengandung humor yang akan membuat
Anda terkikik sendiri. Platinum terlihat cukup berusaha keras untuk
menyuntikkan “kesan Kojima” ke dalam Rising: Revengeance lewat beragam
adegan dan setting yang terlihat sinematik, namun gagal membangun
atmosfer yang serupa. Anda masih akan merasakan kekosongan Kojima di
sana, sembari bergumam bagaimana game ini akan tampil jauh lebih
sempurna jika ia juga ikut berperan menyediakan konten untuknya. Sosok
karakter Raiden yang brutal memang tetap dipertahankan, namun sayangnya
cukup tercederai dengan kepribadian “baru”nya yang terlihat lebih
cerewet, banyak berbicara, dan kehilangan sisi coolnya yang kentara di
MGS 4.
|
Sunny Emmerich – anak dari Olga Gurlukovich (MGS 2) yang kini sudah semakin dewasa. |
|
Alih-alih lucu, kehadiran kotak persembunyian ala Snake seperti ini justru membuat Platinum terlihat memaksakan diri. |
Platinum juga berusaha menyuntikkan beberapa elemen lawas seperti
kembalinya karakter dari seri sebelumnya, penggunaan beberapa elemen
identik dalam gameplay, hingga beberapa istilah yang menjadi latar
belakang cerita Metal Gear selama ini.
But it just never feels the same.. Metal Gear Rising: Revenge really lack Kojima’s existence!
Kesimpulan
|
Luar
biasa brutal dan menyenangkan, inilah kesimpulan yang dapat diambil
dari game hack and slash terbaru racikan Platinum Games yang satu ini.
Terlepas dari perombakan ekstrim yang diambil dan membuatnya lepas dari
kebiasaan game Metal Gear selama ini, Metal Gear Rising: Revengeance
berhasil membuktikan diri sebagai sebuah seri game spin off yang tidak
hanya mampu menawarkan pengalaman gameplay yang menyenangkan, tetapi
juga adiktif. |
Luar biasa brutal dan menyenangkan, inilah kesimpulan yang dapat
diambil dari game hack and slash terbaru racikan Platinum Games yang
satu ini. Terlepas dari perombakan ekstrim yang diambil dan membuatnya
lepas dari kebiasaan game Metal Gear selama ini, Metal Gear Rising:
Revengeance berhasil membuktikan diri sebagai sebuah seri game spin off
yang tidak hanya mampu menawarkan pengalaman gameplay yang menyenangkan,
tetapi juga adiktif. Memotong apapun yang Anda temukan, terlibat dalam
pertempuran super cepat melawan beragam robot dan cyborg yang butuh
strategi tertentu, menyaksikan pertarungan masif nan sinematik, dan
kehadiran desain armor yang memesona, baik di sisi Raiden maupun
Desperado memang pantas untuk diacungi jempol. Anda akan sangat
menikmati pertempuran pedang cepat ini, apalagi mulai memotong tubuh
musuh menjadi berkeping-keping lewat Zandatsu. Semuanya diperkuat dengan
pemilihan
background music yang pantas untuk diacungi jempol!
Apakah lantas game ini datang tanpa kekurangan? Sayangnya tidak.
Sulit memang untuk tidak memperbandingkannya dengan seri-seri MGS
terdahulu yang lahir dari tangan Kojima secara langsung. Platinum
terkesan “memaksakan diri” untuk menciptakan sensasi yang sama, namun
tidak berhasil. Keputusan untuk membuat karakter Raiden terlalu banyak
berbicara juga membuat identitas karakternya yang dingin runtuh begitu
saja. Ia terlalu cerewet untuk ukuran seorang ninja cyborg yang bisa
membelah musuh apapun tanpa ampun. Walaupun datang dengan replayability
tinggi, namun waktu gameplay yang singkat juga boleh menjadi kelemahan
tersendiri. Lantas bagaimana dengan sisi tutorial yang tidak mengupas
aspek gameplay secara keseluruhan, hingga membuat banyak gamer
kebingungan? Alih-alih menyebutnya kelemahan, hal ini justru mendorong
untuk lebih berani menjajal dan mengeksplorasi sisi bermain yang ada. Ia
justru menjadi kekuatan tersendiri.
Berapa banyak dari Anda, penggemar setia Metal Gear Solid yang
bersumpah untuk tidak akan pernah memainkan Rising karena nihilnya peran
Kojima di sisi gameplay dan akar permainan yang jauh berbeda? Jika Anda
termasuk salah satunya, keengganan untuk menjajal game ini akan menjadi
kerugian dan bumerang bagi Anda sendiri. Platinum berhasil memosisikan
Metal Gear Rising: Revengeance sebagai sebuah seri spin off yang luar
biasa. Ia akan menjadi game action yang mudah untuk dinikmati bagi
sebagian besar pencinta game action, bahkan untuk Anda yang sudah
menggemari seri Metal Gear sejak dulu.
It’s a super awesome action game, believe me!
Kelebihan
|
Gameplay serangan yang cepat dan brutal akan menuntut tangan Anda terus menari di atas kontroler. |
- Sisi pertempuran yang cepat dan brutal, tetapi juga strategis
- Tutorial minim, memberikan kesempatan bagi gamer untuk mengeksplorasi gaya yang ada
- Desain karakter dan robot yang ada
- Adegan sinematik dan QTE yang memanjakan mata
- Zandatsu!
- Background music yang berhasil menciptakan atmosfer yang tepat
- Replayability
- Kesempatan untuk melakukan beragam upgrade
Kelemahan
|
Ketika
Kojima meramu cerita dengan filosofi yang berat, Rising: Revengeance
justru jatuh pada konsep plot yang dangkal dan klise. |
- Waktu gameplay yang singkat
- Karakter Raiden yang terlalu cerewet
- Sisi plot yang terlalu klise
- Minimnya sentuhan Kojima
Cocok untuk gamer: pecinta game action, hack and slash, Metal Gear Universe
Tidak cocok untuk gamer: penggerutu yang terus mengomentari betapa berbedanya game ini dengan Metal Gear Solid.
It’s a spin-off, Deal with it!
sumber : http://jagatplay.com/2013/02/xbox/review-metal-gear-rising-revengeance-brutal-dan-fun/