Sabtu, 29 September 2012

[spec] Pro Evolution Soccer 2013

Pro Evolution Soccer 2013 System Requirements

Minimum system requirements
Windows XP SP3, Vista SP2, 7
Intel Pentium IV processor 2.4 GHz or equivalent processor
1GB of RAM
Video Card NVIDIA GeForce 6600 or ATI Radeon x1300. Pixel / Vertex Shader 3.0 and 128MB of VRAM DirectX 9.0c compatible graphics card.
Recommended system requirements
Windows XP SP3, Vista SP2, 7
Intel Core2 Duo 2.0 GHz or equivalent processor
2GB of RAM
NVidia GeForce 7900, ATI Radeon HD2600 or higher. Pixel / Vertex Shader 3.0 and 512MB of VRAM DirectX 9.0c compatible graphics card.

[gameplay] Pro Evolution Soccer 2013

Jika ingin melihat gameplay dari game ini, silahkan download video di bawah :

GAMEPLAY

 

[review] Pro Evolution Soccer 2013

Posted by - 26/09/2012 6:03 pm
 

Pro Evolution Soccer (PES) 2013 resmi dirilis minggu lalu, berbagai review dan impresi sudah kami bahas, mulai dari munculnya Demo 1 dan Demo 2 juga sudah. Tapi belum lengkap rasanya kalo belum ngebahas game yang satu ini setelah hasil ujicoba sendiri ^^ Kali ini kita memainkan PES 2013 pada konsol PS3 dan hasilnya game yang dirilis tidak jauh berbeda dengan apa yang ditawarkan pihak Konami pada versi demo.

Dari review demo 1 disebutkan bahwa game terasa lebih lambat, dan pada demo 2 speed gameplay terasa lebih cepat dengan kondisi game speed yang sama, yaitu 0 (default). Nah di versi resminya speed gameplay kembali seperti pada demo 1 yang terkesan lebih lambat. Kenapa demikian? Karena mayoritas gamer PES/WE di Indonesia bermain dengan speed +2, kondisi pemain merah, dan gaya permainan yang dibilangnya gaya permain cepat, padahal menurut saya pribadi gak ada nikmat-nikmatnya bermain dengan gaya seperti itu. Saya sendiri setuju dengan apa yang dipilih oleh Konami dengan menampilkan permainan yang terkesan lambat tadi pada versi resmi PES 2013.

Kenapa saya setuju? Saya akan coba jawab dengan review lebih detail apa yang bisa kalian mainkan pada PES 2013 kali ini…


Sejak awal Konami sudah mempromosikan PES 2013 akan mengalami perubahan banyak pada aspek gameplay, bukan grafis. Hal itu terbukti mulai dari versi demo yang mereka tawarkan, di versi resminya pun perbaikan dan adaptasi permintaan komunitas banyak didengar oleh pihak Konami. Mulai dari passing yang seringkali masih ada ketidaksepahaman antara game dan tangan, di versi resmi passing dapat kalian lakukan sesuai keinginan kalian, baik arah maupun kekuatan passing. Jadi jika kamu memilki karakter permainan cepat, kalian bisa melakukan kombinasi operan-operan cepat dan thru-pass cepat ala Barca, atau possesion football dengan operan-operan lambat sambil melihat kondisi atau peluang dari AI yang bergerak aktif.

Jadi, buat yang bermain gaya “Indonesia” dari belakang bola lambung langsung ke striker atau yang cuma maenin CR atau Messi trus goyang-goyang coba ngelewatin lawan, disarankan kalian mulai lupakan gaya permainan seperti itu, karena di PES 2013 meski operan-operannya akurat dan pas, kendali saat bertahan pun mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Jadi buat yang ngoper-ngoper ngasal uda pasti operannya bakal terpotong dengan mudah, termasuk umpan lambung.


Permainan dribel pun udah gak bisa terlalu agresif, karena sentuhan sedikit saja pemain akan mudah kehilangan bola, apalagi dengan settingan kondisi pemain merah dan speed +2, itu akan menjadikan permainan seperti ping-pong di tengah lapang. Kelebihan bermain dengan speed 0 adalah kita bisa mengolah bola layaknya permainan sepakbola sungguhan, ditambah lagi fitur-fitur kontrol yang disederhanakan sehingga memudahkan kita untuk melakukan aksi yang cantik dan menarik untuk dilihat, seperti nutmeg, runarround, sambrero, atau bahkan dynamic one-two.

Perbaikan lainnya dibanding versi demo adalah jarang munculnya aksi-aksi player ID seperti tendangan karate ala Ibra atau diving blocking header ala Tery. Hal ini mungkin untuk mengeksklusifkan aksi-aksi tersebut hanya pada karakter-karakter tersebut, sehingga tidak terkesan di-obral ^^

Bagaimana dengan shooting? di PES 2013 menembak ke gawang adalah sesuatu yang mengasikan, karena baik kita mau menembak keras, pelan, ke kiri, kanan, lob shoot, atau chip shot semuanya lebih mudah dilakukan dan sesuai dengan pencetan kita. Tipsnya adalah jangan ragu-ragu melakukan sebuah tembakan dan yang terpenting adalah arah, selalu usahakan menekan arah baik kiri atau kanan dalam melakukan sebuah tembakan. Bagaimana dengan power bar? Power bar terlihat menjadi tidak terlalu esensi, karena baik power bar nya kecil atau besar jika tidak diarahkan dengan tepat, tembakan akan melesat jauh dari gawang atau dengan mudah dibaca oleh kiper.


Satu jenis tembakan favorit saya di PES 2013 adalah tembakan lob (L1+Shot). Banyak gamer sudah hapal betul dengan pencetan yang satu ini, nah di PES 2013 kali ini saya sarankan perhatikan posisi penjaga gawang lawan, sekali sang kiper jauh dari posisi gawang saya anjurkan segera tekan L1+Shot, power bar akan menentukan berapa jauh bola akan kita tembakan, tapi dengan sering mencoba kita akan terbiasa dengan berapa power bar yang pas untuk melakukan lob-shot yang cantik melewati penjaga gawang ^^ Animasi dari Lob Shot pada PES 2013 berbeda dengan seri-seri sebelumnya yang cenderung melakukan lob ke arah penjaga gawang, sedangkan di PES 2013 bola akan melambung tinggi di atas penjaga gawang dan mengarah ke posisi belakang penjaga gawang, sehingga dapat dipastikan jika penjaga gawang jauh dari gawang, lob shot adalah tembakan yang ampuh untuk menaklukan si kiper.


Yah, kipernya bodoh dong di PES 2013? Gak juga, justru kiper di PES 2013 jauh lebih reaktif terhadap tembakan, untuk lob-shot tadi cenderung kesalahan player sendiri yang memajukan kiper, tapi kalo soal menghadapi tembakan-tembakan mengarah ke gawang, serahkan pada AI-nya, dijamin kamu harus memutar otak dan menguras keringat untuk menaklukan sang kiper. Seperti yang saya sebutkan di atas, tembakan dengan arah menjadi senjata yang ampuh untuk mencetak gol, ketimbang melakukan tembakan-tembakan langsung tanpa menekan arah, karena cenderung semua tembakan kita dimentahkan oleh kiper dengan mudah.

Salah satu aspek yang harus kamu coba di PES 2013 adalah Pro-active AI, apa itu? Ini adalah pergerakan rekan2 satu tim dalam sebuah permainan. Sebagai contoh pemain seperti Ashley Cole yang memiliki karakter bergerak aktif di sayap kiri, saat kamu bermain dengan Chelsea atau tim Inggris misalnya, saat kamu mengendalikan lampard di tengah perhatikan sayap kiri kamu dan kamu akan melihat bagaimana Cole aktif naik-turun membantu permainan kamu. Lalu bagaimana kalo kamu sedang memainkan Cole di depan? Seorang pemain sayap lainnya akan menjaga posisi kekosongan yang ditinggalkan Cole. Begitu juga kalau sampai kamu tidak sadar memajukan pemain bertahan seperti Chiellini untuk menyerang, Pirlo sebagai gelandang bertahan akan mengisi posisi Chiellini untuk membantu pertahanan. Pergerakan-pergerakan seperti ini akan terlihat jika kalian memainkan possesion football dan melakukan sebuah serangan secara bertahap.


Dan terakhir adalah menu training baru yang memungkinan kita melatih trik-trik baru apa saja yang ada di PES 2013, termasuk cara bertahan, feint, nutmeg, bahkan sampai dengan cara melakukan tembakan knuckle ala CR. Buat saya pribadi, PES 2013 kali ini benar-benar yang terbaik sepanjang seri PES di PS3, mulai dari aspek gameplay, kontrol pemain yang lebih sederhana, perbaikan bug dan coding yang dari seri sebelum dan juga aspek detail seperti Player ID yang ditawarkan Konami sudah cukup bagi saya untuk terus memainkan PES 2013 selama berjam-jam. Bagaimana dengan kamu? Enjoy PES 2013!

sumber : http://www.duniaku.net/2012/09/26/pro-evolution-soccer-2013-review/3/

Senin, 24 September 2012

[gameplay] Sleeping Dogs

Jika ingin melihat gameplay game ini, silahkan download video di bawah :

GAMEPLAY

 

[spec] Sleeping Dogs


Find out the minimum system requirements for Sleeping Dogs at this page.

Minimum System Requirements:
Operating System: Windows Vista Service Pack 2
CPU: Core 2 Duo 2.4 GHz or Althon X2 2.7 GHz Processor
RAM: 2GB
Hard Disk Space: 15GB
Graphics: DirectX 10 or 11 compatible Nvidia or AMD ATI card, ATI Radeon 3870 or higher, Nvidia GeForce 8800 GT or higher
DirectX 10
Sound: DirectX compatible sound card

Recommended System Requirements:
Operating System: Windows 7
CPU: Quad-core Intel or AMD CPU Processor
Memory: 4GB RAM
HDD: 15GB
Video Card: DirectX 11 Nvidia or AMD ATI card, Nvidia GeForce GTX 560 or ATI Radeon 6950
DirectX 11
Sound: DirectX compatible sound card

[review] Sleeping Dogs


Tidak ada yang lebih indah dibanding menikmati pemandangan eksotis kota Asia yang penuh gemerlap lampu di malam hari. Keramaian penduduk yang mengisi setiap sudut kota seakan membelah keheningan malam. Seperti kota Hong Kong, salah satu kota di Asia yang terkenal dengan gedung-gedung pencakar langit, jumlah penduduk, dan tak ketinggalan anggota geng Triad yang lebih kejam dari preman Tanah Abang. Bakal seseru apa Sleeping Dogs mampu menggambarkan kehidupan di kota Hong Kong? Gamexeon akan mengupas gamenya dalam review berikut.

STORYLINE


Seperti yang sudah kalian tahu, dalam game Sleeping Dogs kalian akan memerankan agen polisi rahasia, Wei Shen yang baru saja kembali dari Amerika dan ditugaskan untuk menyusup di tengah-tengah salah satu geng Triad bernama Sun On Yee. Shen memiliki latar belakang yang sama dengan teman semasa kecilnya di Hong Kong, Jackie Ma yang merupakan anggota Triad kelas rendah. Dari situlah awal Shen menyusup dan menjadi salah satu anggota Sun On Yee. Organisasi Triad identik dengan sumpah anggota, loyalitas, dan persaudaraan yang kuat. Satu sama lain anggotanya akan saling membantu “keluarganya” baik di saat senang maupun susah. Itulah kode etik yang mereka tekankan. Lalu bagaimana respon Shen dalam menjalankan misinya sebagai polisi? Apakah ia akan semakin loyal dan mengikuti kode etik dari Sun On Yee, atau malah memegang teguh tugasnya sebagai polisi rahasia yang bertugas menghancurkan Sun On Yee dari dalam?

GAMEPLAY


Seperti yang pernah diulas pada artikel preview Sleeping Dogs di Gamexeon beberapa waktu lalu, game bergenre open-world, third person shooter, action, role playing ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan game bergenre serupa. Namun beberapa hal yang menjadikan Sleeping Dogs terlihat memiliki ciri khas di antara game serupa adalah:
  • Sistem beladiri di Sleeping Dogs dirancang dengan cukup rapi, dengan berbagai gerakan jurus beladiri yang apik Sleeping Dogs mampu menyuguhkan pertempuran yang seru. Perhatikan saja ketika Wei Shen mengeluarkan jurus-jurus Kung Fu menggunakan pakaian seperti Bruce Lee atau Ip Man membuat segerombolan Triad habis dihajar hingga babak belur.
  • Ketiga macam sistem XP dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda. Face XP akan meningkatkan reputasi Shen dan nantinya akan dapat membuka beberapa kemampuan khusus yang dapat dimilikinya. Triad XP lebih banyak berperan pada kemampuan beladiri Shen. Triad XP juga akan semakin brutal diiringi dengan latihan melee yang akan menambah jurus-jurus pamungkas Shen yang diperoleh dari guru beladirinya. Sementara Police XP lebih berperan pada kemampuan Shen sebagai polisi seperti keahlian menggunakan senjata api, dan sebagainya. Banyaknya faktor perk tersebut tentunya semakin menambah keasyikan bermain Sleeping Dogs.
  • Tidak hanya menjalankan misi utama dan sampingan semata, setiap detil di Sleeping Dogs sangat diperhatikan. Mulai dari cuci muka, buang air kecil, hingga membeli barang-barang dan perabot lainnya untuk apartemen pun kamu juga bisa. Di samping itu karakter dalam game ini didesain seinteraktif mungkin dengan lingkungannya. Adegan kejar-kejaran yang intens di tengah keramaian para pejalan kaki benar-benar membuat Sleeping Dogs mirip seperti film action Hong Kong.
Untuk semakin memperkuat Shen dalam membela dirinya, kamu dapat memanfaatkan item-item di sekitarmu untuk meningkatkan performa Shen sementara waktu. Seperti energy drink yang akan memperkuat damage pukulanmu, teh herbal yang mempercepat regenerasi stamina, makanan seperti bebek panggang untuk mengurangi damage yang kamu terima, dan sebagainya.

Satu hal yang harus dicermati, mengacu dari berbagai forum yang membahas game ini, Sleeping Dogs masih memiliki kekurangan minor yang sebetulnya cukup mengganggu karena jumlahnya sendiri yang lebih dari satu. Kerap terjadi freeze, karakter terjepit di sudut obyek, dan berbagai glitch lainnya. Berharap saja semoga United Front Games segera merilis patch agar pengalaman bermainmu tidak lagi terganggu.

GRAPHIC


Kalau dibuat perbandingan, Sleeping Dogs di console memiliki kualitas grafis yang sedikit lebih baik dibanding game saingannya seperti GTA IV. Namun bedanya grafis yang dimiliki Sleeping Dogs masih lebih bersifat ke arah kartun dibanding photorealism. Tenang saja, hal ini tidak akan mengurangi keindahan kota Hong Kong di Sleeping Dogs kok. Bahkan kamu akan semakin merasa memang benar-benar sedang berada di Hong Kong karena begitu mulai gelap, kamu akan disuguhi dengan gemerlap lampu kota Hong Kong disertai keramaian penduduknya. Mau berjalan-jalan di tengah pasar malam yang terang benderang dengan lampu neon toko-toko di sekitarnya? Atau pergi ke Victoria Peak menyaksikan landscape kota Hong Kong dari atas bukit? Atau kamu lebih suka naik kapal pesiar dan menikmati gemerlap gedung-gedung pencakar langit dari laut di malam hari? Cara apapun dapat kamu lakukan untuk menikmati keindahan kota Hong Kong dalam Sleeping Dogs. Kualitas grafis game ini akan lebih maksimal jika kamu memainkan versi PC-nya.

SOUND


Seperti yang sudah disebutkan dalam poin gameplay, United Front Games tidak hanya memperhatikan detil pada gameplay semata namun begitu juga pada audio dalam game ini. Suara pedagang memotong ayam & ikan di atas talenan, dialek cantonese (baca:sumpah serapah) yang muncul dari pejalan kaki yang hampir kamu tabrak, derap kaki Wei Shen yang melangkah di berbagai macam obyek, semuanya disajikan dengan begitu detil. Dengan radio yang juga menyajikan musik mellow khas musik Asia, coba bayangkan ketika kamu mendengarkan lagu tersebut di tengah deru mesin mobil yang sedang melaju kencang membelah heningnya kota Hong Kong di bawah hujan deras. Adegan drama yang sering ditemui dalam film drama Asia dan konon disukai oleh para wanita ini dibalut rapi dengan konsep cerita yang dalam. Terkesan berlebihan? Tidak juga, karena itulah kesan yang akan kamu dapat dari game ini. Akan sangat menyenangkan untuk bermain sambil menggunakan headset karena bakal lebih membuatmu menjiwai :p

REPLAYABILITY


Selain misi utama, tentu kamu akan disuguhi dengan berbagai misi sampingan seperti menolong orang lain yang dapat meningkatkan Face XP mu, melakukan balapan liar menggunakan motor maupun mobil dengan kelas yang berbeda-beda, membajak kendaraan yang sedang melintas, mencari collectible item yang bertebaran di segala penjuru 4 distrik kota Hong Kong, dan masih banyak lagi hal yang akan menyibukkanmu ketika sedang tidak menjalankan misi utama.

LONGEVITY

Untuk menyelesaikan misi utama sebenarnya tidaklah lama. Dibutuhkan waktu setidaknya kurang dari 15 jam untuk menamatkan game ini. Namun dengan berbagai misi sampingan yang tidak kalah menarik, diperlukan waktu kurang lebih 3 hari dengan lama waktu bermain 7-8 jam per harinya untuk benar-benar menyelesaikan game ini secara sempurna (termasuk mendapatkan semua trophy/achievement di dalamnya).

CONCLUSION


Sleeping Dogs sukses membawakan arti kerasnya kehidupan, betapa sulitnya mengambil keputusan yang diyakini benar dalam hidup, dan tentu saja arti dari persaudaraan yang seharusnya tidak memandang status sosial seseorang dari apa yang dilakukannya. Banyak pesan moral yang dapat diambil dari game ini. Jadi apakah kamu sudah siap menjadi polisi rahasia yang harus mengkhianati saudara seorganisasimu, atau justru sebaliknya?

Prove it that you also can bark & bite at your enemy rather than just being a Sleeping Dog.

Senin, 03 September 2012

[spec] Spec Ops The Line


Minimum System Requirements:
Operating System: Windows XP SP3
Software: Steam Client
CPU: Intel Core 2 Duo @ 2GHz / AMD Athlon 64 X2 Equivalent Processor
Memory: 2 GB RAM
HDD: 6 GB free
Graphics Card: 256 MB VRAM – NVIDIA GeForce 8600 / ATI Radeon HD 2600XT
Sound Card: DirectX Compatible

Recommended System Requirements:
Operating System: Windows Vista/7
Software: Steam Client
CPU: 2.4 GHz Quad Core processor
Memory: 3 GB RAM
Hard Drive: 10 GB free
Video Card: 512 mb VRAM -NVIDIA GeForce 9800 GTX/ATI Radeon HD 4850
Sound Card: DirectX Compatible

Other Requirements & Supports: Initial installation requires one-time internet connection for Steam authentication; software installations required (included with the game) include: STEAM Client, Microsoft Direct X, Visual C++ 2008 Redistributable, Visual C++ 2005 SP1 Redistributable

[review] Spec Ops The Line

By
July 13, 2012   ·   4 Comments
 

Sudah bukan rahasia lagi, jika game third person shooter yang hadir di industri game saat ini memang seringkali jatuh pada kesan gameplay yang monoton. Sejak kesuksesan seri Gears of Wars dari Epic Games, beberapa game kompetitor tampaknya mulai kehilangan ide untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda. Mereka terjebak pada mekanisme cover-shoot yang sederhana, menuntut Anda untuk bergerak dari satu titik ke titik lainnya, menghancurkan setiap ancaman yang ada dan memastikan diri untuk tidak tewas selama menjalani proses ini. Sesuatu yang untungnya, tidak menjebak game third person shooter teranyar milik Yager Development dan 2K Games ini.

Anda yang sudah membaca preview kami sebelumnya tentu sudah punya gambaran secara kasar apa yang sebenarnya yang ditawarkan oleh Spec Ops: The Line ini, setidaknya apa yang membuatnya berbeda dibandingkan dengan game-game yang berjalan di genre serupa. Ia menghadirkan kesan pertama yang begitu kuat, terutama lewat jalinan cerita yang solid dan beberapa fitur yang tidak hanya akan membuat adrenalin Anda berpacu kencang, tetapi juga hati nurani dan moral Anda terketuk. Ini tidak hanya soal menghadirkan brutalitas perang dengan visualisasi secara eksplisit, tetapi juga sebuah standar potensi yang mungkin akan membuka mata developer dan publisher yang lain.

Lantas, gameplay apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Spec Ops – The Line ini? Apa yang membuat kami menyebutnya sebagai sebuah game third person shooter yang menggelitik hati nurani?

Plot

Welcome to Dubai!
Dunia post-apocalyptic? Sebagian besar dari Anda tentu menyimpulkan hal ini ketika melihat kondisi kota yang hancur dan berpasir di preview kami sebelumnya. Hal ini tidak sepenuhnya salah, setidaknya bagi masyarakat kota Dubai, Uni Emirat Arab. Salah satu kota paling modern di jazirah Arab ini harus mengalami serangkaian badai pasir terbesar dan terburuk sepanjang sejarah dunia. Tidak dapat dihindarkan lagi, bencana alam membuat kota ini tidak dapat lagi dihuni. Bala bantuan untuk membantu evakuasi penduduk Dubai pun mengalir dari seluruh dunia. Amerika mengirimkan 33rd Battalion yang dipimpin oleh Kolonel John Conrad untuk membantu evakuasi ini. Namun sayangnya, unit pasukan khusus ini menghilang tanpa kabar. Evakuasi pun gagal.

Anda akan berperan sebagai Walker, seorang anggota pasukan khusus Delta Force yang ditugaskan untuk memasuki kota Dubai dan mencari keberadaan Conrad dan pasukan khusus miliknya – 33rd Battalion. Bersama dengan Adams dan Lugo, dua anggota tim Anda yang lain, misi pencarian ini dimulai. Namun ternyata, Dubai mengandung segudang misteri dan ancaman yang membuat misi ini tidak mudah untuk diselesaikan begitu saja. Kondisi Dubai yang tidak lagi memiliki otoritas membuat kelompok-kelompok bersenjata muncul dan menguasai kota berpasir yang satu ini. Sebuah kelompok bersenjata bernama Insurgents lahir dari para penduduk yang berhasil selamat. Tidak hanya itu saja, Walkers ternyata juga menemukan agen-agen rahasia CIA dan anggota-anggota 33rd Battalion dengan agendanya masing-masing di dalam kota ini.

Anda akan berperan sebagai Walker, pemimpin pasukan Delta Force yang ditugaskan untuk mencari Conrad dan pasukan 33rd Battalion
Misteri apa yang sebenarnya sedang menyelimuti Dubai? Konspirasi apa yang terdapat di dalamnya? Siapa Conrad? Mengapa ada CIA di sana?

Apa yang sebenarnya terjadi? Konspirasi seperti apa yang melibatkan para Insurgents, CIA, dan anggota-anggota 33rd Battalion ini? Mampukah Walker, Lugo, dan Adams menemukan Conrad yang hilang? Semua misteri ini tentu dapat Anda pecahkan dengan memainkan game yang satu ini.

Tidak Ada yang Istimewa di Sisi Gameplay

Sebagai sebuah game third person shooter, hampir tidak ada yang istimewa di sisi gameplay Spec Ops: The Line
Seperti layaknya game third person shooter lainnya yang dirilis oleh developer dan publisher yang lain, hampir tidak ada yang berbeda di sisi gameplay Spec Ops: The Line. Ia tetap hadir sebagai sebuah game action yang menuntut Anda untuk menghabisi setiap musuh yang ada dengan berbagai senjata yang disediakan. Cover system juga menjadi satu-satunya mekanisme andalan yang akan membantu Anda menghindari hantaman peluru yang membanjiri posisi Anda. Satu-satunya yang membuatnya berbeda mungkin pada kesan “ simulation” yang cukup kuat di balik gameplaynya yang lebih mengarah pada arcade. Seperti layaknya Ghost Recon: Future Soldier, health dan peluru Anda menjadi sesuatu yang sangat berharga. Beberapa peluru saja sudah cukup untuk menundukkan Anda dan teman Anda, berlaku juga sebaliknya. Peluru juga menjadi sesuatu yang sangat berharga. Oleh karena itu, sebagai seorang pasukan Delta Force, Anda dituntut untuk menggunakan setiap peluru dengan efektif dan efisien.

Selain berperang secara terbuka, Spec Ops: The Line juga menyediakan beberapa efek lingkungan yang tentu akan membantu Anda mengalahkan musuh dalam jumlah besar secara singkat. Sebagian besar efek ini dapat diakses lewat kaca-kaca rapuh yang memuat berton-ton pasir. Memecahkan, menuangkan, dan mengubur musuh-musuh Anda di dalam pasir ini tentu menjadi solusi termudah untuk melewati setiap musuh. Lantas bagaimana jika Anda terkepung dan opsi ini tidak tersedia? Tenang saja, Anda memiliki dua anggota tim yang terhitung cukup cerdas sebagai sebuah AI. Selain secara otomatis bergerak menyerang musuh yang mengancam Anda, Anda juga dapat memerintahkan Lugo dan Adams untuk menembak target yang Anda tentukan dengan satu tombol sederhana. Selain efektif untuk menghilangkan ancaman terbesar, Anda juga dapat menggunakannya secara cover-shot dan menarik perhatian musuh, sehingga Anda bisa melakukan flanking.

Anda bisa memanfaatkan lingkungan sekitar Anda sebagai senjata maut untuk menghancurkan musuh dalam jumlah banyak seketika. Seperti berton-ton pasir ini!
Tenang saja, Anda juga memiliki opsi untuk memerintahkan kedua anak buah Anda – Lugo dan Adams untuk menyerang target yang Anda inginkan.
Musuk sebanyak ini? What the hell..
Salah satu yang dapat diperhatikan dari Spec Ops: The Line adalah tingkat kesulitannya yang terhitung menantang, bahkan untuk tingkat kesulitan normal sekalipun. Apa pasal? Ada dua alasan utama: jumlah musuh harus diakui terlalu banyak (bahkan untuk game sekelas arcade sekalipun) dan sistem cover yang kurang sempurna. Untuk alasan yang pertama, Anda tentu dapat mengerti bagaimana game arcade seringkali menghadirkan sistem yang serupa. Namun Spec Ops: The Line membawanya satu tingkat lebih tinggi. Musuh akan datang dari segala arah, bahkan dari tempat yang tidak dapat Anda kira sebelumnya. Lengah sedikit saja, beberapa peluru akan membuat Anda mengulang dari checkpoint yang cukup jauh. Lantas, bagaimana dengan alasan kedua? Absennya kehadiran satu tombol khusus untuk memicu gerakan cover tampaknya menjadi bumerang yang fatal untuk Spec Ops: The Line ini. Tidak jarang Anda akan secara otomatis masuk ke dalam sistem cover benda terdekat ketika Anda hanya berkeinginan untuk berlari secepat mungkin. Sistem kamera yang cukup kacau juga semakin memperparah efek yang satu ini. Hasilnya? Daripada senjata dan peluru, Anda justru menjadi mangsa yang lebih empuk untuk granat musuh. Tidak jarang ketika Anda berusaha lahir dari cover untuk menghindari ledakan, Anda justru memicu sistem cover otomatis di tempat terdekat. Hasilnya? BOOM! Frustrasi!

Jika tidak ada yang istimewa dari game yang satu ini, mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game third person shooter yang tidak biasa? Mengapa kami mengkategorikannya sebagai sebuah standar genre yang mungkin akan diikuti oleh developer yang lain? Kita akan membahas fitur utama tersebut di bagian selanjutnya.

Pertempuran Penuh Pilihan – Menggelitik Hati Nurani dan Moral?

Pada awalnya, kami cukup skeptis memainkan game yang satu ini. Pada beberapa jam awal permainan, ia menghadirkan mekanisme gameplay yang hampir serupa dengan game-game bergenre sama yang lain, tanpa sesuatu yang unik untuk dinikmati. Namun anggapan ini lantas berubah ketika Anda mulai mencapai titik plot tertentu di permainan. Yager Development dan 2K Games meramu Spec Ops: The Line dengan sesuatu yang mungkin tidak pernah Anda pikirkan sebelumnya: sebuah pilihan. Namun pilihan ini bukanlah sekedar sebuah pemanis cerita seperti yang pernah ditawarkan oleh game-game serupa di masa lalu. Anda akan dihadapkan pada beberapa pilihan yang akan menuntut Anda untuk mempertimbangkan nilai moral, hati nurani, dan nilai kemanusiaan yang Anda percayai. Hebatnya lagi? Secara real-time!

Tidak hanya memperlihatkan brutalitas perang secara eksplisit, Spec Ops: The Line juga akan memaksa Anda untuk mengambil pilihan-pilihan moral
Di antara kedua orang ini, siapa yang menurut Anda, lebih PANTAS untuk mati?
Terlepas dari brutalitas perang yang ia tawarkan secara eksplisit, pertempuran penuh pilihan ini memang menjadi identitas utama Spec Ops: The Line yang menjadikannya berbeda dengan game third person shooter yang lain. Pilihan seperti apa? Di salah satu bagian cerita, dimana Walker, Lugo, dan Adams terjebak di dalam situasi dimana mereka dihadapkan pada permainan menjadi “hakim” hidup, Anda diharuskan untuk menembak 1  dari 2 orang yang digantung hidup-hidup oleh kaum pemberontak. Satu orang merupakan tentara Amerika yang mengeksekusi 6 orang tidak bersalah tanpa alasan, sementara yang lainnya merupakan seorang konglomerat koruptor yang memeras kaum-kaum kecil, walaupun ia tidak pernah membunuh mereka dengan tangannya sendiri. Siapa yang harus Anda bunuh? Nilai kebenaran seperti apa yang Anda usung? Anda akan menemukan pilihan-pilihan seperti ini di sepanjang permainan. Tidak diragukan lagi, Anda harus menggali dan membongkar nilai-nilai kehidupan, moral, dan bertanya pada hati nurani Anda sebelum Anda menjawab setiap dari “permainan” ini. Lantas seperti apa efek yang Anda temukan jika Anda memilih salah satunya? Anda harus melihatnya sendiri. Anda bahkan memiliki kebebasan untuk menentukan cara bagaimana Anda mengakhir game yang satu ini.

Simak dan Nikmati Plot yang Ditawarkan!

Game third person shooter militer seperti apa yang akan membawa Anda ke “neraka” seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi?
Apakah Anda baru saja melihat diri Anda sendiri? What the..
Selain memperkenalkan sistem pilihan secara real-time yang menjadikannya unik, salah satu aspek lain yang membuat Spec Ops: The Line bersinar adalah kemampuan sang developer untuk menyajikan sebuah cerita yang berbobot. Alih-alih menghadirkan sebuah cerita perang, “kiamat kecil”, pemberontakan, kekerasan, dan kekejaman yang mungkin sudah ditawarkan oleh banyak game serupa, Yager Development menghadirkan sebuah cerita dengan twisted plot yang cukup mengundang decak kagum. Dukungan voice acts dari setiap karakter juga semakin memperkuat kesan yang satu ini. Jika dapat dianalogikan, Spec Ops: The Line ini tidak ubahnya sebuah film perang yang disutradarai oleh M. Night Shymalan yang terkenal lewat Sixth Sense atau The Happening. Anda tidak akan pernah tahu apa yang Anda temui di ujung cerita.

Kesimpulan

Spec Ops: The Line memang tidak menawarkan sisi gameplay yang istimewa, namun ia datang dengan beragam fitur yang membuatnya menarik untuk diikuti.
Sebagai sebuah game third person shooter, Spec Ops: The Line memang tidak menawarkan sesuatu yang berbeda di sisi gameplay. Anda masih akan berhadapan dengan misi utama untuk membunuh setiap musuh yang ada, bergerak dari satu chapter ke chapter lainnya, dan memastikan diri Anda tidak menjadi korban selama menjalani rutinitas ini. Kekuatan utama game ini justru ada pada cerita dan fitur pilihan yang menjadikannya sebagai sebuah game third person shooter yang tidak biasa, sebuah game action, yang untuk pertama kalinya, mampu menggelitik hati nurani kami. Ada berbagai pilihan yang tidak mudah untuk dipilih begitu saja, namun hal inilah yang kemudian menjadikan Spec Ops: The Line sebagai sebuah game yang unik. Tingkat kesulitan yang menantang juga secara konsisten akan membuat adrenalin Anda terpacu, berhati-hati, dan waspada.

Tetapi satu yang pasti, Spec Ops: The Line, walaupun hadir sebagai sebuah game unik, bukanlah game sempurna yang hadir tanpa celah. Kualitas secara visual yang tidak terlalu menonjol, kelemahan sistem cover yang justru lebih sering menimbulkan rasa frustrasi, AI teman yang terkadang tidak responsif, serta jarak checkpoint yang jauh menjadi beberapa poin yang pantas untuk diperhatikan. Walaupun kadang akan membuat Anda kesal, beberapa kekurangan ini masih menjadi sesuatu yang pantas untuk ditoleransi hingga akhir permainan. Gamer mana yang akan menolak sebuah game third person shooter yang datang dengan sebuah konsep baru yang segar? Kelebihan di sisi ini seolah cukup untuk membuat Anda tidak memerhatikan kekurangan yang lain.

Jika Anda termasuk gamer penggemar game third person shooter atau action, maka kami sangat menyarankan Anda untuk memainkan Spec Ops: The Line ini. Tidak untuk menikmati sisi gameplay dasarnya yang tidak istimewa, tetapi untuk merasakan sebuah konsep yang mungkin ditawarkan di industri game untuk pertama kalinya. Sistem seperti ini mungkin saja akan menjadi standar yang akan digunakan oleh game-game dengan genre serupa di masa depan.

Kelebihan

Game third person dengan plot yang twisted? Awesome!
  • Plot yang twisted
  • Setting Dubai dengan badai pasir yang epik
  • Pilihan-pilihan moral di dalam permainan
  • Tingkat kesulitan yang menantang
  • Voice acts
  • Multiple endings

Kekurangan

Visualisasi yang tidak terlalu istimewa
  • Sistem cover yang terkadang akan membuat Anda frustrasi
  • AI teman yang tidak responsif
  • Kualitas grafis
  • Jarak checkpoint yang jauh
  • Jumlah musuh yang terlalu banyak
Cocok untuk gamer: penggemar seri game perang, third person shooter, pencinta film-film dengan twisted plot
Tidak cocok untuk gamer: yang tidak memiliki hati nurani, moral, atau tidak tahan dengan visualisasi brutal yang eksplisit.

sumber : http://jagatplay.com/2012/07/xbox/review-spec-ops-the-line-menggelitik-hati-nurani/

[gameplay] Spec Ops The Line

Jika ingin melihat gameplay dari game ini, silahkan download video di bawah :

GAMEPLAY

 

Minggu, 02 September 2012

[gameplay] Prototype 2

Jika ingin melihat gameplay dari game ini, silahkan download video di bawah :

GAMEPLAY

 

[spec] Prototype 2


Prototype 2 System Requirements

Genre: Action
Publisher: Activision
Developer: Radical Entertainment

Minimum System Requirement
CPU: 2.3 GHz dual-core Intel or AMD processor
RAM: 1 GB system memory
Graphics: DirectX 9 compatible card with 512 MB RAM, Nvidia 200-series or Radeon 3000-series or better.
Operating system: Windows XP Service Pack 2
DirectX compatible sound card
12 GB of free hard disk space

Recommended System Requirements
CPU: 2.4 GHz Quad Core Intel or AMD processor
RAM: 2GB system memory
Graphics: DirectX 10 compatible 1 GB graphics card, Nvidia 400 series or AMD 5000 series or better.
Operating system: Windows 7
DirectX compatible sound card
12 GB of free hard disk space

[review] Prototype 2

By
April 26, 2012   ·   6 Comments
 

Membicarakan Prototype berarti membicarakan salah satu game open-world paling menyenangkan di industri game. Berbeda dengan game tipikal seperti GTA atau Mafia, Prototype menghadirkan karakter utama dengan kemampuan layaknya super-hero dan batas moral yang lebih cenderung ke arah tokoh antagonis. Akibatnya? Anda bisa melakukan apa saja yang Anda inginkan tanpa harus menghadapi konsekuensi yang buruk. Membunuh semua manusia di jalan, menghancurkan kota, bahkan menjadikan semua kendaraan di kota menjadi rongsokan besi tanpa guna juga bisa Anda lakukan dengan mudah. Sebuah sensasi serupa yang juga ditawarkan Radical Entertainment untuk seri keduanya.

Bagi Anda yang sudah menyimak preview kami sebelumnya, tentu sudah punya sedikit gambaran tentang apa yang ditawarkan oleh Prototype 2. Kesan pertama yang ia hadirkan memang pantas untuk diacungi jempol. Visualisasi yang lebih baik dan penuh detail menjadi nilai jual utama yang sulit untuk ditolak. Namun kekuatan utama Prototype 2 harus diakui justru ada pada cerita yang ia hadirkan. Sejak masa pengembangannya, banyak gamer yang mengantisipasi konsep karakter dan jalur plot baru yang justru memosisikan Alex Mercer dari seri pertama sebagai tokoh antagonis. Kehadiran James Heller sebagai karakter utama yang beraksi atas motif balas dendam membuat segala sesuatunya menjadi lebih menarik.

Di awal preview, kami juga sempat mempertanyakan kehadiran pertempuran epik Alex Mercer VS James Heller yang tidak memperlihatkan tanda-tanda kehidupan di jam-jam awal permainan dan justru terlihat datang dengan plot twisted. Lantas bagaimana sensasi setelah memainkan game ini secara keseluruhan? Kualitas seperti apa yang membuat kami menyimpulkannya sebagai seri yang lebih seru, lebih brutal, dan lebih sempurna?

Plot

Anda akan berperan sebagai karakter baru bernama James Heller
Apakah Anda masih ingat dengan semua manusia yang sudah Anda konsumsi dan bunuh sebagai Alex Mercer di seri Prototype pertama? Hampir jutaan nyawa manusia tidak berdosa melayang begitu saja akibat semua aksi “egois” yang dilakukan Mercer, termasuk tindakannya melepaskan virus Blacklight yang memulai semua malapetaka ini. Anda akan berperan sebagai James Heller, seorang tentara yang harus berhadapan dengan mimpi buruk tewasnya keluarga yang ia miliki akibat aksi Mercer. Kesedihan dan rasa frustrasi yang ia rasakan membawa Heller pada satu tujuan hidup yang baru, mencari dan membunuh Alex Mercer. Namun pertemuannya dengan sang target utama justru mengubah hidup Heller selamanya.

Aksi balas dendam Heller justru membawanya pada nasib yang lebih buruk, menjadi makhluk yang sama dengan Alex Mercer

Dengan kekuatannya yang baru, Heller harus mencari kebenaran di balik tragedi yang menimpa keluarganya. Siapa yang harus disalahkan, Mercer? Blackwatch? Gentek?
Di saat kritis hidupnya, kalah di bawah kekuatan super-besar Mercer, Heller justru harus berhadapan dengan kenyataan yang lebih buruk. Alih-alih membunuhnya, Mercer justru menyuntikkan Heller dengan “Mercer Virus” dan mengubahnya menjadi makhluk yang sama dengannya. Termakan kata-kata dari Mercer, Heller kemudian memindahkan fokus amarahnya untuk menghapus eksistensi Blackwatch dan Gentek yang bertanggung jawab atas kelahiran virus Blacklight. Namun semua misi yang ditempuh Heller justru menghasilkan fakta yang lebih mengejutkan. Seperti halnya Gentek dan Blackwatch, Mercer sendiri ternyata juga memiliki rencana jahat yang tidak kalah buruknya. Pada akhirnya, Heller terjebak di antara konflik kedua kepentingan yang sama-sama destruktif ini. Dengan kekuatan baru yang ia miliki, Heller terpanggil untuk memastikan kehancuran Mercer, Gentek, dan Blackwatch.
Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Blackwatch dan Gentek kali ini?
Mampukah Heller menyelamatkan dunia dari dua kepentingan yang sama buruknya ini?
Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Gentek dan Blackwatch? Mimpi buruk apa yang berusaha diwujudkan oleh Alex Mercer dan komplotannya? Mampukah Heller mengembalikan dunia dari “kiamat kecil” ini? Semua jawaban dari pertanyaan ini dapat Anda temukan dengan memainkan Prototype 2 yang epik ini!

Lebih Seru, Lebih Brutal, Lebih Sempurna

Memang tidak mungkin membicarakan sebuah game sekuel tanpa menyinggung game pertamanya. Walaupun mengusung esensi permainan yang benar-benar serupa, namun Prototype 2 mampu menghadirkan sensasi permainan yang lebih seru, lebih brutal, dan lebih sempurna dari semua aspek yang ada. James Heller tetap akan berusaha menyelamatkan dunia dalam konsep permainan open-world yang memungkinkan Anda untuk bergerak bebas, kemanapun Anda inginkan.

Anda bisa berjalan-jalan bebas di dalam tiga area besar kota: Green, Yellow, dan Red Zone yang mengindikasikan seberapa parah dampak perbuatan Alex Mercer pada kota tersebut. Sistem navigasinya sendiri juga terhitung mudah. Anda hanya tinggal menekan tombol lari untuk bergerak melewati hampir semua rintangan yang ada, bahkan untuk memanjat gedung secara vertikal sekalipun. Melompat dan melakukan glide akan menjadi sistem navigasi yang akan Anda andalkan selama menjalani game ini. Kemampuan yang akan langsung mengingatkan Anda pada kemampuan karakter Marvel seperti Spiderman atau Hulk.

Berlari super cepat, melompat tinggi, memanjat gedung dengan hanya berlari, hingga melakukan glide layaknya terbang akan menjadi kontrol utama Heller ketika menjelajahi sudut kota. Tenang saja, Anda tidak perlu takut pada ketinggian.
Heller juga akan datang dengan berbagai varian senjata, seperti Hammerfist yang tampil di screenshot ini. Menahan tombol serangan dan melepaskannya akan membuat Heller mengeksekusi serangan area penuh duri yang desktruktif.
Trendils berfungsi tak ubahnya sebuah jaring raksasa laba-laba yang akan menarik semua objek ke target. Ia juga akan menjadi senjata andalan untuk mengalahkan musuh dengan armor super kuat.
Lantas bagaimana dengan sistem pertempurannya sendiri? Layaknya seri Prototype pertama, Heller juga merupakan karakter yang over-powered yang hampir tidak mungkin dikalahkan dengan cara apapun. Sistem pertempurannya sendiri juga sama, Anda memiliki kesempatan untuk menggunakan dua senjata utama yang dapat dieksekusi dengan dua tombol yang sudah dikustomisasi.  Menekan tombol secara bersamaan akan menghasilkan kombo dengan serangan akhir yang destruktif, dan menahan dan melepaskannya akan menghasilkan serangan area dengan damage besar. Seiring berjalannya permainan, Heller akan mendapatkan senjata-senjata ini dari para musuh yang berhasil ia “makan”. Anda akan menemukan claw, hammerfist, blade, whiplash, dan yang terunik – Trendils. Untuk senjata yang terakhir ini, Anda akan jatuh cinta dengannya.

Senjata yang lain boleh terbilang sebagai “aksesoris” damage yang standar, namun Trendils merupakan serangan unik milik Heller yang menyenangkan untuk digunakan. Jika menyimpulkannya, senjata yang satu ini boleh terbilang tak ubahnya web-shot milik Venom yang akan membuat semua hal melekat satu sama lain. Dengan efek sinematik yang masif dan destruktif, trendils juga menjadi satu-satunya sarana untuk menghancurkan musuh-musuh dengan armor yang tidak mungkin ditembus dengan serangan fisikal senjata yang lain. Ada kepuasan tersendiri melihat jaring-jaring karet ini muncul menghancurkan begitu banyak hal dalam satu waktu. Anda akan menikmatinya.

Devastator akan menghancurkan semua musuh dalam area seketika
Heller juga memiliki kekuatan khusus - Pack Leader yang memungkinkannya mengendalikan para monster. Anda bisa menggunakan mereka untuk menimbulkan kekacauan atau mengalihkan perhatian. Mereka juga bisa berperan sebagai "unit pasukan" yang efektif
Berada dalam keadaan terdesak, James Heller juga memiliki dua kemampuan ekstra untuk menghasilkan serangan masif yang destruktif seketika. Dengan kemampuan trendilsnya yang epik, Anda bisa melancarkan Devastator yang akan menghancurkan setiap musuh yang ada dalam jarak tertentu sekaligus. Selain itu, Heller juga memiliki sebuah kekuatan unik bernama – Pack Leader yang memungkinkannya untuk mengendalikan para monster di bawah kendalinya dan memerintahkannya untuk melakukan tugas-tugas tertentu, termasuk menyebar kekacauan, pengalih perhatian, atau bahkan menghancurkan target tertentu. Anda juga memiliki kesempatan untuk memperkuat mereka.

Ada kalanya Anda harus menyamar menjadi salah satu anggota Gentek atau Blackwatch untuk menginfiltrasi markas dengan keamanan tinggi. Tidak perlu repot-repot mencuri baju, Anda hanya tinggal "memakan" mereka saja untuk mendapatkan wujudnya
Namun, seperti halnya seri Prototype pertama, misi Heller tidak hanya selalu berkisar tentang menghancurkan apaun yang berada di matanya. Ada kalanya ia harus menyamar sebagai anggota Blackwatch atau Gentek untuk menginfiltrasi serangan dari dalam dan mencari informasi. Untungnya, ini bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Anda hanya tinggal mencari sosok tentara Blackwatch dan Gentek di tepi jalan dan mengkonsumsi mereka untuk mendapatkan wujud tubuh dan memorinya. Sistem konsumsi ini juga dapat Anda terapkan untuk karakter-karakter AI lain untuk kepentingan yang lain, seperti menambah health atau menjadikan mereka sebagai bom berjalan. Oleh karena itu, menjadi sesuatu yang esensial untuk setidaknya memiliki satu tubuh pengganti dari anggota Blackwatch dan Gentek untuk bersiap-siap dengan misi yang mungkin akan Anda jalani. Selain itu, ia akan menjadi sarana terbaik untuk melarikan diri ketika situasi tidak bersahabat.

Jadikan Diri Anda Lebih Kuat!

Anda juga bisa menjadikan Heller lebih kuat. Ada tiga cara melakukannya: menyelesaikan side mission, mengumpulkan exp untuk mencapai level tertentu, dan mengkonsumsi musuh dengan ikon di atas kepala mereka.
Apalah arti sebuah game open-world yang tidak menghadirkan side-mission? Tentu akan menjadi sebuah game hampa yang tidak menarik untuk dimainkan sama sekali. Untungnya, Prototype 2 menyediakan segudang side-mission, walaupun terhitung repetitif dan dangkal. Dari ketiga area dalam map, ada beberapa side mission yang bisa Anda tempuh: mengumpulkan Blackbox, mencari orang-orang berkepentingan di Blacknet, menghancurkan dan meratakan semua Infected di dalam Lairs, dan membunuh anggota Blackwatch dan Gentek yang sedang bereksperimen di sudut kota. Untungnya, peta yang ada akan membantu Anda menemukan setiap lokasi darinya, sehingga Anda tidak akan kerepotan. Apa keuntungan untuk melakuan semua side mission ini? Anda memilik kesempatan untuk memperkuat Heller di berbagai aspek kekuatan yang ia miliki, dari kemampuannya sebagai predator hingga daya geraknya sendiri.

Side Mission akan memberikan Heller kesempatan untuk melakukan upgrade kekuatan secara spesifik

Kekuatan mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu? Semua pilihan kembali kepada Anda.
Secara terpisah, Prototype 2 juga menghadirkan sistem experience dan level untuk James Heller. Semakin banyak ancaman yang berhasil Anda hancurkan dan misi yang berhasil Anda selesaikan, maka semakin tinggi pula probabilitas James Heller akan mendapatkan upgrade-upgrade esensial seiring dengan meningkatnya level. Bagaimana dengan senjata Anda sendiri? Anda hanya perlu berkeliling kota dan mengkonsumsi musuh-musuh dengan lambang muscle di atas kepala mereka untuk mendapatkan upgrade senjata secara random. Bukan sesuatu yang sulit untuk ditemukan jika Anda termasuk gamer yang senang mengeksplorasi setiap sudut kota. Dengan menggunakan upgrade dari side mission, buruan dengan lambang di atasnya, serta tingkat level, perjalanan Anda sebagai James Heller akan lebih mudah di masa depan.

Anda Akan Jatuh Cinta dengan Karakter James Heller

Anda akan jatuh cinta dengan sosok James Heller ini. Ia menampilkan karakter badass yang keren lewat tingkah laku dan joke-jokenya yang terkesan maskulin
Ia bahkan tak perlu mengeluarkan banyak keringat untuk menghancurkan sebuah tank
Prototype 2 mungkin menghadirkan plot dan mekanisme gameplay yang lebih baik dibandingkan seri pendahulunya, namun harus diakui pula bahwa kekuatan utamanya ada pada keberhasilan melakukan transisi karakter yang jempolan. Anda sudah merasa dekat dengan sosok Alex Mercer sekalipun akan kagum pada karakter yang dihadirkan untuk James Heller ini. Dengan kekuatan barunya, Heller tampil dengan karakter yang lebih hidup dan badass dibandingkan Alex Mercer sendiri. Intonasi voice acts, tingkah lakunya, sudut pandangnya ketika melakukan segala sesuatu, dan joke-joke nya yang maskulin membuatnya tampil lebih hidup, tidak hanya sekedar kejam dan brutal seperti Mercer di masa lalu. Heller tampil sebagai sosok yang lebih manusiawi, namun di sisi yang lain, tidak kalah menyeramkannya. Anda akan jatuh cinta dengan sosok yang satu ini, terlepas betapa Anda mendukung Mercer di masa lalu.

And The Winner of The Last Epic Battle is…….

And the winner is...
Seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya oleh Radical, Prototype 2 akan berfokus pada pertempuran epik antara James Heller melawan “penciptanya” – Alex Mercer dan menghentikan semua rencana jahat yang berusaha dibangun olehnya. Sudah bukan rahasia lagi, sebagian besar gamer akan sudah menebak bagaimana akhir dari semua plot yang satu ini. Pertempuran besar tidak lagi terelakkan, pertarungan antara kedua kekuatan terbesar di muka bumi. Siapa yang akan memenangkannya? Bagaimana semua ini akan berakhir? Ini akan menjadi alasan ekstra mengapa Anda harus memainkan game ini.

Kesimpulan

Lebih seru, lebih brutal, lebih sempurna. Perfect!
Sebagai sebuah seri sekuel, Protoype 2 harus diakui berhasil melakukan tugasnya dengan sangat baik. Dibandingkan seri pertamanya, ia tampil sebagai sebuah seri yang lebih sempurna dari semua aspek yang ada, baik dari segi visualisasi, gameplay, plot, bahkan hingga desain karakternya sendiri. Di sisi lain, ia tetap menghadirkan sensasi dan identitas Prototype yang sama, sehingga ia akan mampu memuaskan para fans yang sudah mengenal atau baru saja ingin mengenal franchise ini untuk pertama kalinya. Anda akan dengan mudah menikmati setiap dari perjalanan Heller, setiap misi, dan terpesona dengan kemampuan destruktif yang mampu ia hasilkan. Radical Entertainment telah  berhasil melakukan sebuah proses transisi yang sangat baik.

Lantas bagaimana dengan sisi kelemahannya sendiri? Selain side-mission yang terkesan dangkal dan repetitif, tidak ada kekurangan lain yang bisa digali dari seri yang satu ini. Hampir semuanya berjalan dengan baik sebagai sebuah seri Protoype, sehingga kami sendiri tidak memiliki banyak keluhan darinya. Satu kata yang pasti, kami benar-benar menikmatinya, dan kami yakin, Anda juga akan merasakan hal yang sama. Sebuah game yang harus Anda mainkan.

Kelebihan

Desain kota, gerakan, dan karakter dari Hellernya sendiri akan membuat Anda betah memainkan game yang satu ini
  • Visualisasi yang lebih baik
  • Karakter James Heller yang lebih hidup
  • Serangan yang sinematik dan destruktif
  • Plot yang epik
  • Gameplay yang lebih menarik

Kekurangan

Sayangnya, side mission yang ada terkesan repititif, dangkal, dan kurang menantang untuk karakter dengan kekuatan super besar.
  • Side mission yang terkesan repetitif
Cocok untuk gamer: yang mencintai seri Prototype atau open-world yang menyenangkan.
Tidak cocok untuk gamer: yang benci dengan karakter dengan kesan over-powered yang kuat.



sumber : http://jagatplay.com/2012/04/xbox/review-prototype-2-lebih-seru-lebih-brutal-lebih-sempurna/

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys