By
Pladidus Santoso
August 24, 2012 ·
0 Comments
Darksiders yang lahir dari tangan Vigil Games dan THQ
memang terkenal sebagai satu dari sedikit game action hack and slash
yang berhasil mencuri perhatian industri game. Dirilis pada tahun 2010,
Darksiders berhasil tampil memukau jalinan cerita, visualisasi dunia,
hingga mekanisme gameplay yang sederhana, namun tetap adiktif.
Kesuksesan seri pertama yang dibintangi oleh karakter bernama War ini
kemudian diikuti dengan sebuah seri kedua yang baru saja dirilis minggu
lalu. Tidak lagi mengambil War sebagai karakter utama, Darksiders 2
menjadikan sang saudara – Death sebagai tokoh sentral dalam sebuah petualangan yang tidak kalah epik.
Sempat diperkenalkan lewat beragam trailer dan screenshot sejak tahun lalu, ekspektasi terhadap kehadiran Darksiders 2 memang cukup tinggi. THQ
sendiri sudah menjanjikan beberapa perubahan mendasar untuk membuat
franchise ini tetap dalam dan menarik. Sebuah inovasi yang cukup
mengejutkan, namun terhitung berhasil untuk membuat Darksiders 2 tampil
sebagai sebuah seri yang pantas untuk dijajal. Kami sendiri sudah pernah
menyampaikan kesan pertama yang sempat dihadirkan oleh seri yang satu
ini dan cukup terpesona olehnya. Segi visualisasi mungkin tidak
memberikan peran yang besar untuk kesan yang begitu kuat ini, namun
perubahan di sisi gameplay menjadi salah satu kekuatan dari Darksiders
2. Sebuah langkah ekstrim yang ternyata berhasil membuat seri ini
menjadi jauh lebih menarik.
Plot
|
Perkenalkan Death – salah satu dari Four Horsemen of Apocalypse yang akan menjadi karakter utama Anda di Darksiders 2 ini.
|
Sebelum masuk ke dalam Darksiders 2, ada baiknya jika kita memahami
sedikit latar belakang cerita yang terjadi di Darksiders pertama
terlebih dahulu karena keterkaitan hubungan yang erat antara keduanya.
Di seri pendahulunya, Anda berperan sebagai War, satu dari empat
Horsemen of Apocalypse yang dibentuk oleh Charred Council – sebuah
organisasi penengah nan adil yang menengahi konflik antara dunia
malaikat, iblis, dan manusia. Keempat penunggang kuda ini hanya
diperkenankan untuk turun ke bumi begitu Seventh Seal – yang menjadi
pencegah perang terbuka antara Iblis dan Malaikat pecah dan menjadi
pertanda awal berakhirnya kehidupan manusia. Namun sebuah keanehan
terjadi. War tiba-tiba jatuh ke bumi dan hidup sebagai simbol awal
kiamat, sementara Seventh Seal sendiri belum hancur. Intervensi yang
dilakukan War ini membuatnya dipanggil oleh Charred Council dan
dihadapkan pada pengadilan. War yang terancam hukuman mati, meminta
kesempatan kedua untuk membuktikan dirinya tidak bersalah.
Lewat cerita di atas, karakter utama di Darksiders 2 – Death, sang
Horseman kedua memainkan peranan terpentingnya. Dalam timeline yang
sejalan dengan seri pertamanya, Death berusaha mencari kebenaran untuk
memastikan agar War terhindar dari ancaman hukuman mati yang dituntut
oleh Charred Council. Perjalanan pun dimulai untuk menghidupkan kembali
semua umat manusia yang telah tewas akibat perang antara para Malaikat
dan Iblis. Death melihatnya sebagai awal solusi untuk meringankan
tuduhan yang diarahkan kepada War. Misi ini memaksa Death untuk
berpetualang menuju Tree of Life, sumber dari semua kehidupan di alam
semesta. Namun seiring dengan progress perjalanannya menyusuri beragam
dunia, Death menemukan sebuah ancaman lain – Corruption, sebuah energi
kegelapan yang membuat banyak makhluk jatuh ke dalam godaan untuk
menguasai makhluk yang lain. Berbagai hambatan dan pertarungan besar
menanti Death dalam perjalanannya ke Tree of Life. Tidak hanya misteri
tentang masalah yang menyelimuti War, Death juga akan mempelajari
tentang masa lalu The Four Horsemen of Apocalypse dan alasan mereka
berada di balik Charred Council.
|
Bertemu
dengan ras-ras yang lebih kuat daripada para Malaikat dan Iblis, Death
berusaha mencari Tree of Life, tempat yang menurutnya akan mampu
membuktikan bahwa War tidak bersalah. |
|
Petualangan Death untuk membela War pun dimulai. Menjelajahi beragam dunia, Death justru dihadapkan pada ancaman yang baru. |
|
Corruption – kekuatan kegelapan yang mulai menguasai semesta.Siapa sebenarnya sosok di balik “infeksi” yang menyeramkan ini?
|
Apa sebenarnya Corruption ini? Siapa itu Four Horsemen of Apocalypse?
Mampukah Death menyelamatkan War? Siapakah yang bertanggung jawab atas
dimulainya kiamat – perang besar antara para Malaikat dan Iblis? Anda
tentu harus memainkan game ini untuk mendapatkan jawabannya.
Action Hack & Slash? Lebih Tepatnya Action RPG!
|
Tidak
seperti pendahulunya, Darksiders 2 justru datang dengan perubahan yang
cukup signifikan di sisi gameplay. Ia berubah dari game hack & slash
murni menjadi sebuah game action RPG! |
Apa yang membuat Darksiders 2 ini jauh berbeda dibandingkan dengan
Darksiders pertama? Satu aspek yang palling mudah dikenali dan pasti
akan menarik perhatian semua gamer yang sudah familiar dengan franchise
ini adalah perubahan di sisi gameplay yang signifikan. Jika Darksiders
pertama mengusung mekanisme gameplay action hack & slash yang murni,
maka Darksiders 2 lebih pantas disebut sebagai sebuah game action RPG.
Ada begitu banyak elemen yang membuat seri terbaru ini justru lebih
mengingatkan Anda pada game-game action RPG fenomenal seperti halnya
Diablo atau Kingdom of Amalur: Reckoning daripada Devil May Cry,
misalnya. Atmosfer yang terbangun mengindikasikan hal tersebut.
Mekanisme kontrolnya sendiri memang memegang ciri khas hack &
slash yang kuat. Death akan dipersenjatai dengan dua gerakan utama:
Normal Attack yang diwakili oleh senjata utamanya – Scythe dan Heavy
Attack yang akan dieksekusi dengan secondary weapon yang cukup
bervariasi. Beberapa senjata menawarkan kecepatan, sementara senjata
yang lain lebih mengutamakan damage. Kombinasi serangan dapat dilakukan
dengan cukup mudah dengan varian move list yang cukup besar. Selain itu,
Death juga akan dibekali dengan kemampuan untuk melakukan evade,
melompat, tools, dan takedown yang harus dimaksimalkan sepanjang
pertempuran untuk memastkan kemenangan. Sebuah elemen action padat yang
kemudian dileburkan dalam sisi gameplay RPG nya yang terhitung kental.
|
Kombinasi
serangan antara Normal dan Heavy Attack yang tepat akan memudahkan
untuk memenangkan pertempuran. Tentu saja, Anda juga harus memaksimalkan
evade untuk menghidari serangan musuh dan membuka celah untuk
menyerang. |
|
Kesan action RPG ini kian kentara dengan dihadirkannya sistem Equipment untuk memperkuat Death. |
Apa yang membuat sebuah game action dapat dikatakan mengusung konsep
RPG di dalamnya? Kita tidak hanya sedang membicarakan angka-angka yang
bertebaran sebagai damage, tetapi juga beberapa konsep lainnya yang
semakin menguatkan kesan tersebut di Darksiders 2. Salah satu ciri yang
cukup kuat adalah hadirnya sistem equipments dan item yang datang dengan
beragam atribut status tersebut. Senjata dan equipments ini akan datang
dengan keunggulan status masing-masing, membantu Anda untuk menciptakan
Death yang lebih “personal”. Bagaimana cara mendapatkannya? Seperti
halnya game-game RPG, Anda dapat menemukan equipment terbaik lewat chest
di sepanjang permainan, toko yang tersedia di kota, hingga drop dari
musuh / boss yang Anda hadapi. Selain itu, Vigil juga mengadopsi sistem
experience points yang memungkinkan Death untuk bertambah kuat lewat
sistem level up dan mendapatkan atribut status permanen tertentu.
Sistem equipment dan level up belum cukup untuk mencerminkan sebuah
game RPG? Maka fitur yang satu ini boleh terbilang sebagai “kunci” untuk
mengkategorikan Darksiders 2 tidak lagi sebagai sebuah game hack &
slash belaka. Untuk setiap level yang ia dapatkan atau misi yang
berhasil diselesaikan, Death akan mendapatkan satu skill points yang
dapat digunakan untuk membangun skill tree unik yang dapat disesuaikan
dengan cara Anda bermain. Seperti halnya sebuah game “role-playing”,
Anda memiliki kebebasan untuk menentukan peran dan gaya pertempuran
Death. Ada dua kategori besar di dalam skill tree ini: skill yang lebih
berfokus pada kemampuan fisik dan kemampuan magic (arcane). Skill fisik
biasanya berkaitan dengan jenis-jenis serangan yang akan menimbulkan
damage, buff, atau de-buff pada musuh. Sementara gaya gameplay Arcane
lebih tertuju pada penggunaan magic, seperti halnya job ala Necromancer
dan Druid di game-game action RPG yang lain.
|
Level up! Time to spend some skill points! |
|
Ada
dua kubu skill utama yang dapat dipilih Death – yang berfokus pada
serangan fisik dan Arcane. Anda dapat memilih untuk berfokus pada salah
satunya atau mengkombinasikan keduanya untuk menciptakan Death “versi”
Anda sendiri. |
|
Death
akan berhadapan dengan serangkaian puzzle yang akan menuntut Anda untuk
berpikir “out of the box”. Tenang saja, game ini tidak menyediakan
tantangan yang terlihat mustahil untuk diselesaikan. |
Tantangan tidak hanya akan dihadirkan dari beragam musuh yang akan
menghalangi perjalanan Death menuju misi utamanya, tetapi juga dari
elemen-elemen platformer yang ada. Death akan melakukan gerakan-gerakan parkour
“ajaib” untuk mencapai lokasi yang dibutuhkan di setiap dungeon dan
sudah menjadi tugas Anda untuk mencari jalan alternatif ini. Perjalanan
juga akan semakin dipersulit dengan kehadiran serangkaian puzzle yang
terkadang harus menuntut Anda untuk berpikir di luar kotak. Death
sendiri akan dibekali dengan berbagai kemampuan untuk menyelesaikan
beragam tantangan ini, dari kemampuan untuk melakukan summon arwah,
membelah diri, membentuk portal, hingga menjelajahi waktu. Sebagian
besar puzzle ini dapat diselesaikan dengan mudah. Yang perlu Anda
lakukan hanyalah memerhatikan “clue” kamera yang biasanya hadir pada
saat Anda memasuki area yang baru. Ini akan menjadi petunjuk mumpuni
untuk mendapatkan gambaran akan apa yang harus Anda lakukan. Tetap
bingung? Andalkan sang gagak – Dust untuk menunjukkan jalan yang benar
(walaupun terkadang ia justru akan membuat Anda semakin bingung).
Bergaya Open-World, Segudang Side Missions
Salah satu fitur yang mendapatkan improvement yang begitu kentara di
seri Darksiders 2 ini adalah konsep open-world yang berusaha ia
hadirkan. Di seri pertama, War memang sudah diberi kebebasan untuk
menjelajahi setiap level yang ia singgahi, namun boleh dikatakan, hampir
tanpa sebuah tujuan yang jelas. Vigil Games semakin menyempurnakan
konsep tersebut dengan menggabungkan sistem open-world ini dengan
segudang side-missions yang dapat Anda picu dengan berbicara dengan
karakter NPC yang tepat. Tentu saja ini semakin mendefinisikan jati diri
seri kedua ini sebagai sebuah game action RPG.
|
Darksiders
2 kini tampil dengan gaya open-world yang lebih baik. Setidaknya Death
tidak lagi menunggang Despair tanpa alasan yang jelas. |
|
Ada segudang side-missions dengan reward menggiurkan yang menanti Anda. |
Sebagian besar misi ini memang berhubungan dengan mengumpulkan dan
menghancurkan. Beberapa di antaranya akan menuntut Anda berperan sebagai
seorang demon hunter, menjelajahi dungeon dengan membunuh sang boss
besar yang mendiami tempat tersebut. Namun berharap proses ini akan
berjalan dengan sangat mudah karena tidak jarang beberapa Boss
side-quest ini akan datang dengan level yang lebih tinggi daripada
Death. Butuh ketekunan dan kecekatan untuk mengalahkan mereka, jika Anda
tidak ingin direpotkan untuk melakukan farming terlebih dahulu.
Sementara untuk tugas mengumpulkan, Anda harus mengeksplorasi
keseluruhan dunia yang disinggahi Death untuk mendapatkannya, yang
memang harus diakui merepotkan. Reward apa yang akan Anda dapatkan?
Senjata-senjata dengan efek terbaik dan experience akan menjadi “hadiah”
yang membuat semua side missions ini pantas untuk dilirik.
Sayangnya, Terkesan Bertele-tele
|
Satu
misi utama dipecah menjadi tiga misi ekstra lainnya. Setiap misi ekstra
ini kemudian dipecah menjadi tiga misi lagi. Memang butuh ekstra
kesabaran untuk berhadapan dengan sistem misi seperti ini, walaupun
terkadang harus diakui, menyebalkan. |
Menjelajahi begitu banyak dunia yang berbeda dengan balutan elemen
action RPG yang cukup adiktif seharusnya menjadi sebuah perjalanan yang
menyenangkan. Sayangnya, ada sebuah blunder yang menurut kami, membuat
Darksiders 2 menjadi sedikit lebih sulit untuk dinikmati. Apa itu? Tentu
saja alur plot yang terasa dipaksa, membuat perjalanannya terkesan
sangat bertele-tele. Jika sebagian besar game serupa menuntut Anda untuk
datang ke tempat tujuan dan menyelesaikan misi secara langsung, tidak
begitu dengan Darksiders 2. Setiap kali Anda menuju ke tempat misi
utama, maka Anda harus bersiap untuk mendapatkan ekstra misi yang
berkaitan dengannya. Bagian terburuknya, ia hadir dalam jumlah yang
tidak sedikit.
Bayangkan apa yang Anda rasakan jika Anda menemukan kenyataan bahwa
Anda harus menyelesaikan 3 buah ekstra misi sebelum Anda dapat
mengakses sang misi utama untuk mendapatkan progress cerita. Merepotkan?
Namun sebagian besar dari Anda akan dengan ikhlas menerima. Ketika Anda
bersiap untuk menyelesaikan setiap misi ini, Anda ternyata harus
berhadapan dengan kenyataan yang lebih pahit. Benar sekali, setiap misi
dari ketiga misi ini ternyata juga menuntut Anda untuk menyelesaikan
tiga misi yang lain. Voila, Anda tiba-tiba harus menyelesaikan
sembilan misi sebelum dapat melanjutkan petualangan Death. Dunia yang
ditawarkan oleh Darksiders 2 memang luas, namun sebagian besar misi
hanya akan menuntut Anda untuk mengitari daerah yang sama / serupa
karena masalah ini. Konsep seperti ini benar-benar membuat Darksiders 2
terlihat bertele-tele.
Kesimpulan
|
Perubahan
signifikan di sisi gameplay membuat Darksiders 2 terasa jauh berbeda
dibandingkan seri sebelumnya. Sebuah perubahan yang membuat seri ini
tampil jauh lebih berkualitas dan menarik untuk dijajal. |
Jadi apa yang bisa disimpulkan dari seri terbaru – Darksiders 2 yang
dikembangkan oleh Vigil Games dan THQ ini? Kesan pertama yang menarik di
awal ternyata mampu bertahan hingga akhir permainan. Perubahan ekstrim
yang dilakukan untuk menciptakan atmosfer action RPG yang lebih kental
memang harus diakui membuat Darksiders 2 tampil jauh lebih menarik dan
menyenangkan untuk dimainkan. Jadi, tidak sekedar datang dan membabat
semua musuh begitu saja, Anda juga dapat membangun karakter Death sesuai
dengan gaya gameplay yang Anda inginkan. Tidak hanya sekedar
memperkuatnya dengan beragam senjata dan armor dengan status uniknya
masing-masing, sistem skill points yang memiliki titik fokus yang
berbeda juga memberikan kesempatan untuk membentuk Death “versi” Anda
sendiri. Dipadukan dengan sebuah dunia open-world dan side mission yang
cukup menantang, Darksiders 2 tampil memukau.
Lantas dimana titik kelemahannya? Selain visualisasi yang tidak
banyak mendapatkan perombakan signfiikan, ada beberapa kelemahan yang
mungkin Anda rasakan ketika memainkan Darksiders 2, terutama dari versi
konsol. Framerate yang tidak stabil dan beberapa bug dan glitch kecil
akan seringkali Anda temukan sepanjang permainan. Salah satu yang cukup
menyebalkan adalah peran Dust – sang gagak sebagai “sistem GPS” Anda
yang seringkali reliable. Burung yang satu ini seringkali merujuk pada
arah yang salah, membingungkan Anda dengan inkonsistensi arah yang ia
tuju, bahkan membuat Anda tersesat. Mencegah diri untuk mengandalkan
burung yang satu ini akan menjadi tindakan yang lebih bijak. Kelemahan
lain? Tentu saja misi utama dan alur yang terkesan bertele-tele, dimana
misi utama Anda selalu memiliki banyak misi ekstra. Hasilnya, Anda akan
menghabiskan banyak waktu untuk beradad di daerah yang sama daripada
mengksplorasi beragam dunia yang disinggahi oleh Death.
Terlepas dari kekurangan-kekurangan tersebut, Darksiders 2 mampu
membuktikan diri sebagai sebuah game dengan kualitas yang pantas untuk
diacungi jempol. Gameplay, desain karakter, voice acts, plot, hingga
setting dihadirkan memang memberikan nuansa yang baru untuk keseluruhan
franchise yang satu ini. Tidak diragukan lagi, Darksiders 2 is a MUST
PLAY!
Kelebihan
|
Perubahan gameplay menjadi action-RPG yang boleh dikatakan, tereksekusi dengan baik. |
- Gameplay dengan ciri khas Action-RPG
- Desain karakter dan setting
- Voice acts dengan kepribadian yang kuat
- Plot
- Sistem open-world dan side-missions yang menantang
Kekurangan
|
Salah
satu glitch yang kami rasakan adalah lambatnya reaksi Death untuk
membuka chest di hadapannya, terlepas dari frekuensi kami menekan tombol
aksi. |
- Dust yang tidak reliable
- Misi utama yang terkesan bertele-tele
- Beberapa bug dan glitch kecil
- Framerate yang tidak stabil (untuk versi konsol)
- Ending yang tidak berkesan
Cocok untuk gamer: yang mengikuti franchise Darksiders 2, penggemar game action-RPG
Tidak cocok untuk gamer: yang mudah bosan, tidak suka game dengan waktu gameplay di atas 10 jam
sumber : http://jagatplay.com/2012/08/xbox/review-darksiders-ii-petualangan-death-dalam-atmosfer-baru/3/