Rabu, 29 Agustus 2012

[spec] Binary Domain

 
Binary Domain is a third-person squad shooter game developed by Devil’s Details and published by SEGA.The minimum and recommended PC requiremnts needed for the game are below:

Minimum System Requirements:
Operating System : Microsoft Windows 7/Vista/XP
Processor: Intel Core 2 Duo @ 2.66 GHz or AMD equivalent
Memory: 2GB RAM (XP)/3GB RAM (Windows 7 / Vista)
Graphics Card: NVIDIA GeForce GT220 (512MB) / ATI Radeon HD 2600 XT (512MB)
HDD: 8GB

Recommended System Requirements:
Operating System: Windows 7
CPU: Intel Core i5 @ 2.66 GHz or AMD equivalent
Memory: 3GB RAM
Graphics Card: NVIDIA GeForce GTX 460 (1GB) / ATI Radeon HD 5750 (1GB)
Hard Drive: 8 GB free hard drive space

[gameplay] Binary Domain

Jika ingin melihat gameplay dari game ini, silahkan download video di bawah :

GAMEPLAY


[review] Binary Domain

By
February 29, 2012   ·   2 Comments
 

Melahirkan sebuah seri baru dari genre yang sudah dikenal luas memang bukan pekerjaan mudah. Berkompetisi dengan serangkaian franchise besar yang sudah mendominasi sejak awal membutuhkan strategi tersendiri, tidak terkecuali di dunia third person shooter. Menjadi sebuah kebutuhan untuk menghadirkan sebuah pengalaman yang jauh berbeda dibandingkan seri-seri lain yang sudah lama malang melintang. Jika mereka tidak mampu melakukan hal tersebut, maka mereka harus memunculkan sebuah kualitas yang jauh melampaui seri yang sudah ada. Dua hal yang sulit dilakukan ini ternyata berhasil oleh seri third person shooter terbaru dari SEGA – Binary Domain.

Anda yang sudah membaca preview kami sebelumnya, tentu memiliki sedikit gambaran tentang apa yang ditawarkan oleh Binary Domain. Game yang lahir dari tangan dingin developer yang berada di balik Yakuza ini memang menawarkan banyak hal yang berbeda, tidak hanya sekedar visualisasi, gameplay, tetapi berbagai elemen kecil lain yang secara mengejutkan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi keseluruhan pengalaman yang ada. Kesan pertama  yang ditawarkan Binary Domain memang mengejutkan, seolah melawan semua strereotype bahwa sebuah seri game baru seringkali menjadi sebuah game peniru tanpa kualitas. Binary Domain menabrak semua kelemahan itu.

Lantas apa yang membuat Binary Domain begitu berbeda? Kualitas seperti apa yang membuat judul di atas “Sebuah game Third Person Shooter yang Wajib Anda Mainkan!” menjadi pantas untuk diluncurkan dari mulut kami? You will be suprised by this game!

Plot

Bumi yang terendam membuat pemerintahan dunia memutuskan untuk mengandalkan robot untuk membangun dunia kembali
Try for the best, but prepare for the worst! Ini mungkin ungkapan yang tepat untuk memandang masa depan umat manusia. Dari semua cerita fiksi yang muncul di film dan game, hampir semuanya memprediksikan bagaimana manusia akan menghadapi masa-masa sulit di masa depan dimana perang berkecamuk, alam yang hancur, atau invasi makhluk asing yang membuat manusia berada di ujung kepunahan. Binary Domain juga mengambil basis plot yang tidak jauh berbeda, namun dengan skala yang lebih kompleks. Tetapi untungnya, ia tidak jauh pada hal klise tentang kiamat akibat robot yang sadar diri.

Pada tahun 2040, pemanasan global membuat level air laut meningkat secara drastis, menenggelamkan hampir seluruh daratan di Indonesia. Namun manusia tidak lantas menyerah begitu saja dan menerima ini sebagai akhir dunia. Pemerintahan dan negara masih tetap berjalan dan dunia masih terus berputar. Negara-negara di dunia mulai membangun kembali struktur dengan gaya vertikal, di atas genangan air. Hampir tidak mungkin untuk melakukan pekerjaan ini dengan hanya mengandalkan kekuatan manusia sehingga penelitian terhadap teknologi robot pun dimulai secara intensif. Manusia berhasil bangkit dan membangun dunia kembali berkat bantuan para mekanik humanoid ini. 40 tahun setelahnya, dunia memiliki dua perusahaan robot terbesar di dunia: Bergen dan Amada yang saling bersaing ketat.

Hollow Child - ketika manusia mulai bermain Tuhan dengan menggunakan teknologi
"Rust Crew" yang legendaris
Dengan jumlah robot yang semakin menjamur di seluruh dunia, negara-negara dunia harus mulai mengatur apa yang boleh dan tidak untuk diterapkan pada teknologi ini. Sebuah pakta ditandatangani untuk memastikan bahwa tidak ada teknologi yang menyalahi etika dan melewati wewenang Tuhan. Namun nyatanya, di suatu hari di tahun 2080, sebuah kejadian yang ditakutkan akhirnya tiba di pintu gerbang Bergen. Sebuah robot yang menyerupai manusia dengan kesadaran sendiri dengan identitas semu sebagai manusia tiba-tiba menyerang dan menyalahkan Bergen atas insiden ini. Dunia pun bereaksi keras dan menaruh kecurigaan kepada perusahaan Amada di Jepang yang selama ini memang menganggap Bergen sebagai pencuri ide teknologi mereka. Dunia pun mengarahkan pasukan untuk menginvasi Jepang dan mencari otak di belakang pelanggaran pakta bersama ini.

Anda akan berperan sebagai Dan!
Sebuah tim bernama “Rust Crew” yang memang dibentuk untuk mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pakta ini diluncurkan untuk memimpin penyelidikan ini. Anda akan berperan sebagai Dan, seorang mantan tentara Amerika yang ditugaskan bersama dengan tim dari negara lain untuk menyelediki keterlibatan Amada di balik kemunculan teknologi robot yang dikenal dengan sebutan “Hollow Child” ini. Siapakah pihak yang bertanggung jawab atas teknologi ini? Apa tujuan utama pihak ini melahirkan Hollow Child? Kejutan seperti apa yang menunggu Dan? Jawaban dari misteri ini harus Anda temukan dengan memainkan Binary Domain.

Shoot All The Robots!

Invasi dunia ke Jepang sudah dapat diprediksikan tidak akan menjadi sebuah perjalanan piknik yang damai dan indah. Hubungan dekat antara Amada dan birokrasi pemerintah Jepang membuatnya sangat dilindungi. Rencana awal untuk menjadikan misi ini sebagai sebuah operasi covert tentu menjadi opsi yang tidak mungkin untuk dilakukan oleh Dan dan timnya. Perang terbuka melawan kekuatan militer Jepang yang diwakili oleh para robot-robot dari beragam ukuran dan fungsi ini pun dimulai. Tujuan utamanya? Memastikan mereka semua berakhir di rongsokan.

Anda bisa menghancurkan robot-robot ini per bagian untuk keuntungan tertentu
What the..
Beberapa robot membutuhkan strategi tertentu untuk dapat dikalahkan
Salah satu hal yang menjadi nilai plus dari Binary Domain adalah bagaimana mereka mampu menghadirkan pertarungan robot yang sebenarnya. Ia mampu menampilkan kesan yang kuat akan kekuatan destruktif peluru yang meluncur dari moncong senjata Anda. Berbeda dengan game third person shooter lain yang melawan musuh-musuh organik. Binary Domain memastikan Anda mengerti bahwa apa yang Anda lawan adalah “monster” humanoid mekanikal. Setiap serangan yang Anda lancarkan akan memberikan efek kehancuran yang spesifik pada bagian tubuh robot yang Anda lawan dengan efeknya masing-masing. Menghancurkan tangan berarti melucuti senjata mereka, menghancurkan kaki akan membuat mereka tidak lagi mobile, dan menghancurkan kepala akan membuat para robot ini kehilangan orientasi teman dan musuh. Sound effect dan serpihan-serpihan metal yang dihasilkan juga membuat pertempuran ini terasa semakin “manis”.

Jepang tentu tidak hanya memiliki robot-robot kecil untuk menyambut invasi Anda. Mereka juga memilki segudang robot dalam ukuran masif yang telah dipersiapkan Amada untuk memberikan sedikit tantangan pada perjalanan Anda. Pertarungan melawan semua mesin pembunuh ini akan berjalan alot dan epik. Anda butuh dari sekedar kekuatan senjata untuk memastikan semua robot ini tidak lagi berfungsi, tetapi juga sedikit analisis dan kesabaran. Desain semua robot ini juga harus diakui luar biasa. Di salah satu level yang ada, Anda akan merasa seperti seolah berada di salah satu scene Transformer, hanya saja Anda kini berada di pihak manusianya. Anda butuh untuk melepaskan selubung metal di bagian luar para robot ini sebelum dapat memberikan damage yang dibutuhkan.

Mengenalkan Konsep “Interaksi”

Apa yang membuat Binary Domain berbeda dengan game third person shooter yang lain? Selain tema, plot, dan musuh yang harus Anda hadapi, Binary Domain juga memuat sebuah fitur unik yang menjadi pertama di kelasnya. Sebuah fitur yang diadaptasikan dari pengalaman game online dan kemudian diubah menjadi sebuah bagian terintegrasi dari pengalaman offline yang ia hadirkan. Sebuah fitur yang akan membuat Anda merasa sedang melakukan “Role-Playing” dan menjadi bagian dan pemimpin Rust Crew. Sebuah fitur yang akan membuat Anda merasa butuh untuk melindungi teman-teman tim yang Anda cintai. Binary Domain menghadirkan dua hal baru: Relationship dan Interactions.

Memberikan perintah pada anggota tim yang dikendalikan AI memang bukan konsep baru
Berinteraksi? Now we are talking!
Game Third Person Shooter yang memungkinkan Anda untuk memberikan instruksi kepada anggota tim lain yang dikendalikan AI memang bukan sebuah konsep baru. Walaupun Binary Domain menghadirkan konsep yang sama, namun ia menyuntikkan elemen yang terhitung “radikal” untuk sebuah game third person shooter. Anda akan diberikan kesempatan untuk melakukan interaksi dengan anggota tim yang lain di sepanjang permainan. Pada beberapa waktu, anggota tim Anda akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan dan saran-saran pertempuran yang membutuhkan respon Anda. Jika Anda berhasil memberikan respon yang mereka inginkan, maka status relationship Anda akan meningkat.

Apa yang Anda dapatkan dari status relationship yang semakin meningkat? Semakin tinggi tingkat kepercayaan anggota tim pada kepemimpinan Dan, karakter yang Anda gunakan, maka semakin mudah pula Anda dapat memberikan perintah kepada mereka. Tidak hanya itu saja, kepercayaan ini juga akan berbanding lurus terhadap seberapa efektif anggota tim Anda beraksi di medan pertempuran. Semakin tinggi nilai relationship mereka, maka mereka akan lebih sering melemparkan serangan-serangan spesial, seperti serangan RPG atau EMP Grenade.

Memberikan respon tidak menjadi satu-satunya alternatif untuk berinteraksi dengan teman sejawat Anda di Binary Domain. Semua aksi yang Anda tunjukkan di pertempuran juga akan berpengaruh terhadap tingkat relationship yang ditunjukkan. Jika Anda berhasil tampil memukau dengan membunuh sebagian besar musuh di lapangan atau menghabiskan peluru secara efektif pada satu musuh, maka Anda akan mendapatkan respon positif dari rekan Anda. Namun sebaliknya, jika Anda bertindak sembrono, menyalahi strategi yang sudah direncanakan bersama, dan tidak sengaja melakukan friendly fire, maka tingkat relationship akan ikut menurun.

Pilih anggota tim yang menurut Anda "cocok"
Semua aksi yang Anda lakukan sepanjang pertempuran juga akan mempengaruhi cara anggota tim memandang Anda
Dengan kurang lebih enam karakter yang dapat digunakan sepanjang permainan, Anda akan seringkali diminta untuk memilih dua anggota tim untuk menyelesaikan sebuah misi. Dengan karakteristik dan spesialisasi senjata yang berbeda satu sama lain, Anda tentu harus memastikan bahwa tim Anda akan bekerja efektif dan mampu mendukung satu sama lain. Walaupun demikian, Anda juga harus mempertimbangkan hal lain. Pertama, Anda tentu akan meningkatkan probabilitas untuk berinteraksi dan mengembangkan hubungan baik dengan anggota tim yang Anda bawa. Kedua, Anda bisa memicu event-event yang berbeda tergantung pada rekan yang Anda bawa. Oleh karena itu, pilihlah dengan bijak.

Tidak hanya memilih dengan opsi dari joystick, Anda juga dapat memanfaatkan mikrofon dari konsol untuk memberikan perintah suara secara langsung. Sega juga menyuntikkan cukup banyak kata-kata yang dapat dikenali oleh AI di Binary Domain ini.

Shop, Upgrade, dan Skill

Hadir sebagai sebuah game third person shooter tidak lantas membuat Binary Domain terperangkap dalam batas-batas sistem yang umum. Game ini menyertakan kesempatan bagi semua karakter Anda untuk tumbuh dan berkembang lebih kuat. Hal ini diimplementasikan lewat sistem shop dan skill yang ada. Poin yang Anda dapatkan dari setiap robot yang Anda hancurkan akan menjadi investasi yang memungkinkan fitur ini dapat diakses. Anda butuh senjata yang lebih berat dan pertahanan diri yang lebih baik untuk dapat menyelesaikan game ini.

Akses shop untuk memperkuat senjata atau menambahkan skill bagi karakter-karakter yang ada
Gunakan skill yang tepat untuk memperkuat karakter
Dari shop yang tersebar di sepanjang permainan, Anda dapat menggunakan poin Anda untuk melakukan dua hal: berbelanja dan melakukan upgrade pada senjata utama yang digunakan oleh setiap karakter. Seperti pada konsep upgrade game lain, Anda dapat membuat senjata Anda memiliki tenaga yang lebih kuat, jarak tembak yang lebih jauh, atau akurasi yang lebih tepat. Sedangkan konsep berbelanja di Binary Domain memungkinkan Anda untuk membeli item praktis seperti peluru atau health pack serta skill. Skill dapat digunakan untuk memberikan efek tertentu pada karakter Anda, seperti health yang lebih banyak atau kemampuan evade yang lebih baik. Berapa banyak skill yang dapat Anda gunakan sangat tergantung pada slot yang tersedia.

Voice Acts yang Mengagumkan

Au revoir mon ami!
Dari semua elemen-elemen kecil yang ada di Binary Domain, kami harus mengacungkan dua jempol terbesar pada voice acts yang ditawarkan oleh game ini. Kemampuan sang developer untuk meramu interaksi yang ada membuat Binary Domain tampil tak ubahnya sebuah film Hollywood yang berkualitas. Emosi dapat dimunculkan tepat, dengan percakapan dan intonasi yang membuat permainan semakin hidup. Salah satu kekuatan utamanya adalah keberhasilan untuk menghadirkan aksen-aksen yang tepat sesuai dengan origin karakter. Mereka yang dari Jepang menggunakan bahasa Jepang, tentara yang berasal dari Inggris menggunakan aksen British yang kental, termasuk karakter yang berasal dari Perancis dan Amerika. Walaupun terlihat kecil, namun aspek yang satu ini mampu memberikan kontribusi yang sangat besar pada keseluruhan pengalaman yang ada.

Kesimpulan

Sebuah kualitas third person shooter yang sudah lama tidak terlihat di industri game
Jadi apa yang bisa disimpulkan dari Binary Domain? Satu yang pasti, ia datang dengan kualitas yang mengejutkan serta mematahkan stigma bahwa sebagian besar game terbaru sekarang hanya menjadi game peniru. Plot, konsep, desain karakter, desain musuh, dan mekanisme gameplay dasarnya akan menjadi jendela bagi Anda untuk memunculkan sedikit rasa cinta ketika memainkan game ini pertama kali. Namun seiring dengan progress permainan, ketika elemen interaksi dan sistem upgrade mulai menjadi esensial, dimana plot juga tumbuh dan menuntut rasa keterlibatan Anda dalam suasana “role-playing” yang kental, maka Anda akan langsung memahami mengapa Binary Domain pantas menjadi game third person shooter yang direkomendasikan. Kualitas yang dibawa SEGA di Binary Domain adalah sebuah hal yang langka, dan sulit untuk ditemukan untuk seri game baru yang lahir saat ini. Voice Acts yang ditawarkan juga memperkuat hal tersebut.

Bagaimana dengan kelemahan game ini? Walaupun mendatangkan sistem interaksi yang unik, namun pada nyatanya, Anda akan jarang sekali menggunakannya. Dengan peluru yang begitu melimpah dan kemampuan untuk mengupgrade senjata, Anda boleh terbilang cukup mampu untuk mengatasi setiap tantangan yang ada tanpa perlu melibatkan dua anggota tim Anda yang lain. Akibatnya? Anda tidak akan merasa butuh untuk meminta AI yang ada untuk melakukan aksi tertentu. Kesalahan kedua adalah kurang responsifnya AI yang ada ketika Anda meminta bantuan untuk melakukan revive. Mereka terkadang tidak bereaksi sama sekali walaupun Anda berada di dalam masa kritis, terlepas dari tingkat relationship Anda yang sudah begitu tinggi. Kedua kelemahan ini memang membuat Binary Domain kehilangan sedikit “cengkraman”, namun tidak lantas membuatnya tidak menarik sama sekali.

Jika Anda merupakan pemilik XBOX 360 dan Playstation 3, kami sangat merekomendasikan game ini untuk Anda mainkan, apalagi jika Anda merupakan penggemar game third person shooter.

Kelebihan

Freaking epic!
  • Plot yang diusung
  • Sistem Interaksi dan Relationship
  • Fungsi untuk melakukan voice command ke AI
  • Voice Acts
  • Kemampuan menghadirkan pertempuran yang epik
  • Multiple scenario

Kekurangan

Help me!! Help me!!
  • Peran AI yang terkadang tidak terlalu signifikan untuk membantu jalannya pertempuran
  • AI yang tidak responsif ketika karakter utama berada di saat kritis
Cocok untuk Gamer: Pencinta game third person shooter, penggemar film seri Battlestar Galactica
Tidak cocok untuk Gamer: yang merasa bahwa dirinya adalah seorang cyborg dan pencinta hak robot.

sumber : http://jagatplay.com/2012/02/xbox/review-binary-domain-third-person-shooter-yang-wajib-anda-mainkan/

Selasa, 07 Agustus 2012

[gameplay] Resident Evil Operation Racoon City

jika ingin melihat gameplay game ini, silahkan download video di bawah :

GAMEPLAY 

[review] Resident Evil - Operation Racoon City

By



Membicarakan Resident Evil berarti membicarakan salah satu franchise game survival-horror terbesar di jagat industri game. Setelah sempat memukau dunia lewat rilis perdananya di konsol Playstation, Resident Evil berhasil menarik perhatian lewat sebuah genre dan mekanisme gameplay yang begitu unik di kala itu. Ia mampu membalut sebuah game action dalam tema horror yang “menggigit”, dimana sang karakter utama hanya dibekali sumber daya yang terbatas untuk melawan balik semua ancaman yang ada. Namun sayangnya, perlahan namun pasti, franchise yang satu ini harus diakui mengalami degradasi “identitas” yang semakin akut. Masa depan seolah sudah siap untuk menyambut kepunahan survival-horror dengan nama Resident Evil di dalamnya.

Semenjak Capcom merilis Resident Evil 4 dengan nuansa gameplay action yang kental, arah keseluruhan franchise ini memang berubah 180 derajat. Tidak ada lagi kata horror di dalamnya, hanya peluru berdesingan dan zombie yang hancur berantakan. Keputusan Capcom untuk memperkenalkan  Resident Evil: Operation Raccoon City (RE: ORC) yang baru saja dirilis minggu ini sebagai sebuah seri spin-off semakin memperkuat kesan yang satu ini. Lupakan tentang puzzle, lupakan tentang bagaimana Anda harus bertindak cerdik ketika bertemu dengan para zombie, dan lupakan tentang kecemasan yang seringkali terbangun ketika memainkan franchise ini. Mengapa? Karena seri terbaru ini telah menjelma menjadi semacam monumen penegasan akan perubahan arah Resident Evil.

Capcom menggandeng Slant Six Games, developer Barat yang terkenal lewat seri third person shooter – SOCOM untuk mengembangkan game ini. Ketika teaser dan trailer pertama game ini diperkenalkan kepada publik, RE: ORC memang memperlihatkan sisi gameplay yang jauh berbeda dibandingkan seri RE selama ini. Ia kini hadir sebagai sebuah game team-based action dimana player dapat bekerja sama dengan player lain atau AI untuk menyelesaikan misi tertentu. Ini memang bukan kali pertamanya Capcom mengusung gameplay seperti ini. Sebelumnya mereka juga sempat merilis RE: Outbreak yang serupa, namun tidak terlalu sukses di pasaran. Lewat Operation Raccoon City, Capcom memutuskannya untuk membawanya setingkat lebih jauh.

Lantas, pengalaman seperti apa yang ditawarkan oleh RE: ORC ini? Apakah keputusan untuk memunculkan sebuah game action dengan meminjam nama besar franchise ini akan berujung pada sesuatu yang baik atau justru menjadi malapetaka?

Plot

Setelah selama ini Anda berperan sebagai pihak yang berusaha menghentikan kegilaan Umbrella dan ujung kiamat yang hampir terjadi karena ulah korporat raksasa ini, RE: ORC menawarkan plot dan cerita dari sisi yang lain. Anda akan berperan sebagai USS Delta Team aka Wolfpack, sebuah unit pasukan khusus besutan Umbrella yang memang dibentuk untuk membereskan masalah “outbreak” di Raccoon City. Tim yang beranggotakan Lupo, Vector, Beltway, Spectre, Bertha, dan Four-Eyes ini ditugaskan untuk sebuah tugas yang begitu krusial – menghancurkan setiap barang bukti yang mungkin menghubungkan Umbrella dengan bencana yang satu ini, menyelamatkan beragam aset penting, dan membunuh siapapun saksi mata yang selamat dari Raccoon City. Pertempuran besar di dalam kekacauan pun dimulai. Tidak hanya zombie dan monster-monster dari proyek Umbrella, Anda juga harus berhadapan dengan pasukan bersenjata dari Special Forces, bahkan beberapa karakter yang pernah Anda gunakan di masa lalu.

Anda akan berperan sebagai USS Delta Team aka Wolfpack - pasukan khusus yang dibentuk Umbrella untuk "membereskan" kekacauan di Raccoon City
Apa hubungan antara Wolfpack dengan "teman baik" kita yang satu ini? RE: ORC menyediakan alternatif sudut pandang untuk melengkapi kekosongan plot di keseluruhan franchise Resident Evil
Umbrella ternyata sudah mengembangkan parasit pengendali pikiran (aka Las Plagas) di RE 4 dan 5 sejak event di RE 2 dan 3?
RE: ORC memang didesain sebagai “pelengkap” bagi kekosongan cerita yang terbangun di kelima seri Resident Evil selama ini. Sudut pandang yang berbeda dari sisi Umbrella tampil sebagai pengisi kekosongan dan sekaligus menjadi penjelasan akan banyak hal yang selama ini menjadi tanda tanya di keseluruhan franchise RE, termasuk yang melibatkan beberapa seri dan karakter ikonik yang sudah pasti kita kenal. Walaupun setting yang diusung memang sebagian besar datang dari Resident Evil 2 dan 3, namun RE: ORC juga menawarkan “dapur Umbrella” yang selama ini tersembunyi dan menjadi awal dari plot Resident Evil 4 dan 5. Untuk urusan yang satu ini, Slant Six Games dan Capcom pantas untuk diacungi dua jempol.

Selamat Datang Team-Based Action, Selamat Tinggal Survival-Horror!

Tidak ada lagi horror sama sekali, RE: ORC adalah sebuah game action murni!
Jika Anda termasuk gamer yang mengeluhkan sisi action yang begitu kental di Resident Evil 4 dan 5, maka sudah dapat dipastikan bahwa Anda akan membenci game yang satu ini. Mengapa?  Karena sebagai sebuah seri spin-off, RE: ORC benar-benar datang sebagai sebuah game action shooter tanpa elemen survival-horror sama sekali. Anda hanya datang, menembak dengan stok senjata yang begitu banyak, menyelesaikan misi, dan terus berulang, tanpa puzzle atau item yang memaksa Anda harus memutar otak. Semua ini akan diselesaikan dalam sebuah tim.

Konsep tim dengan peran dan keunikan masing-masing memang bukan lagi hal yang baru di industri game. Game seperti Borderlands dan Battlefield terbukti mampu menerapkan sistem ini dengan begitu baik di mode multiplayer mereka. Capcom juga datang dengan konsep yang sama untuk RE: ORC ini yang tentu didesain untuk tampil lebih maksimal untuk mode multiplayer onlinenya. Namun, jika Anda termasuk sebagian besar gamer Indonesia yang “terpaksa” harus menggunakan game bajakan, RE: ORC tetap datang dengan mode offline yang menarik tanpa mengurangi keseluruhan sistem gameplay yang ada. Anda akan tetap mengarungi kota “terkutuk” ini dalam tim.

Ada beragam karakter dengan spesialisasi masing-masing yang dapat Anda gunakan
Ketiga karakter lain yang tidak Anda pilih akan digerakkan oleh AI di Offline Mode
Anda bisa memilih empat dari enam anggota USS Delta Team untuk bertempur di Raccoon City melawan semua ancaman yang ada. Tentu saja Anda hanya bisa menggunakan satu di antaranya, sementara ketiga anggota tim yang lain akan dikendalikan oleh AI. Lupo, Vector, Beltway, Spectre, Bertha, dan Four-Eyes datang dengan spesifikasi dan keunikan masing-masing, tidak hanya desain tetap juga peran di dalam pertempuran itu sendiri. Masing-masing akan membawa spesialisasi senjata dan skill yang berbeda, seperti Lugo – sang spesialisasi Assault, Beltway yang alot, Bertha sang medic, dan Spectre sang ahli stealth. Walaupun gameplay yang diusung terhitung sederhana, seperti game shooter lainnya, namun karakter yang Anda pilih sedikit banyak akan berpengaruh pada gaya bermain Anda secara keseluruhan.

Diserang dari zombie dalam jarak dekat seperti ini? Tim Anda tidak akan merepotkan diri untuk segera datang dan membantu

Ketika Anda dengan cerdas menghindari perangkap api yang terlihat jelas, AI justru memerintahkan ketiga anggota tim Anda untuk "bermain-main" dengannya
Bagi Anda yang bermain online, berinteraksi dengan player yang lain yang mampu memahami Anda tentu akan mempermudah jalannya misi yang Anda jalankan. Namun untuk Anda yang bermain offline, Capcom tampaknya tidak memberikan Anda AI yang cukup pintar untuk melaksanakan apa yang Anda kehendaki. Boleh dibilang, Anda justru akan merasa frustrasi karena tingkah laku ketiga karakter yang lain ini. AI yang dihadirkan boleh terbilang tidak adaptif terhadap situasi yang ada dan justru malah terkesan memperparah keadaan. Anda akan seringkali menemukan mereka menembak tanpa arah, tidak memberikan kontribusi yang signifikan pada pertempuran, mati tanpa alasan yang jelas, dan menerima damage untuk sesuatu yang tidak signifikan. Parahnya lagi? Anda tidak diberikan opsi untuk memberikan perintah dan mengendalikan mereka untuk melakukan hal-hal tertentu yang Anda inginkan. Hasilnya? Mereka hanya bisa menjadi decoy untuk serangan yang ada.

Raih Experience dan Perkuat Karakter Anda

Lupo misalnya, dapat memberikan efek api dari setiap peluru yang meluncur dari moncong senjatanya

Selain progress di dalam cerita, misi yang Anda selesaikan akan memberikan ekstra experience points untuk karakter yang Anda gunakan. Seperti sebagian besar game action saat ini, points ini dapat Anda gunakan untuk memperkuat dua aspek pada karakter Anda, senjata dan skill points. Anda yang sudah malang melintang di industri game tentu sudah memahami mekanisme skill tentu akan sama di setiap game, dengan memberikan ekstra keuntungan pada karakter Anda baik secara aktif maupun pasif. Sementara untuk mekanisme senjata, Anda dapat membuka senjata baru yang lebih kuat tanpa opsi untuk mengupgrade setiap dari mereka.

Hati-Hati, Anda juga Rentan Menjadi Zombie!

Dari awal kemunculannya, Capcom memang sudah mendesain zombie yang terdapat di Resident Evil bukanlah sekedar makhluk yang hanya bergerak tanpa tujuan dan mencari makanan. Ia justru berperan tak ubahnya sebagai sebuah senjata biologis yang mampu menciptakan epidemi yang fatal lewat kemampuannya untuk mentransfer virus lewat gigitan dan air liur. Manusia sehat yang tergigit oleh zombie-zombie ini hampir dapat dipastikan berubah menjadi salah satu dari mereka, kecuali jika mereka memiliki penawar khusus. Mekanisme di Resident Evil: ORC juga mendukung dan mengusung konsep yang satu ini. Mereka menghadirkan dua status effect yang akan menyulitkan Anda di permainan: Bleeding dan Infection.

Infected - jika Anda tidak segera mencari penawarnya, maka Anda akan berakhir sebagai salah satu dari zombie yang ada
Jangan ragu untuk menghabisi teman Anda yang terinfeksi karena Anda selalu punya opsi untuk menghidupkan mereka kembali
Seperti namanya, Bleeding tentu saja akan membuat karakter Anda berada dalam kondisi pendarahan tanpa henti. Darah yang menetes ini ternyata menjadi magnet bagi para zombie yang bertindak tak ubahnya pasukan ikan hiu yang kelaparan di lautan dalam. Mereka akan langsung berlari dan menyerang karakter yang mengalami status-effect yang satu ini sebagai sebuah horde yang masif. Bleeding memang membuat kelabakan, namun horror yang sebenarnya justru datang dari Infection. Walaupun para zombie ini terhitung lemah, namun gigitan dan cakaran mereka dapat membuat darah Anda terkontaminasi virus yang sama. Jika Anda tidak menyembuhkan diri dengan penawar yang terbatas di sepanjang permainan, maka Anda akan berubah menjadi zombie dan permainan akan berakhir (mode offline). Hal yang sama juga dapat terjadi untuk anggota tim lain Anda yang digerakkan oleh AI. Kesampingkan semua emosi jika hal ini memang terjadi dan jangan segan untuk menghancurkan mantan tim Anda ini. Mengapa? Karena Anda selalu punya opsi untuk menghidupkan kembali mereka, sehancur apapun kondisi tubuhnya

Jelajahi Sudut Kota Raccoon City yang Memorable!

Ah.. Clocktower!
Jika Anda mengaku penggemar RE dan tidak mengenal tempat ini, Anda tidak pantas disebut sebagai seorang fans Resident Evil
Jika kita membicarakan daya tarik RE: ORC yang paling utama, selain jalinan plot yang didesain untuk melengkapi kekosongan hubungan yang ada pada franchise ini, maka setting yang dihadirkan boleh terbilang sebagai magnet yang super kuat, terutama bagi gamer yang sudah mengenal franchise ini sejak awal kelahirannya. Misi yang harus dijalankan oleh USS Delta Team dari Umbrella ini akan membawa Anda menyusuri setiap sudut kota Raccoon City yang begitu memorable, apalagi bagi Anda yang begitu mencintai Resident Evil 2 dan Resident Evil 3 di masa lampau. Slant Six Games berhasil membangun setiap darinya dengan visualisasi yang tentu saja lebih baik, namun di sisi lain tetap mempertahankan detail yang identik dengannya. Anda tentu saja tidak bisa melewatkan kesempatan untuk menjelajahi setiap sudut kota ini kembali, sembari “bersilahturahmi” dengan para zombie yang haus tembakan di kepala.

Ciptakan Sebuah “Alternate Universe”

Bayangkan sebuah dunia alternatif dimana Resident Evil yang kita kenal, tidak pernah bereksistensi sama sekali
Memang sudah bukan rahasia lagi jika di dalam sebuah cerita yang ditawarkan di film dan video game, sang karakter utama yang selalu berpihak kepada kebaikan akan selalu menang di akhir permainan. Hal yang sama juga berlaku di Resident Evil. Terlepas dari karakter protagonis apapun yang Anda gunakan di franchise ini: Leon Kennedy, Chris Redfield, Claire Redfield, atau Jill Valentine, Anda selalu diposisikan sebagai pihak yang berhasil mencegah konsekuensi yang lebih fatal dari setiap tindakan dan eksperimen Umbrella. Namun sebagai seorang gamer, Anda tentu pernah berkeinginan untuk merasakan hal yang sebaliknya. Resident Evil: Operation Raccoon City menyediakan Anda kesempatan untuk merasakan sebuah alternate universe dimana pada akhirnya, kegelapan menang lewan cahaya, dan kejahatan akhirnya menundukkan kebaikan.

Kesimpulan

RE: ORC memang tidak terlalu istimewa dari sisi gameplay, namun bagi gamer yang sudah mengikuti seri RE sejak awal, ia tetap menjadi sebuah game yang menarik untuk dimainkan
Sebagai sebuah game spin-off dari sebuah franchise yang besar, Resident Evil: Operation Raccoon City memang menyediakan banyak hal yang menarik, terutama para gamer yang mencintai seri-seri awal franchise ini. Tentu saja bukan karena sistem gameplay nya yang kini tidak lagi mengusung survival-horror, tetapi lebih karena beragam elemen yang tampil sebagai “fan-service” untuk memberikan para gamer gambaran yang lebih lengkap tentang plot yang ada lewat sudut pandang yang berbeda. Sementara dari sisi gameplay? Konsep game action yang didasarkan pada tim bukanlah sebuah benda baru di industri game dan Capcom menerapkannya dengan kualitas yang tidak terlalu istimewa, bahkan cenderung buruk. Ia akan tampil istimewa untuk gamer yang pernah memainkan seri-seri Resident Evil sebelumnya.

Jika kita melihat hanya dari sudut gameplay, memosisikan diri sebagai seorang gamer yang untuk pertama kalinya mengenal seri Resident Evil dari game ini, maka ORC justru tampil penuh dengan kekurangan sebagai sebuah game third person shooter. Visualisasi yang ditawarkan memang memanjakan mata, namun mekanisme kontrolnya terasa seperti “neraka”. Sudah bukan rahasia lagi jika melakukan roll sudah menjadi kewajiban untuk sebuah game third person, namun tidak disediakan oleh Capcom. Mekanisme AI nya untuk mode offline juga tidak banyak membantu, lebih banyak memberatkan tanpa kontribusi yang signifikan pada pertempuran. Secara garis besar, mekanisme kontrolnya terhitung buruk dan kaku. Bahkan Anda akan menemukan “dinding tanpa wujud” yang menghalangi gerak lari Anda pada beberapa tempat.

Pada akhirnya? Resident Evil: Operation Raccoon City bukanlah sebuah game third person shooter yang begitu istimewa sehingga harus dimainkan gamer manapun di dunia. Namun bagi Anda yang mengikuti franchise Resident Evil dari awal, ia menjadi sebuah seri spin-off yang sangat pantas dijajal, terutama untuk merasakan sebuah pengalaman baru dari sudut pandang yang berbeda, sekaligus untuk sedikit merasakan nuansa nostalgia. Worth to play!
Review ini tidak mencerminkan pengalaman multiplayer.

Kelebihan

Ada wong?
  • Visualisasi yang menawan
  • Detail setting yang tetap mempertahankan desain original RE 2 dan RE 3
  • Alternatif ending yang menarik
  • Desain karakter yang mumpuni

Kekurangan

Sebuah game third person tetapi tanpa mekanisme roll? Lame..
  • Mekanisme kontrol sebagai game third person shooter yang buruk
  • AI yang tidak adaptif
Cocok untuk gamer: yang familiar dengan franchise Resident Evil
Tidak cocok untuk gamer: yang mencari sebuah game third person shooter berkualitas tinggi dan mengesampingkan plot

sumber : http://jagatplay.com/2012/03/xbox/review-resident-evil-operation-raccoon-city-selamat-tinggal-survival-horror/3/

[spec] Resident Evil - Operation Racoon City

 


Resident Evil Operation Raccoon City System Requirements

Developer: Slant Six Games
Publisher: Capcom
Genre: Action Adventure

Minimum system requirements

Processor: Intel(R) Core(TM)2 Duo 2.4 Ghz or better, AMD Athlon(TM) X2 2.8 Ghz or better
Memory: 2 GB RAM
Graphics: NVIDIA(R) GeForce(R) 8800GTS or better, ATI Radeon(TM) HD 3850 or better

Recommended system requirements

Processor: Intel(R) Core(TM)2 Quad 2.7 Ghz or better, AMD Phenom(TM)II X4 3 Ghz or better
Memory: 4 GB RAM
Graphics: NVIDIA(R) GeForce(R) GTX 560 or better (Under NVIDIA program, not recommending ATI, but the equivalent card would be

Radeon HD 6950)

Senin, 06 Agustus 2012

[gameplay] Ghost Recon - Future Soldier

ingin melihat gameplay dari game ini, silahkan download video di bawah :

GAMEPLAY


[review] Ghost Recon - Future Soldier


 

Nama besar Ghost Recon sebagai salah satu franchise game shooter militer memang tidak perlu diragukan lagi. Namun berbeda dengan sebagian besar game serupa yang lebih mengusung tema arcade, Ghost Recon selalu identik dengan gameplay yang lebih realistis dan taktis. Anda hampir tidak mungkin dapat menyelesaikan misi dengan hanya mengandalkan keberanian, nekat, dan tembakan peluru yang membabi buta. Franchise game yang satu ini selalu menuntut Anda untuk berpikir strategis, menetapkan rencana, membunuh secara efektif, dan menghindari konfrontasi sebisa mungkin. Inilah yang menjadi identitas dari sebuah Ghost Recon.

Menghidupkan kembali sebuah franchise yang sudah lama vakum memang bukan pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu, tidak berlebihan rasanya jika Ubisoft berusaha menghadirkan kejutan dengan menciptakan sebuah konsep baru untuk Ghost Recon. Lewat Future Soldier, Ghost Recon menampilkan banyak hal yang tidak pernah dihadirkan di seri-seri sebelumnya. Gebrakan pertama tentu saja datang gameplay nya yang kini berubah menjadi third person shooter yang lebih berfokus pada penggunaan teknologi secara efektif dan efisien. Namun di sisi lain, ia tetap datang dengan berbagai elemen khas Ghost Recon yang seolah tidak tergantikan. Kesan Pertama yang dihadirkan untuk game yang satu ini sendiri dapat Anda baca melalui preview kami sebelumnya.

Lantas bagaimana dengan performa game ini secara keseluruhan? Mampukah ia menghadirkan sensasi Ghost Recon yang sama walaupun datang sebuah konsep yang baru?

Plot

Anda akan berperan sebagai Kozak - bagian dari tim Hunter berssama dengan "Ghost Leader", "30K", dan "Pepper"
Cerita konflik ini sendiri dimulai ketika Anda memerankan salah satu anggota tim Predator yang akhirnya harus tewas selama bertugas di Nikaragua karena ledakan bom yang masif. Amerika Serikat tentu saja tidak tinggal diam menerima serangan seperti ini. Mereka langsung membentuk sebuah tim reaktif dengan “Hunter” yang beranggotakan anggota-anggota khusus dengan nama sandi “Ghost Leader”, “Pepper”, “30K”, dan karakter yang Anda gunakan – “Kozak”. Tujuan utamanya? 

Mencari pihak yang bertanggung jawab atas peledakan bom ini serta memutus jalur distribusi senjata ilegal yang berkembang di belakangnya. Hunter sendiri memang didesain sebuah unit khusus yang tidak hanya dilatih secara militer, tetapi juga dibekali dengan berbagai perlengkapan militer tercanggih Amerika Serikat. Proses investigasi ini ternyata membawa Hunter ke dalam konspirasi yang jauh lebih dalam.

Investigasi yang dilakukan oleh tim Hunter membawa mereka menyusuri jaringan perdagangan senjata di seluruh dunia, dari daerah konflik Zambia di Afrika, Nigeria, Pakistan, Norwegia, hingga menuju ke satu titik: sebuah kelompok ekstrimis yang menamakan dirinya sebagai Raven’s Rock yang berbasis di Rusia. Namun Raven’s Rock bukanlah sekedar sebuah kelompok teroris biasa yang hanya sekedar mengangkat senjata dan berperang demi idealisme yang “absurd”. Organisasi ini sudah menyusup ke dalam strutktur birokrasi pemerintahan Russia dan memiliki akses ke berbagai informasi dan teknologi resmi militer Rusia. Tim Hunter menemui tantangan yang super-berat.
 
 
Raven's Rock bukan sekedar militan "serabutan". Mereka juga dipersenjatai dengan senjata-senjata berat dan canggih
Dengan kekuatan yang semakin besar dan logistik yang lengkap, Raven’s Rock akhirnya meluncurkan kudeta melawan Russia dan menjatuhkan pemerintahan resmi mereka. Tidak ayal lagi, misi Hunter kini jauh lebih kompleks dibandingkan misi awal mereka. Ini bukan lagi sekedar mencari sebuah kelompok bersenjata tanpa nama, namun sebuah misi untuk menjatuhkan sebuah negara yang direbut dengan kekuatan militer yang tidak resmi. Mampukah Hunter mampu menjatuhkan Raven’s Rock? Mampukah Russia diselamatkan dari kudeta militer kali ini? Anda harus memainkan game ini  untuk menemukan jawabannya.

Semi-Arcade, Semi-Tactical

Sebagai salah satu identitas utama yang sudah lama melekat, Ubisoft tampaknya tidak bodoh untuk menghilangkan elemen taktis dari seri Ghost Recon ini begitu saja, walaupun ia kini hadir dengan sudut pandang third person shooter. Di sisi lain, ia mendatangkan mekanisme gameplay dengan ciri khas genre dan mengeksekusinya dengan gaya yang hampir sama dengan game-game third person lainnya. Tidak hanya sekedar menembak membabi-buta, Anda juga dapat melakukan cover untuk menghindari serangan dari musuh yang Anda temui. Dan seperti ciri khas Ghost Recon selama ini, hanya dibutuhkan beberapa peluru tepat sasaran untuk membuat Anda jatuh kritis. Menembak, berlindung, dan kesempatan untuk memulihkan diri dan hidup kembali menjadi bagian gameplay yang menghasilkan kesan arcade yang kentara untuk Future Soldier. Selebihnya? Anda akan disuguhkan dengan sisi permainan yang taktis.

Ghost Recon: Future Soldier tetap menghadirkan gameplay taktis yang menjadi ciri khas Ghost Recon selama ini. Walaupun Anda berperan sebagai Kozak, namun ketiga anggota lain yang berada di dalam tim hunter: Ghost Leader, Pepper, dan 30K akan berperan sangat aktif, walaupun dikendalikan oleh AI sekalipun. Oleh karena itu, Anda akan menghadapi kesan team-based gameplay yang kental dengannya. Hampir mustahil untuk menyelesaikan setiap misi yang ada dengan hanya mengandalkan diri Anda sendiri. Untungnya, Ubisoft juga menyertakan fitur yang memungkinkan Anda untuk menentukan target tembakan tiga anggota tim yang lain yang disebut dengan Sync-Shot. Dengan menggunakan fungsi ini, Anda dapat membunuh empat musuh dalam satu area dalam satu waktu yang sama. Dengan begini, Anda dapat mengendalikan jalannya pertempuran, sekaligus tetap berada dalam kondisi stealth untuk mendapatkan keuntugan tertentu. Di sinilah peran taktis mengambil alih.

Add captioDengan Sync-Shot, Anda dapat memerintahkan anggota tim yang lain untuk mengeksekusi target yang Anda inginkan. Dengannya, Anda dapat mempertahankan kondisi gameplay stealth walaupun harus berhadapan dengan militan dalam kelompok.n

Selain mengandalkan senjata dengan suppressor, Anda juga dapat menggunakan stealth takedown untuk mengeliminasi ancaman dalam jarak dekat secara diam-diam.

Walapun Anda tidak dipaksa untuk menyelesaikan setiap misi yang ada dalam kondisi stealth, namun nama “GHOST” di dalam Ghost Recon sendiri sebenarnya sudah cukup menjelaskan kondisi terbaik untuk menyelesaikan setiap misi di dalam game ini. Daripada sekedar datang menembak secara membabi-buta, infiltrasi secara diam-diam ke dalam markas musuh dan mengeliminasi target utama tanpa menarik perhatian sama sekali akan memberikan keuntungan tersendiri. Ini akan membuat perjalanan Anda jauh lebih mudah dan tidak beresiko. Anda sendiri dapat menjaga kondisi stealth ini dengan menggunakan dua media utama: senjata dengan suppressor dan membunuh mereka satu per satu dengan stealth takedown. Namun jika Anda termasuk gamer yang tidak suka dengan sistem permainan seperti ini? Anda selalu punya kebebasan untuk berperang secara terbuka. Namun beberapa misi memang menuntut Anda untuk menyelesaikan misi dalam kondisi stealth.

Jangan khawatir Anda akan menghadapi kesulitan dengan menjaga kondisi agar tetap Stealth di Ghost Recon: Future Soldier ini. Mengapa? Karena seperti yang sudah kami sampaikan di awal artikel, Hunter adalah kelompok pasukan elite yang tidak hanya mengandalkan kemampuan taktis militer mereka, tetapi juga teknologi militer masa depan yang luar biasa. Salah satu teknologi yang akan menemani Anda sepanjang perjalanan? Anda akan mendapatkan vest yang memungkinkan Anda untuk tersembunyi dan tidak terlihat selama Anda tidak melakukan pergerakan secara signifikan. Selama Anda berjalan lambat dan tidak berada dalam sudut pandang musuh yang jelas, maka infiltrasi Anda dapat dipastikan dengan sukses. Tidak hanya sekedar vest kamuflase ini, Hunter juga akan dibekali dengan beragam senjata dan peripheral lainnya yang saat ini mungkin masih menjadi visi teknologi militer yang belum berhasil diimplementasikan. Sebut saja drone, robot, hingga peluru pintar. Kita akan membahasnya lebih lanjut teknologi-teknologi ini dan pengaruhnya pada gameplay di segmen review selanjutnya.

Hunter akan dilengkapi dengan vest kamuflase yang akan otomatis aktif ketika mereka berjalan pelan atau diam.

Peluru pintar yang satu ini akan mengejar target yang sudah terkunci di dalam crosshair. Wow!

Dengan menggabungkan dua kutub gameplay yang cukup berbeda ini, Ghost Recon: Future Soldier berhasil menghadirkan sebuah pengalaman military shooter yang terhitung kompleks, tetapi juga luar biasa. Walaupun datang dengan kesan arcade yang terlihat cukup jelas, Ghost Recon masih tetap dapat menetapkan arah yang jelas untuk mempertahankan identitasnya sebagai sebuah game tactical shooter. Gameplay yang berbasis pada team-based shooter, AI yang responsif dan adaptif, fokus gameplay yang lebih baik dimainkan secara stealth, dan kebutuhan untuk mengatur strategi sebelum terlibat dalam pertempuran mendefinisikan Ghost Recon: Future Soldier.

Modifikasi Senjata Hingga Bagian Terkecil!

Anda bisa mengganti setiap part senjata yang ada hingga bagian detail yang terkecil
Ghost Recon: Future Soldier mungkin akan menjadi game yang menarik lebih banyak massa, tidak hanya sekedar gamer yang mencintai game-game shooter militer, tetapi juga komunitas-komunitas yang menggilai senjata-senjata yang digunakan oleh pasukan militer di dunia nyata. Mengapa? Karena Ghost Recon: Future Soldier menghadirkan details senjata yang terhitung jempolan. Anda tidak hanya sekedar bebas memilih senjata yang ingin Anda gunakan untuk setiap misinya, Anda juga memiliki kesempatan untuk memodifikasinya hingga ke detail-detail terkecil. Tentu saja setiap modifikasi ini akan menghasilkan efek-efek tertentu pada aspek senjata yang Anda gunakan.

Hadir dalam interface yang mudah dimengerti secara visual, Anda akan disuguhkan sebuah senjata yang terpecah dalam beberapa bagian kecil dimana setiap darinya dapat Anda ganti dengan bagian yang lain. Hebatnya lagi, Anda juga memiliki berbagai alternatif bagian yang diganti sesuai dengan desain senjata yang Anda inginkan. Berfokus pada firepower? Mementingkan jarak tembak? Atau lebih efektif dengan akurasi tembakan yang lebih baik? Anda tentukan sendiri! Bagian baru untuk modifikasi setiap senjata ini akan terbuka seiring dengan progress Anda dalam permainan. Modifikasi senjata memang menjadi salah satu fitur utama dari Ghost Recon: Future Soldier.

Teknologi Membuat Semuanya Jauh Lebih Mudah!

Kehadiran teknologi militer super canggih memang harus diakui membuat permainan Ghost Recon: Future Soldier lebih mudah. Penggunaan vest camouflage yang aktif ketika Anda sedang bersembunyi atau bergerak pelan otomatis memperbesar probabilitas kesuksesan Anda untuk menyelesaikan sebuah misi dengan gaya stealth. Teknologi seperti peluru pintar yang otomatis akan mengejar target yang terkunci di dalam crosshair akan membuat misi infiltrasi ke markas musuh menjadi jauh lebih mudah. Namun di atas semua teknologi ini, Drones portable lah yang akan menjadi senjata utama Anda untuk menakhlukkan setiap musuh dan rintangan di Ghost Recon: Futures Soldier ini.

Magnetic field akan memungkinkan Anda untuk melihat tembus benda padat dan menentukan posisi musuh. Walaupun sudah terlihat luar biasa, Anda akan menemukan teknologi yang lebih mumpuni: Drone
Drones tidak hanya akan membantu Anda menentukan lokasi musuh. Anda juga dapat mengunci target untuk kemudian dieksekusi dengan Sync-Shot. Intinya? Anda dapat membunuh sebagian besar musuh dengan hanya mengandalkan mesin yang satu ini.
Boleh dikatakan, Drones memainkan peranan yang paling penting di dalam keseluruhan permainan ini, bahkan memiliki porsi yang lebih signifikan dibandingkan senjata Anda sendiri. Tidak hanya sekedar untuk memantau posisi musuh dari angkasa dan mendapatkan gambaran terrain yang lebih sempurna, Drones juga memungkinkan Anda untuk “mengunci” musuh yang Anda temui untuk kemudian dieksekusi dengan Sync-Shot oleh ketiga anggota tim yang lain. Dengan kehadiran teknologi ini, Anda bahkan tidak perlu repot-repot mengangkat senjata dan ikut berperang. Kendalikan saja Drone Anda, tentukan target, kunci mereka untuk Sync-shot, dan biarkan anggota tim lain yang mengerjakan tugas selanjutnya. Anda dapat menyelesaikan game ini sembari minum teh di barisan terbelakang. No kidding..

Kesimpulan

Ghost Recon: Future Soldier menghadirkan sensasi epicness yang semakin sulit ditemukan di dalam game third person shooter saat ini.
Dua jempol tampaknya cukup untuk menggambarkan kesuksesan Ubisoft untuk meramu Ghost Recon: Future Soldier. Walaupun ia datang sebagai sebuah game third person shooter dengan beragam elemen yang berbeda dengan seri-seri sebelumnya, Anda akan tetap merasakan sensasi Ghost Recon yang begitu familiar di dalamnya. Di sisi yang satu, Future Soldier menghadirkan mekanisme gameplay ala arcade yang sederhana, sementara di sisi lain, ia tetap menuntut Anda untuk berpikir kreatif, strategis, dan taktis dengan cita rasa tactical shooter yang kental. Seperti namanya – “Ghost”, stealth tetap menjadi elemen permainan terpenting yang diusung, walaupun Anda memiliki kebebasan untuk berperang secara terbuka jika Anda inginkan. Kemampuan untuk mengarahkan anggota tim lain (yang dikendalikan AI) juga menjadi fitur yang pantas untuk diacungi jempol. Keunggulan yang lain? Tentu saja modifikasi senjata super-detail yang akan membuat para gamer pencinta shooter militer terkesima dan jatuh cinta.

Dari segi setting dan visualisasi, Ghost Recon: Future Solider juga mampu tampil memesona. Setiap negara yang “disinggahi” oleh Hunter ditampilkan dengan detail dan atmosfer yang tepat. Pertempuran di padang gurun Zambia hingga dalam kota di Russia menghadirkan sensasi epicness yang unik dan tantangan tersendiri. Lantas apa kelemahan yang dirasakan dari Future Soldier ini? Ia hampir tampil sebagai sebuah seri game yang tidak bercela, kecuali dari sisi penerapan teknologi militer yang membuat semua misi menjadi jauh lebih mudah. Kehadiran Drones yang dapat dikombinasikan dengan Sync-Shot akan menjadi jawaban dari semua tantangan yang dihadirkan di dalam Future Soldier. Anda bahkan dapat menyelesaikan misi tanpa perlu mengangkat senjata sama sekali. Beberapa bug dan glitch, serta kesulitan untuk melakukan cover di beberapa tempat juga menjadi kekurangan yang pantas untuk dicatat.

Sebagai sebuah game third person shooter, Ghost Recon: Future Soldier tampil sebagai sebuah seri yang “menyegarkan”. Gameplay yang berfokus pada team-based dan taktis adalah sesuatu yang semakin sulit untuk ditemukan di industri game. Selain itu, ia juga datang dengan visualisasi, setting, dan atmosfer yang terbangun dengan baik selain berbagai adegan sinematik yang membuat pengalaman ini lebih maksimal. Ghost Recon: Future Soldier adalah game yang wajib untuk dimainkan!

Kelebihan

Setting pertempuran yang dihadirkan patut diacungi jempol. Setiap detail yang ada memperkuat atmosfer unik dari setiap misi.
  • Setting pertempuran yang epik
  • Visualisasi yang mumpuni
  • Kemampuan untuk menentukan target anggota tim AI lewat Sync-shot
  • Kustomisasi senjata yang mendetail
  • Gameplay yang tetap berfokus pada stealth
  • Anda tetap dituntut untuk berpikir taktis

Kekurangan

Wow! Magic!
  • Kehadiran Drones membuat semuanya terlalu mudah
  • Terdapat beberapa bug dan glitch yang cukup mengganggu
Cocok untuk gamer: pencinta game third person shooter.
Tidak cocok untuk gamer: yang membutuhkan game shooter dengan gaya arcade murni

______________________________________________________________________________

sumber : http://jagatplay.com/2012/06/xbox/review-ghost-recon-future-soldier-semi-arcade-semi-tactical/

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys